Mengubah Citra Punk, Punk Saleh: Prophet Muhammad Forever!
TS
indomahesa
Mengubah Citra Punk, Punk Saleh: Prophet Muhammad Forever!
Kelompok Punk seringkali dipandamg negatif karena penampilan dan perilaku mereka yang urakan. Namun ternyata, kesan tersebut akan hilang jika melihat kelompok anak-anak punk di Bandung, Jawa Barat, ini.
Meski tetap dengan tampilan khas kelompok punk: jeans ketat, sepatu boot, jaket kulit dan rambut mohawk, mereka justru melakukan syiar nilai-nilai keislaman saat beraksi di atas panggung.
Spoiler for :
Seorang anggota Punk Muslim, belajar membaca Al-Qur'an di rumah komunitas mereka di Bandung, Provinsi Jawa Barat Indonesia, 21 Januari 2017. (REUTERS / Beawiharta)
Spoiler for :
Seorang anggota komunitas punk menikmati festival musik punk di Bandung, Provinsi Jawa Barat Indonesia, 23 Maret 2017. (REUTERS / Beawiharta)
Spoiler for :
Reza Purnama anggota Punk Muslim memegang buku sejarah Islam, saat berbicara kepada sesama anggota di rumah komunitas mereka di Bandung, Provinsi Jawa Barat Indonesia, 21 Januari 2017. (REUTERS / Beawiharta)
Quote:
Kelompok ini bahkan telah memiliki ratusan anggota di tiga kota besar, Jakarta, Surabaya, dan Bandung serta menjadi yang pertama di Tanah Air sebagai sebuah gerakan di negara dengan Muslim terbesar di dunia.
Lagu-lagu yang mereka bawakan, menyuarakan nilai-nilai keislaman, pembebasan Palestina, dan masalah-masalah sosial lainnya yang dihadapi oleh komunitas Muslim global.
Seperti misalnya lagu, "Prophet Muhamad Forever" dari musisi Muslim muda Indonesia. Mereka menyanyikan lagu tersebut pada konser di lapangan terbuka dengan mosh pit penuh pengikut gerakan punk Islam pertama di Indonesia.
Ahmad Zaki, salah satu pendiri gerakan itu, percaya genre punk sering dikaitkan dengan "kecenderungan perilaku" tapi dia ingin mengubah itu.
"Kami dapat mengarahkan diri untuk lebih baik, hal-hal yang lebih positif," katanya
Sementara Reza Purnama, salah satu anggota yang mantan pecandu alkohol, perlahan berhenti meminum alkohol, dan lirik dari lagu mereka menjadi lebih positif.
"Orang-orang tidak melihat rendah kami lagi," katanya, mengacu pada stigma terhadap punk di masyarakat.
Uniknya, pada setiap kali selesai konser, mereka lalu melakukan salat berjemaah, mengaji Al-Quran dan mendengarkan tausiyah.