Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mreindonesiaAvatar border
TS
mreindonesia
Manfaatkan KTA untuk modal usaha
Jika Anda ingin memanfaatkan utang konsumtif sebagai pendukung modal usaha. Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi, mengatakan :” Anda yang terpikat memanfaatkan utang konsumtif untuk keperluan bisnis, tetap harus berhitung cermat dan berhati-hati menimbang segenap manfaat dan mudaratnya, saya sarankan tetap memakai utang sesuai tujuan. Jika untuk usaha, ya, pakailah kredit modal kerja yang bunganya lebih ringan,” imbuh Diana Sandjaja. Dibeberkan beberapa rasio keuangan untuk mengukur tingkat kesehatan bisnis kita, terutama dari sisi likuiditas.

Pertama, current ratio atau rasio lancar, yakni sejauh mana utang lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Angkanya bisa didapatkan dari hasil pembagian aktiva lancar dengan utang lancar. Utang kartu kredit hitungannya masuk utang lancar. Jadi, pastikan Anda punya aktiva lancar sebagai penjamin utang itu.

Kedua, average collection period alias periode waktu yang dibutuhkan untuk menagih kredit kepada pelanggan. Angkanya didapatkan dari nilai piutang usaha dibagi penjualan kredit harian. Semakin besar angka maka mengindikasikan makin besar keperluan modal. Sebagai contoh, piutang usaha Rp 430, sedang penjualan Rp 1.450. Maka, ACP sebesar 108 hari atau hampir 3,5 bulan.

Ketiga, inventory turnover ratio, yaitu berapa lama inventori alias barang dari masuk gudang hingga kemudian terjual. Angkanya diperoleh dari harga pokok penjualan dibagi persedian barang. Sebagai contoh, persediaan senilai Rp 625, harga pokok penjualan Rp 875. Maka, ITR adalah sebesar 1,4 kali. Sedangkan, jangka waktu yakni 365 hari dibagi 1,4 kali menjadi 260 hari. Ini berarti, dari persediaan menjadi barang terjual memerlukan waktu selama 260 hari.

Keempat, account payable (A/P) turnover, yaitu rasio untuk mengukur jumlah perputaran utang usaha. Anda bisa mengetahuinya dengan membagi harga pokok penjualan dengan utang usaha.Misal, utang usaha Rp 115, sedang harga pokok penjualan Rp 875. Maka, perputaran utang usaha adalah 7,6 kali. Lalu, A/P payment period berarti 365 hari dibagi 7,6 kali menjadi 48 hari. Dengan begitu, pembayaran ke supplier rata-rata adalah per 48 hari sekali.

Dari angka-angka di atas, di mana A/P turnover 48 hari sekali, sedang A/R turnover 108 hari sekali, bisa disimpulkan perusahaan itu memerlukan modal kerja yang besar. “Hal-hal seperti ini perlu dipahami agar pebisnis tidak terjebak dalam kesulitan likuiditas,” Ingat, kesulitan likuiditas bisa menjadi awal petaka.

Setelah menimbang risiko dan manfaatnya, putusan akhir tetap di tangan Anda

Selamat Berinvestasi

Visit Our Website http://mre.co.id
Follow Our Twitter @Mreindonesia
tata604
tata604 memberi reputasi
1
1.4K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan