- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
☆Mubazir, Tegakkan Syariat Islam di Jakarta


TS
kodok.nongkrng2
☆Mubazir, Tegakkan Syariat Islam di Jakarta
Quote:
Senin, 17 April 2017 17:45 WIB Penulis:

MI/RAMDANI
SEMANGAT untuk menegakkan syariat Islam di Jakarta sebagai sesuatu yang mubazir atau sia-sia. Terlebih bagi sejumlah ormas yang memanfaatkan momentum pilkada dengan mengusung isu Jakarta Bersyariah.
Intelektual muslim Mohammad Monib menjelaskan banyak alasan rasional betapa mubazirnya bicara Jakarta Bersyariah. ''Dalam bahasa Nabi Muhammad saw 'da' ma yuribuka ila ma la yuribuka', tinggalkan hal-hal yang meragukan kepada hal-hal yang penuh kepastian,'' katanya di Jakarta, Senin (17/4).
Bagi Monib, apa yang diinginkan oleh sejumlah ormas dengan mengusung hal tersebut hanyalah kesia-siaan saja. Mantan pengajar di Universitas Paramadina ini menjelaskan pada masa Rasul, Madinah itu 'negara sekuler' dalam arti beliau mengelolanya secara rasional, ramah kebinekaan, disatukan berdasarkan komitmen sosial dan kebangsaan demografi Muslim, Yahudi dan Paganistik.
Menurut Monib, syariat itu proses dan esensi keislaman yaitu menegakkan keadilan, keamanan, kesejahteraan, kebersamaan ketenteraman, keharmonisan dan non-diskriminatif.
Syariah, masih menurut Monib, juga tidak ada warga negara kelas dua. ''Semua warga setara dalam hukum keadaban dan beradab.''
Monib menyebut pengusung Jakarta Bersyariah itu memakai kacamata kuda. “Tolong sebutkan mana negara bersyariah yang kreatif-inovatif teknologi dan ipteknya maju? Afghanistan, Pakistan, Arab Saudi? Tolong tengok kondisi keamanan dan ketenteraman di negara itu. Jauh masih kalah dalam semua bidang dari negara-negara sekuler,” tambahnya.
“Mengusung Jakarta Bersyariah itu kemunduran nalar dan tidak realistis melihat peradaban modern. Jangan jadikan Jakarta model Kabul dan Karachi. Mengerikan dan memalukan,” tegas Monib. (OL-4)
http://mediaindonesia.com/news/read/101092/mubazir-tegakkan-syariat-islam-di-jakarta/2017-04-17

MI/RAMDANI
SEMANGAT untuk menegakkan syariat Islam di Jakarta sebagai sesuatu yang mubazir atau sia-sia. Terlebih bagi sejumlah ormas yang memanfaatkan momentum pilkada dengan mengusung isu Jakarta Bersyariah.
Intelektual muslim Mohammad Monib menjelaskan banyak alasan rasional betapa mubazirnya bicara Jakarta Bersyariah. ''Dalam bahasa Nabi Muhammad saw 'da' ma yuribuka ila ma la yuribuka', tinggalkan hal-hal yang meragukan kepada hal-hal yang penuh kepastian,'' katanya di Jakarta, Senin (17/4).
Bagi Monib, apa yang diinginkan oleh sejumlah ormas dengan mengusung hal tersebut hanyalah kesia-siaan saja. Mantan pengajar di Universitas Paramadina ini menjelaskan pada masa Rasul, Madinah itu 'negara sekuler' dalam arti beliau mengelolanya secara rasional, ramah kebinekaan, disatukan berdasarkan komitmen sosial dan kebangsaan demografi Muslim, Yahudi dan Paganistik.
Menurut Monib, syariat itu proses dan esensi keislaman yaitu menegakkan keadilan, keamanan, kesejahteraan, kebersamaan ketenteraman, keharmonisan dan non-diskriminatif.
Syariah, masih menurut Monib, juga tidak ada warga negara kelas dua. ''Semua warga setara dalam hukum keadaban dan beradab.''
Monib menyebut pengusung Jakarta Bersyariah itu memakai kacamata kuda. “Tolong sebutkan mana negara bersyariah yang kreatif-inovatif teknologi dan ipteknya maju? Afghanistan, Pakistan, Arab Saudi? Tolong tengok kondisi keamanan dan ketenteraman di negara itu. Jauh masih kalah dalam semua bidang dari negara-negara sekuler,” tambahnya.
“Mengusung Jakarta Bersyariah itu kemunduran nalar dan tidak realistis melihat peradaban modern. Jangan jadikan Jakarta model Kabul dan Karachi. Mengerikan dan memalukan,” tegas Monib. (OL-4)
http://mediaindonesia.com/news/read/101092/mubazir-tegakkan-syariat-islam-di-jakarta/2017-04-17
Noh otak syariah

0
1.6K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan