Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Dua WNI kabur, Abu Sayyaf ancam penggal kepala satu sandera
Dua WNI kabur, Abu Sayyaf ancam penggal kepala satu sandera
Muhammad Sofyan, satu dari tujuh sandera Abu Sayyaf yang berhasil melarikan diri
Militer Filipina kembali menemukan warga negara Indonesia (WNI) kedua yang berhasil melarikan diri dari kelompok militan Abu Sayyaf, Kamis (18/8/2016). Ismail (22), terdampar di kota Luuk, Pulau Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, beberapa jam setelah Muhammad Sofyan (28), sandera pertama yang juga berhasil kabur, ditemukan.

Ismail kini berada di Kepolisian Sulu untuk pemeriksaan kesehatan dan akan kembali ke Tanah Air dalam waktu dekat. Ismail dan Sofyan adalah dua dari 13 kru kapal tunda Charles 001 yang dibajak di perairan Tawi-Tawi, Filipina, dan kemudian disandera sejak Juni kemarin.

Namun, enam sandera lainnya sudah dibebaskan terlebih dahulu oleh Abu Sayyaf. Bersama dengan Ismail dan Sofyan, ada lima WNI lainnya yang masih menjadi sandera Abu Sayyaf. Mereka adalah Kapten Sofyan Feri Arifin, Muhammad Mahbrur Dahri, Edy Suryono, Robin Piter, dan Muhammad Nasir.

Juru bicara militer Filipina regional Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan, dalam Inquirer.net mengatakan pihaknya telah menurunkan pasukan untuk menyisir wilayah sekitar Pulau Julu untuk mencari kemungkinan adanya sandera lainnya yang berhasil kabur.

Filemon mengatakan penculik ketujuh ABK kapal Charles bukanlah kelompok Abu Sayyaf, melainkan oleh kelompok yang pro kepada mereka, Muktadil Brothers, yang berbasis di Tawi-Tawi, Filipina Selatan.

Kelompok tersebut memiliki tugas khusus dalam rangkaian penyanderaan. "Tugas mereka menculik kru kapal dan mengirim korban sandera kepada kelompok Abu Sayyaf," kata Tan.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Davao langsung bergegas menuju Zamoanga City untuk menangani proses selanjutnya dan memastikan kondisi sandera yang kabur itu.

Disebutkan pula oleh Lalu, empat hari sebelumnya Menlu Retno Marsudi sudah berkomunikasi dengan Menlu Filipina, meminta dilakukannya gencatan senjata demi keselamatan sandera.

"Kami memproleh info bahwa sejak dua hari lalu gencatan senjata itu telah berlangsung," kata Lalu seperti yang dikutip dari BBC Indonesia.

Kelompok Abu Sayyaf sebelumnya meminta uang tebusan sebesar Rp60 miliar untuk pembebasan para sandera dengan tenggat waktu pada 15 Agustus kemarin. Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi menyebut upaya pembebasan para WNI ini berhadapan dengan situasi sulit, sehubungan dengan pertempuran yang pecah di lapangan.

Satu sandera akan dipenggal

Menyusul laporan sandera asal Indonesia yang berhasil melarikan diri, kelompok Abu Sayyaf mengeluarkan ancaman akan memenggal kepala seorang pemuda Filipina.

Pemuda yang diketahui bernama Patrick James Almodovar ini diancam akan dihabisi nyawanya pada 24 Agustus pekan depan jika tuntutan uang tebusan tidak dibayarkan oleh pemerintah Filipina.

Dalam video yang dirilis Abu Sayyaf, Almodovar meminta pemerintah Filipina untuk menyelamatkan hidupnya dan membayar uang tebusan.

Berbicara dalam dialeg Tausug, ia memohon pada Gubernur Totoh Tan dan Wali kota Jolo Kerkar Tan untuk membayar kepada Abu Sayyaf.

"Saya Patrick James Almodovar. Saya seorang Katolik, Gubernur Totoh Tan dan Wali kota Kerkar Tan dan kerabat saya, saya minta bantuan Anda untuk membebaskan saya dari penculik saya dan meminta satu juta peso dan jika mereka tak mendapat apa yang mereka tuntut, mereka akan memenggal kepala saya tepat pada pukul dua siang," kata Almodovar dalam video berdurasi dua menit yang ditayangkan dalam Manila Times.

Belum ada komentar dari polisi maupun militer Filipina terkait hal ini.

Ketegasan pemerintah Filipina, dalam hal ini adalah Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, dalam menumpas kelompok yang mengaku berbaiat kepada kelompok militan asal Suriah, ISIS, dinantikan tak hanya oleh Filipina, melainkan Indonesia juga.

Sejak Duterte dilantik, ia tidak pernah gamang dalam hal penegakan hukum. Bahkan, Duterte mengaku siap menghadapi langsung Abu Sayyaf.

Duterte memerintahkan kepada tiga matra di tubuh Angkatan Bersenjata Filipina, yakni AD, AL, dan AU, untuk menumpas habis kelompok militan Abu Sayyaf. Menurutnya, kawasan selatan yang mayoritas dihuni warga Muslim Filipina terancam dipengaruhi oleh paham ISIS apabila langkah tegas tidak cepat dilakukan.

"Hancurkan mereka. Itu adalah perintah!" tegas Duterte dalam pidatonya di Pangkalan Militer Zamboanga, Mindanao, Filipina Selatan, 11 Agustus 2016.
Dua WNI kabur, Abu Sayyaf ancam penggal kepala satu sandera


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...a-satu-sandera

---

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.9K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan