BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ihwal larangan diskusi di Universitas Paramadina

Undangan diskusi publik Merawat Pemikiran Guru-guru Bangsa yang digelar di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Undangan diskusi itu secara daring tersebar pada 10 April 2017. Diskusi publik bertajuk Merawat Pemikiran Guru-Guru Bangsa, Gus Dur, Cak Nur dan Buya Syafii digelar pada Rabu (12/4/2017) jam 12.00-16.00 di Auditorium Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta.

Pemandu acara Ahmad Gaus menayangkan undangan diskusi itu melalui akun twitternya. Adapun pembicaranya adalah Yenny Wahid dari The Wahid Institute, budayawan M. Sobary, Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti, serta M Wahyuni Nafis dari Nurcholish Madjid Society.

Acara itu dimaksudkan untuk merawat dan meneruskan pemikiran-pemikiran para guru bangsa. Ada tiga guru bangsa yang akan didiskusikan pemikirannya, yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Syafii Ma'arif (Buya Syafii).

Diskusi publik itu diselenggarakan oleh Departemen Falsafah & Agama Universitas Paramadina, bekerjasama dengan Nurcholish Madjid Society. Sehari sebelum acara, Gaus mengabarkan bahwa pihak kampus Paramadina keberatan sehingga acara dipindahkan ke Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta dengan waktu yang sama.
Tweeps jgn lupa hari ini kita Makan Siang Bersama di Hotel Atlet, sambil ngobrol2 ttg diskusi pemikiran Cak Nur yg dilarang di Paramadina.???? [URL="https://S E N S O R7CgJFjwEle"]pic.twitter.com/7CgJFjwEle[/URL]
— Ahmad Gaus AF (@AhmadGaus) April 11, 2017
Pelarangan diskusi publik itu sontak mengundang pertanyaan berbagai pihak. Apalagi, Universitas Paramadina sangat identik dengan sosok mendiang Nurcholish Madjid yang sering dipanggil Cak Nur, sebagai pendiri kampus itu.

Akun @ulil, dipercaya milik politisi Partai Demokrat dan pendiri Pendiri Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla menyesalkan larangan itu, apa pun latar belakang sehingga muncul kebijakan itu. "Apalagi yang didiskusikan pemikiran Cak Nur".
Masa Paramadina keberatan sama acara diskusi pemikiran founding fathernya sendiri? Ampun dah. [URL="https://S E N S O RwHRLqCHDqA"]https://S E N S O RwHRLqCHDqA[/URL]
— Bonnie Triyana (@BonnieTriyana) April 11, 2017 hah? kampusnya Caknur menolak diskusi tentang Caknur? [URL="https://cumaZbiHJUd56"]https://cumaZbiHJUd56[/URL]
— Muhammad Faiz Atorik (@Altefalken) April 11, 2017 Universitas Paramadina keberatan dgn diskusi pemikiran pendiri Paramadina? Absurd! [URL="https://S E N S O RKBnSnNSVJD"]https://S E N S O RKBnSnNSVJD[/URL]
— akhmad sahal (@sahaL_AS) April 11, 2017 Lepas dari konteks politik apapun yg melatari kebijakan ini, larangan ini patut disesalkan. Apalagi yg didiskusikan pemikiran Cak Nur. [URL="https://S E N S O RVI3HEj2BBO"]https://S E N S O RVI3HEj2BBO[/URL]
— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) April 11, 2017
Ommy Komariah Madjid --Istri Nurcholish Madjid-- mengatakan kegiatan diskusi yang mengupas pokok pikiran para guru bangsa itu tidak diizinkan secara mendadak.

"Kami tidak diizinkan berdiskusi di kampus. Saya sedih tidak diizinkan diskusi di kampus. Setelah Cak Nur tidak ada, nilai-nilai tersebut sudah tidak ada. Nilai-nilai pluralisme tidak ada lagi," kata Ommy dilansir Beritasatu.com.

Ia menyesalkan diskusi publik yang mengkaji pemikiran suaminya tiba-tiba dilarang dilaksanakan di Universitas Paramadina Jakarta. Dalam diskusi tersebut tidak hanya akan membahas pemikiran Cak Nur, tapi juga dua tokoh intelektual Muslim lainnya yaitu pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Buya Syafi'i Ma'arif.

Ommy mengatakan, kesedihannya muncul lantaran ada kelompok yang justru mematikan nilai-nilai yang dibangun Cak Nur di Paramadina, yakni pemikiran Islam yang plural dan demokratis.

"Nama Paramadina ciptaan beliau dan kampus juga memakai nama Nurcholis Madjid supaya semua nilai yang disampaikan Cak Nur bisa diteruskan. Saya sedih ketika sekarang justru diskusi tentang pemikiran beliau di Paramadina malah dilarang," ujarnya.

Cak Nur sudah wafat, kata Ommy, semestinya pemikirannya bisa terus dikaji, bukan malah dimatikan. Ia mengatakan nilai-nilai demokrasi, keterbukaan, dan pluralisme di Paramadina sudah tidak ada lagi, bahkan sudah hilang sama sekali.

Moderator Ahmad Gaus mengungkapkan bahwa diskusi itu dilarang lantaran pihak Kampus Paramadina menganggap akan membahas tentang Pilkada DKI Jakarta. Karena itu, banyak di media sosial yang marah terhadap pihak Kampus Paramadina.

Seperti diketahui, calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan merupakan rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015, sebelum diganti rektor sekarang Firmanzah. "Jadi ini (pelarangan diskusi) gara-gara Pilkada sebenarnya. Akhirnya semuanya kena dampaknya ini," kata Gaus melalui Republika.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...tas-paramadina

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kecurigaan Siti Aisyah dikorbankan menguat

- Hak imunitas DPR tak laku dalam kasus korupsi

- Malala dibaiat sebagai duta perdamaian termuda PBB

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan