- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sampah Menghilang dari Sungai di Jakarta


TS
micin.batangan
Sampah Menghilang dari Sungai di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Dulu, sampah hanyut di sungai identik dengan wajah Jakarta. Kini, sampah mulai surut, bahkan anak-anak bisa berenang di sungai Ibu Kota.
Wajah sungai Jakarta setahun terakhir memang mulai berubah. Tak ada lagi sampah plastik, kayu, hingga kasur yang biasanya menumpuk. Seperti di Kali Sunter, tepi Waduk Pluit, Pintu Air Manggarai, Kali Besar, Sungai Ciliwung, dan Kanal Banjir Barat, yang kini telah bersih dari sampah.
Kepala Dinas Kebersihan, Isnawa Adji, menuturkan 13 sungai di Jakarta dulunya menampung 300 ton sampah setiap hari. Jumlah sampah di sungai bisa meningkat hingga 1.000 ton saat musim hujan datang.
Sampah di sungai Jakarta itu tidak hilang dengan sendirinya ataupun disulap dengan magis. Untuk membersihkannya, Dinas Kebersihan Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memiliki 4 ribu pekerja harian lepas atau Pasukan Oranye yang bertugas. "Sampah yang ada di sungai kami ambil terus," ujar Isnawa kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Namun, Pemprov DKI mengalami kekurangan lahan untuk penampungan sampah warga. Menurut dia, warga memang enggan menjual lahan untuk dijadikan tempat sampah kepada pemerintah. Warga beralasan penyediaan tempat sampah akan membuat lingkungan di sekitar mereka menjadi kumuh dan bau.

Sejumlah anak berumur belasan tahun riang gembira mandi di sungai Ciliwung, Jakarta, Rabu (16/11). Air di Sungai Ciliwung yang mulai bersih menjadi daya tarik anak-anak ini untuk mandi di sana. (Liputan6.com/Gempur M Surya)
Untuk mengatasinya, Pemerintah DKI menggalakkan bank sampah. Di bank sampah, barang-barang tak terpakai dipilah berdasarkan jenis sampah lalu dikonversi menjadi tabungan uang. Sayangnya, belum semua warga memahami manfaat bank sampah ini sehingga warga tetap membuang sampah ke sungai.
Meski sudah membendung sampah agar tak mengalir jauh, Isnawa membenarkan masih ada kawasan muara dan pesisir yang kotor oleh timbunan sampah. Sampah-sampah ini bisa berasal dari warga di sekitar muara atau sampah lama yang terbawa gelombang ke pinggir pantai. Penyelesaian permasalahan sampah di Teluk Jakarta ini merupakan program pemerintah pusat dan DKI. Dia berharap dalam waktu dekat mulai ada kegiatan pembersihan di kawasan ini.
Aliran Sampah
Tim Liputan6.com menelusuri aliran sampah yang dibuang warga Pegangsaan ke Kali Ciliwung. Sampah yang mengalir dari Pegangsaan tersebut bergerak menuju kawasan Senen. Di Senen, para petugas kebersihan berjaga menggunakan batang-batang bambu yang disambung dan dibentangkan di permukaan air. Sekat di permukaan air itu membuat sampah warga Pegangsaan berhenti di Senen. Setiap hari, petugas memungut sampah yang tersangkut sekat lalu dikumpulkan ke tepian sungai.

Petugas UPK Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengangkat sampah dari badan Kali Ciliwung Kwitang, Jakarta, Senin (10/10). Setiap harinya sekitar 90-220 ton sampah diangkat dari badan air. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Selain sekat, saringan besi digunakan untuk menghambat sampah di pintu-pintu air. Di seluruh Jakarta, terdapat 25 saringan. Prinsip kerja saringan ini adalah menghambat aliran sampah ukuran besar di pintu air.
Karena terbuat dari besi, saringan seperti ini bisa menahan beban besar seperti batang bambu, balok kayu, mebel. Ada pun sampah plastik dan kain tetap bisa ditahan saringan ini. Kelebihan lainnya, saringan ini dilengkapi garpu hidrolik yang mengangkat tumpukan sampah ke atas pintu air. Sebuah conveyor belt menghantarkan sampah ke pinggir sungai.

Alat berat dioperasikan petugas dari Dinas Kebersihan DKI untuk membersihkan sampah di kali yang berada di kawasan Cengkareng, Jakarta, Kamis (11/2). Kegiatan ini sebagai upaya Pemkot Jakarta Barat mengatasi banjir. (Liputan6.com/Faisal R Syam)
Kepala Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan Jakarta Junjungan Sihombing mengatakan, kendaraan pengangkut sampah mengunjungi titik-titik pengumpulan sampah di pinggir kali setiap pagi. Selanjutnya sampah yang dikumpulkan dikirim ke emplacement untuk dikeringkan.
Sebuah truk mini dengan kapasitas angkut 7 ton mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Selanjutnya, sampah sungai dikirimkan ke tempat penampungan sementara atau emplacement.
Di Jakarta, terdapat dua tempat penampungan sampah sungai seperti ini yaitu di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Pluit. "Sampah dikeringkan di emplacement sebelum dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang," katanya.
Sampah di emplacement kemudian dimuat ke truk sampah berkapasitas 10 ton. Truk-truk ini memuat sampah air dari siang hingga sore hari.
Sampah biasanya sampai di Bantargebang setelah menempuh perjalanan selama 2-3 jam. Namun, truk harus mengantre selama 6 hingga 10 jam untuk sampai ke dalam Bantargebang.
Sopir truk selalu tidur di dalam kendaraannya demi mengantarkan sampah sungai warga Jakarta. "Paginya harus kembali lagi ke emplacement," ujar Sijunjung.
http://m.liputan6.com/news/read/2923...adline_click_2
bagus deh kalo sungai udah lebih rapih dan bersih.
Diubah oleh micin.batangan 17-04-2017 17:37
0
2.9K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan