JAKARTA - Peneliti senior lembaga survei Indomatrik Ma'mun Ibnu Ridwan menegaskan isu suku, ras, agama dan antargolongan (SARA) pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua tidak laku lagi di Jakarta. Hal ini tergambar dari hasil survei Indomatrik yang dirilis hari ini, Kamis (13/4/2017). Di mana dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memeroleh angka elektabilitas (keterpilihan) yang sangat ketat.
Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno memeroleh elektabilitas pada angka 48,40 persen. Sementara pasangan Basuki Tjahaja Purnama -Djarot Saiful Hidayat 46,17 persen hanya berselisih 2,3 persen.
"Isu SARA sudah enggak laku di Jakarta biarpun dikemas dengan berbagai cara dan sentimen tapi nyatanya tidak efektif. Kalau isu SARA dikembangkan sejak putaran pertama maka paslon nomor urut dua jauh ketinggalan. Tapi nyatanya tidak. Orang Jakarta sangat jauh rasional dan menentukan pilihan berdasarkan visi-misi setiap calon," katanya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Indomatrik mencatat, para paslon bersama tim suksesnya sudah bekerja optimal. Kendati demikian, cara-cara dengan membawa isu SARA seperti di putaran pertama tidak akan efektif diterapkan kembali di putaran kedua.
"Kami mencatat dan sampaikan ke teman semua cara yang ditempuh seperti mengulang di putaran pertama enggak akan tercapai.
Terbukti isu itu (SARA) tidak berlaku lagi sehingga kalau ada video isu dikemas timses tidak kentara lagi. Artinya Sia-sia yang didapat," sambungnya.
Oleh karena itu, Ridwan mengingatkan agar paslon dan tim suksenya ke depan menjaga etika agar tidak menggunakan isu SARA lagi di beberapa hari yang tersisa jelang pemungutan suara.
"Karenanya harus menjaga etika dan kesopanan. Isu SARA itu tidak terpuji," tukasnya.
Dari hasil survei Indomatrik, Ahok-Dajrot unggul di empat wilayah kabupaten dan kota di DKI Jakarta yakni Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu. Sementara Anies-Sandi di dua wilayah kota yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kendati demikian keduanya sama-sama unggul jika di tingkat kecamatan. Anies-Sandi di 22 kecamatan, Ahok-Djarot juga di 22 kecamatan.
Survei dilakukan dalam rentang waktu 1-8 April 2017 dengan jumlah responden 1250 di enam kota dan kabupaten. Margin of erros lebih kurang 2,8 persen dengan metode multistage random sampling. (sym)
http://m.okezone.com/read/2017/04/13...source=news_bt