- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
9 Quote Novel Yang Mampu Menyentuh Nurani Agan dan Sista!


TS
lampudjalan
9 Quote Novel Yang Mampu Menyentuh Nurani Agan dan Sista!




Novel selalu mampu menjadi media baca terbaik (selain komik pastinya ya gan
) yang banyak disukai orang lain. Jika novel punya cerita yang bagus dan alur yang mantap, pastinya pembaca tidak akan bosan untuk membacanya berulang-ulang. Nah, tidak jarang nih gan sis, quote atau potongan kata-kata yang indah dari novel mampu menginspirasi pembacanya.
Melalui kata indah atau quote tersebut, novel mampu membuat pembaca mengikuti alur cerita novel tersebut. Novel juga mampu menjadi gambaran hidup pembacanya dan beberapa akan dikutip menjadi sumber inspirasi bagi hidup pembacanya

Melalui kata indah atau quote tersebut, novel mampu membuat pembaca mengikuti alur cerita novel tersebut. Novel juga mampu menjadi gambaran hidup pembacanya dan beberapa akan dikutip menjadi sumber inspirasi bagi hidup pembacanya

Quote:
Berikut beberapa quote terbaik yang dikutip dari dalam novel
:

Quote:
1. Seribu Wajah Ayah: Rindu
"Karena cintanya adalah pancaran cahaya, tak ‘kan berhenti hanya karena kau menutup jendela."
— Seribu Wajah Ayah, Azhar Nurun Ala

Malam itu, kau dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kau dipaksa untuk berkejar-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan-potongan masa lalu. Ada sesal di sana, tentang ketulusan yang kau campakkan. Tentang rindu yang dibawa pergi. Tentang budi yang tak sempat, dan memang tak akan pernah terbalas.
"Karena cintanya adalah pancaran cahaya, tak ‘kan berhenti hanya karena kau menutup jendela."
— Seribu Wajah Ayah, Azhar Nurun Ala
Spoiler for :

Malam itu, kau dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kau dipaksa untuk berkejar-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan-potongan masa lalu. Ada sesal di sana, tentang ketulusan yang kau campakkan. Tentang rindu yang dibawa pergi. Tentang budi yang tak sempat, dan memang tak akan pernah terbalas.
Quote:
2. Cinta Adalah Perlawanan: Ketidakpastian
"Ketidakpastian telah menjadi semacam kekhawatiran abadi yang membuat manusia begitu ketakutan, seolah tak punya tempat perlindungan. Ketidakpastian memang mencemaskan, tapi kepastian itu menjemukan"
— Cinta Adalah Perlawanan, Azhar Nurun Ala

Kini kau di sini, hidup berdampingan dengan manusia yang penuh dengan ketidakpastian. Kupikir kau akan membenciku, tapi hangat dan tulusnya senyummu berkata lain. Ia mengungkap satu pemahaman baru yang lahir dari cinta dan pengalaman. Ia seperti bicara.
"Ketidakpastian telah menjadi semacam kekhawatiran abadi yang membuat manusia begitu ketakutan, seolah tak punya tempat perlindungan. Ketidakpastian memang mencemaskan, tapi kepastian itu menjemukan"
— Cinta Adalah Perlawanan, Azhar Nurun Ala
Spoiler for :

Kini kau di sini, hidup berdampingan dengan manusia yang penuh dengan ketidakpastian. Kupikir kau akan membenciku, tapi hangat dan tulusnya senyummu berkata lain. Ia mengungkap satu pemahaman baru yang lahir dari cinta dan pengalaman. Ia seperti bicara.
Quote:
3. Ja(t)uh: Sempurna
"Haruskah semua begitu sempurna? Sementara apa yang kucinta darimu adalah ketidaksempurnaanmu."
— Ja(t)uh, Azhar Nurun Ala

Tidakkah mestinya segalanya sederhana saja: sesederhana dirimu, sesederhana cinta itu sendiri. Karena bahkan senyum yang kau hadirkan setiap hari sudah terlalu mewah untuk diperbandingkan dengan segala yang ada di bumi—yang bisa maupun yang tak bisa kita beli. Karena bahkan tatapan yang kau hadirkan lebih meneduhkan dari rumah mewah tipe apapun—dengan harga semahal apapun.
Jadi, haruskah semua begitu sempurna?
"Haruskah semua begitu sempurna? Sementara apa yang kucinta darimu adalah ketidaksempurnaanmu."
— Ja(t)uh, Azhar Nurun Ala
Spoiler for :

Tidakkah mestinya segalanya sederhana saja: sesederhana dirimu, sesederhana cinta itu sendiri. Karena bahkan senyum yang kau hadirkan setiap hari sudah terlalu mewah untuk diperbandingkan dengan segala yang ada di bumi—yang bisa maupun yang tak bisa kita beli. Karena bahkan tatapan yang kau hadirkan lebih meneduhkan dari rumah mewah tipe apapun—dengan harga semahal apapun.
Jadi, haruskah semua begitu sempurna?
Quote:
4. Teka-Teki Rasa: Berjuang ?
"Aku mau memperjuangkanmu. Tapi kamu tidak perlu tahu itu."
— Teka-Teki Rasa, Ahimsa Azaleav

Kamu tidak perlu tahu apapun tentangku. Tidak perlu tahu perasaanku ataupun rinduku. Tidak perlu tahu doa-doaku dimalam hari. Tidak perlu tahu ribuan harapanku. Tidak perlu tahu pula air mataku. Tidak perlu tahu perjuanganku .
Alasannya ? Agar kamu tidak perlu jatuh terlalu sakit. Atau ketika kamu memilih orang lain, aku sudah siap untuk melapangkan hati. Aku mau memperjuangkanmu. Tapi kamu tidak perlu tahu itu.
"Aku mau memperjuangkanmu. Tapi kamu tidak perlu tahu itu."
— Teka-Teki Rasa, Ahimsa Azaleav
Spoiler for :

Kamu tidak perlu tahu apapun tentangku. Tidak perlu tahu perasaanku ataupun rinduku. Tidak perlu tahu doa-doaku dimalam hari. Tidak perlu tahu ribuan harapanku. Tidak perlu tahu pula air mataku. Tidak perlu tahu perjuanganku .
Alasannya ? Agar kamu tidak perlu jatuh terlalu sakit. Atau ketika kamu memilih orang lain, aku sudah siap untuk melapangkan hati. Aku mau memperjuangkanmu. Tapi kamu tidak perlu tahu itu.
Quote:
5. Ephemera: Ujian
"Karena ketika kamu diuji dengan masalah yang sama, itu artinya kamu belum lulus ujian itu."
— Ephemera, Ahimsa Azaleav

Katanya sih ya.. Kita akan diuji dengan apa yang kita cintai. Jadi, apapun yang kamu cintai sekarang ini, bisa jadi merupakan ujian yang tidak kamu sadari loh. Dan kamu akan menyadari itu ujian ketika kamu bisa mengambil kesimpulan dengan logika kamu.
Kenapa saya bilang gitu? Karena ketika kamu diuji dengan masalah yang sama, itu artinya kamu belum lulus ujian itu. Dan disitulah kamu punya pilihan : memperbaiki diri atau terus menikmati ujian ?
"Karena ketika kamu diuji dengan masalah yang sama, itu artinya kamu belum lulus ujian itu."
— Ephemera, Ahimsa Azaleav
Spoiler for :

Katanya sih ya.. Kita akan diuji dengan apa yang kita cintai. Jadi, apapun yang kamu cintai sekarang ini, bisa jadi merupakan ujian yang tidak kamu sadari loh. Dan kamu akan menyadari itu ujian ketika kamu bisa mengambil kesimpulan dengan logika kamu.
Kenapa saya bilang gitu? Karena ketika kamu diuji dengan masalah yang sama, itu artinya kamu belum lulus ujian itu. Dan disitulah kamu punya pilihan : memperbaiki diri atau terus menikmati ujian ?
Quote:
6. Surat Tanpa Alamat: Usahaku
"Aku tidak banyak menyinggung tentangmu bukan karena aku ingin melupakanmu. Hanya saja, aku tidak ingin menggantungkan hidupku terpaku pada abstraksi yang tidak mungkin diusahakan."
— Surat Tanpa Alamat, K. Aulia. R

Masih, bagaimanapun aku menyibukkan diri, namamu terkadang terselip dalam kelebat penat untuk sejenak menghiburku. Hanya saja, aku tidak ingin menggantungkan hidupku terpaku pada abstraksi yang tidak mungkin diusahakan. Mimpi-mimpiku masih banyak yang terlalu tinggi, dan aku yakin, selain mimpiku tentang kamu, waktuku akan lebih berharga dan berguna untuk menggapainya satu persatu dengan usahaku.
"Aku tidak banyak menyinggung tentangmu bukan karena aku ingin melupakanmu. Hanya saja, aku tidak ingin menggantungkan hidupku terpaku pada abstraksi yang tidak mungkin diusahakan."
— Surat Tanpa Alamat, K. Aulia. R
Spoiler for :

Masih, bagaimanapun aku menyibukkan diri, namamu terkadang terselip dalam kelebat penat untuk sejenak menghiburku. Hanya saja, aku tidak ingin menggantungkan hidupku terpaku pada abstraksi yang tidak mungkin diusahakan. Mimpi-mimpiku masih banyak yang terlalu tinggi, dan aku yakin, selain mimpiku tentang kamu, waktuku akan lebih berharga dan berguna untuk menggapainya satu persatu dengan usahaku.
Quote:
7. Barang Kenangan: Pulang
"Kemanapun aku pergi, dan dimanapun tujuanmu, dan seperti apapun perjalanan kita. Ingatan akan menuntunmu untuk pulang."
— Barang Kenangan, Ijonk Muhammad

Kau dan aku mungkin hanyalah “pertemuan yang tidak sengaja” saat memilih jalan untuk pulang. Biarkan skenarionya berjalan. Jangan halangi jalannya. Biarkan kita berjalan bersama, saling menunjuk alamat pulang. Kelak di antara kita, akan ada yang datang menggandeng rute baru untuk petualangan baru.
Kemanapun aku pergi, dan dimanapun tujuanmu, dan seperti apapun perjalanan kita. Ingatan akan menuntunmu untuk pulang. Kamu akan menemukan jalan pulang itu.
"Kemanapun aku pergi, dan dimanapun tujuanmu, dan seperti apapun perjalanan kita. Ingatan akan menuntunmu untuk pulang."
— Barang Kenangan, Ijonk Muhammad
Spoiler for :

Kau dan aku mungkin hanyalah “pertemuan yang tidak sengaja” saat memilih jalan untuk pulang. Biarkan skenarionya berjalan. Jangan halangi jalannya. Biarkan kita berjalan bersama, saling menunjuk alamat pulang. Kelak di antara kita, akan ada yang datang menggandeng rute baru untuk petualangan baru.
Kemanapun aku pergi, dan dimanapun tujuanmu, dan seperti apapun perjalanan kita. Ingatan akan menuntunmu untuk pulang. Kamu akan menemukan jalan pulang itu.
Quote:
8. Lampion Senja: Menunggu
"Aku akan terus menunggumu di surga sana. Percayalah. Karena melepasmu tidak pernah bisa kulakukan."
— Lampion Senja, Ariqy Raihan

Saat aku diberitahu bahwa kamu sudah tiada lagi di dunia ini. Aku tidak bisa berhenti menyesali kebodohanku. Tidak bisa menyesali kenyataan bahwa kamu tidak ada lagi di hadapan mataku. Saat... aku... tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkanmu. Aku tidak pernah menyalahkanmu, dan kamu pun begitu. Berhentilah menyesal. Aku baik-baik saja. Aku akan terus menunggumu di surga sana.
"Aku akan terus menunggumu di surga sana. Percayalah. Karena melepasmu tidak pernah bisa kulakukan."
— Lampion Senja, Ariqy Raihan
Spoiler for :

Saat aku diberitahu bahwa kamu sudah tiada lagi di dunia ini. Aku tidak bisa berhenti menyesali kebodohanku. Tidak bisa menyesali kenyataan bahwa kamu tidak ada lagi di hadapan mataku. Saat... aku... tidak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkanmu. Aku tidak pernah menyalahkanmu, dan kamu pun begitu. Berhentilah menyesal. Aku baik-baik saja. Aku akan terus menunggumu di surga sana.
Quote:
9. Sajak-Sajak Bianglala: Diorama
"Jika kamu berada dititik itu, maka semakin bertambah detik, bertambah pula kadar rindu itu. Seperti terjebak dalam diorama."
— Sajak-Sajak Bianglala, Ikrom Mustofa

Kenangan masa lalu mampu membuat rindu bertemu dengan waktu. Jika kamu berada dititik itu, maka semakin bertambah detik, bertambah pula kadar rindu itu. Seperti terjebak dalam diorama. Dan saat kehilangan sanggahan waktu. Hingga waktu “itu” tiba. Waktu dimana pergi adalah keputusan paling tepat sebelum rindu rekat bersama waktu. Meskipun aku tahu, luka selalu ada namun doa mampu meredamnya. Nikmati kenangan masa lalu dengan waktu yang singkat.
"Jika kamu berada dititik itu, maka semakin bertambah detik, bertambah pula kadar rindu itu. Seperti terjebak dalam diorama."
— Sajak-Sajak Bianglala, Ikrom Mustofa
Spoiler for :

Kenangan masa lalu mampu membuat rindu bertemu dengan waktu. Jika kamu berada dititik itu, maka semakin bertambah detik, bertambah pula kadar rindu itu. Seperti terjebak dalam diorama. Dan saat kehilangan sanggahan waktu. Hingga waktu “itu” tiba. Waktu dimana pergi adalah keputusan paling tepat sebelum rindu rekat bersama waktu. Meskipun aku tahu, luka selalu ada namun doa mampu meredamnya. Nikmati kenangan masa lalu dengan waktu yang singkat.
Apa quote di atas ada yang sesuai sama posisi Gan Sis ?

0
12.7K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan