- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
DIORAMA SEPASANG JAIM


TS
yukemobi
DIORAMA SEPASANG JAIM
Ini kisah tentang aku, dia dan dunia maya. Kami yang pernah saling bermusuhan ternyata Tuhan lebih suka untuk menjodohkan. Kami bukanlah manusia kesepian dengan segelintir teman, sehingga berjodohnya kami bukanlah keajaiban. Tulisan ini kupersembahkan kepada dia, kekasih hati yang selalu setia menemani dan melengkapi.
Part 1
Kota Malang sedang memasuki masa paling dingin, menginjakkan kaki ke ubin seperti menginjak air beku, tembok yang terasa hangat selepas jam 12 hanya menyisakan bercak lembab karena perbedaan suhu antara tubuh dan susunan batu bata.
Dinginnya udara pagi tidak menyurutkan semangat berapi untuk berebut kamar mandi, karena jika terlambat satu detik saja bisa dipastikan ember-ember yang semalam sudah mengular di depan pintu kamar mandi menjadi berisik akibat teriakan empunya untuk segera mengisi kamar mandi. Siapa saja yang pernah kos akan paham betapa menderitanya nasib anak kos dengan kamar mandi bersama.
Ah, perkenalkan. Namaku Yuke, namun lebih akrab dipanggil Keke. Kuliah disalah satu kampus negeri yang ada di kota Malang. Kebetulan, sepupu jauhku berbaik hati mencarikan tempat kos yang dekat dengan kampus, sehingga pulang pergi cukup jalan kaki. Oh ya, kos tempatku tinggal tidaklah mewah, hanya sebuah bangunan tua berlantai dua dengan tigabelas kamar yang saling berhimpitan dengan tidak teratur. Bayangkan saja, dengan penghuni lebih dari sepuluh orang, kamar mandi yang tersedia hanya dua. Itu pun, belum kepotong untuk urusan cuci mencuci, jadi bisa dibayangkan seriuh apa suasana antri mandi jika jam kuliah pagi berbarengan meski penghuni kos beda jurusan.
Aku adalah penghuni paling muda di lantai dua, dan satu-satunya anak FMIPA. Sebagian besar kakak-kakak yang lain dari FE atau FS. Jadi, aku menjadi satu-satunya yang paling ribet, sibuk, pergi pagi-pulang malam, hingga menjadi yang paling antisosial karena pulang kuliah sudah sibuk mengerjakan laporan pratikum, makalah, slide presentasi, dan sederet tugas lain yang harus selesai esok hari. Bagiku yang paling menjengkelkan adalah mengerjakan laporan pratikum, karena harus tulis tangan. Oh my... Hari gini wajib pakai tulis tangan... Benar-benar bikin jari keriting. Penderitaanku tidak berhenti pada malam-malam kelam dengan setumpuk tugas, karena hari sabtu dan minggu yang seharusnya untuk istirahat lebih sering kugunakan untuk mengerjakan tugas proyek semesteran yang harus selesai selama satu semester, belum lagi jika ada ujian semacam statistik, dengan lima soal bisa membuat mahasiswa paling jenius berangkat jam 7 pagi pulang jam 5 sore. Apalagi aku, otak pas-pasan yang sering oleng kena rentetan pretest dan posttest.
Beruntungnya aku, memiliki kakak-kakak kos yang luar biasa baik, ada yang sukarela membangunkanku ketika tertidur di atas tumpukan laporan, ada yang berbaik hati menyediakan makanan karena tahu aku tidak punya cukup waktu untuk makan ke luar. Hidupku dikelilingi oleh manusia baik dan teman-teman yang berasa saudara, sayangnya masalah kekasih, aku tidak seberuntung itu. Terbukti, hingga semester empat aku tetap dengan predikat jomblo dan menghabiskan malam minggu dengan deretan buku sewaan sementara seluruh penghuni kos sibuk berkencan. Sungguh, masa paling mengenaskan dalam hidupku.
Kesendirian itulah yang membawaku pada jerat pesona dunia maya. Lewat sebuah applikasi chat aku menemukan keramaian lain yang tidak kudapatkan dikehidupan nyata. Teman-teman baru dengan beragam latar belakang, gaya bahasa slengekan hingga cara bercanda yang berbeda dari biasanya.
Dari dunia maya pernah aku merasa jadi wanita paling cantik karena diperebutkan beberapa pria, dari dunia maya sering kuterima hadiah-hadiah lucu, bunga, boneka dan yang lainnya dari pria yang antri menjadi kekasihku, dari dunia maya juga aku pernah memiliki sahabat istimewa yang kuanggap sebagai kakakku dan nyatanya dia adalah wanita yang dihamili oleh kekasihku. Asam, pahit, getir, manis, asin dan semua hal tentang rona kehidupan dunia maya pernah menyeretku untuk bertemu dengan dia, lelaki istimewa yang telah Tuhan siapkan untukku.
