KRIMINALITAS.COM, Jakarta – Kericuhan sempat terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 017, Petamburan IV, Jakarta Pusat yang menjadi lokasi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyalurkan hak suaranya, Rabu (19/4/2017).

Kericuhan itu bermula ketika seorang warga bernama Berliana Sitorus yang namanya terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) ingin menggunakan hak suaranya di TPS itu. Namun, lantaran Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik Berliana belum berupa e-KTP maka saksi dari pihak Anies-Sandi meragukan keabsahan identitas Berliana tersebut.

Suasana pun memanas ketika warga RW 04 Petamburan yang berada di TPS ikut melakukan protes. Mereka menuding bahwa Berliana adalah warga bayaran yang disuruh untuk mencoblos salah satu pasangan calon.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Wiwin mengatakan bahwa Berliana tetap bolek menggunakan hak pilihnya lantaran namanya telah terdaftar di DPT.

“Kalau nama sudah ada di DPT maka dia berhak menggunakan hak suaranya,” kata Wiwin mencoba menjelaskan.

Namun, usaha Wiwin untuk menjelaskan dan menengahi duduk persoalan ini malah tak berhasil. Untuk menghindari kericuhan semakin membesar, Wiwin dan Berliana terpaksa diamankan untuk meninggalkan TPS.

Setelah itu, warga pun kembali kondusif. Meskipun puluhan warga tetap bersiaga di sekitar TPS.

Sebelumnya, Rizieq sempat mencoblos di TPS tersebut. Ia datang bersama keluarga dengan pengawalanan ketat dari anggota Laskar Pembela Islam (LPI).

Usai menyoblos, Rizieq langsung keluar meninggalkan TPS sambil melambaikan tangan tiga jari kepada awak media.

“Insya Allah nomor 3 menang,” ujar Rizieq usai mencoblos.

Pentolan FPI ini berharap Pilkada Jakarta dapat berlangsung lancar dan aman. Rizieq menegaskan apabila Pilkada ini dilakukan dengan kecurangan maka akan menimbulkan masalah baru di Jakarta.

“Kalau digelar tanpa kejujuran dan tanpa keadilan, bahkan dengan kecurangan yang nyata itu bisa menjadi pencetus daripada persoalan,” tutup Rizieq.