Part 1
Kota Malang sedang memasuki masa paling dingin, menginjakkan kaki ke ubin seperti menginjak air beku, tembok yang terasa hangat selepas jam 12 hanya menyisakan bercak lembab karena perbedaan suhu antara tubuh dan susunan batu bata.
Dinginnya udara pagi tidak menyurutkan semangat berapi untuk berebut kamar mandi, karena jika terlambat satu detik saja bisa dipastikan ember-ember yang semalam sudah mengular di depan pintu kamar mandi menjadi berisik akibat teriakan empunya untuk segera mengisi kamar mandi. Siapa saja yang pernah kos akan paham betapa menderitanya nasib anak kos dengan kamar mandi bersama.
Ah, perkenalkan. Namaku Yuke, namun lebih akrab dipanggil Keke. Kuliah disalah satu kampus negeri yang ada di kota Malang. Kebetulan, sepupu jauhku berbaik hati mencarikan tempat kos yang dekat dengan kampus, sehingga pulang pergi cukup jalan kaki. Oh ya, kos tempatku tinggal tidaklah mewah, hanya sebuah bangunan tua berlantai dua dengan tigabelas kamar yang saling berhimpitan dengan tidak teratur. Bayangkan saja, dengan penghuni lebih dari sepuluh orang, kamar mandi yang tersedia hanya dua. Itu pun, belum kepotong untuk urusan cuci mencuci, jadi bisa dibayangkan seriuh apa suasana antri mandi jika jam kuliah pagi berbarengan meski penghuni kos beda jurusan.
Aku adalah penghuni paling muda di lantai dua, dan satu-satunya anak FMIPA. Sebagian besar kakak-kakak yang lain dari FE atau FS. Jadi, aku menjadi satu-satunya yang paling ribet, sibuk, pergi pagi-pulang malam, hingga menjadi yang paling antisosial karena pulang kuliah sudah sibuk mengerjakan laporan pratikum, makalah, slide presentasi, dan sederet tugas lain yang harus selesai esok hari. Bagiku yang paling menjengkelkan adalah mengerjakan laporan pratikum, karena harus tulis tangan. Oh my... Hari gini wajib pakai tulis tangan... Benar-benar bikin jari keriting. Penderitaanku tidak berhenti pada malam-malam kelam dengan setumpuk tugas, karena hari sabtu dan minggu yang seharusnya untuk istirahat lebih sering kugunakan untuk mengerjakan tugas proyek semesteran yang harus selesai selama satu semester, belum lagi jika ada ujian semacam statistik, dengan lima soal bisa membuat mahasiswa paling jenius berangkat jam 7 pagi pulang jam 5 sore. Apalagi aku, otak pas-pasan yang sering oleng kena rentetan pretest dan posttest.
Beruntungnya aku, memiliki kakak-kakak kos yang luar biasa baik, ada yang sukarela membangunkanku ketika tertidur di atas tumpukan laporan, ada yang berbaik hati menyediakan makanan karena tahu aku tidak punya cukup waktu untuk makan ke luar. Hidupku dikelilingi oleh manusia baik dan teman-teman yang berasa saudara, sayangnya masalah kekasih, aku tidak seberuntung itu. Terbukti, hingga semester empat aku tetap dengan predikat jomblo dan menghabiskan malam minggu dengan deretan buku sewaan sementara seluruh penghuni kos sibuk berkencan. Sungguh, masa paling mengenaskan dalam hidupku.
Kesendirian itulah yang membawaku pada jerat pesona dunia maya. Lewat sebuah applikasi chat aku menemukan keramaian lain yang tidak kudapatkan dikehidupan nyata. Teman-teman baru dengan beragam latar belakang, gaya bahasa slengekan hingga cara bercanda yang berbeda dari biasanya.
Dari dunia maya pernah aku merasa jadi wanita paling cantik karena diperebutkan beberapa pria, dari dunia maya sering kuterima hadiah-hadiah lucu, bunga, boneka dan yang lainnya dari pria yang antri menjadi kekasihku, dari dunia maya juga aku pernah memiliki sahabat istimewa yang kuanggap sebagai kakakku dan nyatanya dia adalah wanita yang dihamili oleh kekasihku. Asam, pahit, getir, manis, asin dan semua hal tentang rona kehidupan dunia maya pernah menyeretku untuk bertemu dengan dia, lelaki istimewa yang telah Tuhan siapkan untukku.
0
839
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan