Sejumlah alat berat dioperasikan dalam proyek PLTU di lokasi 'main building' desa Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (11/3/2017).
Sejumlah rencana proyek pembangunan listrik dirombak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan. Bahkan, beberapa di antaranya terancam ditunda dan tidak diteruskan.

Salah satunya adalah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 5 yang berkapasitas 2x1.000 MegaWatt (MW). Alasannya, pertumbuhan kebutuhan listrik di Jawa ternyata tak sebesar perhitungan proyek yang masuk dalam program pengadaan listrik 35.000 MW itu.

Bahkan, jika dipaksakan, maka surplus listrik di Jawa akan menjadi sangat besar, sehingga PLN bisa terkena denda dari Independent Power Producer (IPP) akibat banyaknya listrik yang tak terserap. Prediksi surplus yang akan terjadi mencapai 5.000 MW.

"Jawa itu dari awal tidak boleh kelebihan pasokan listrik. Kalau mau lebih di Sumatera atau Kalimantan," tegas Jonan dalam sindonews, Senin (10/4/2017).

Jonan optimistis dengan banyaknya IPP yang telah menandatangani kontrak untuk Jawa. Tak hanya itu, megaproyek pembangkit listrik yang sudah masuk masa konstruksi di wilayah Jawa juga sudah cukup banyak.

Oleh karenanya, Jonan melarang adanya penambahan proyek pengadaan listrik lainnya di Jawa dalam rencana kerja PLN di lima tahun ke depan.

Meski begitu, revisi PLTU Jawa 5 ini belum masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2017-2026 yang telah disahkan akhir Maret lalu oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Kementerian ESDM.

Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan dalam Detikcom mengatakan, revisi kemungkinan baru dilakukan pada RUPTL 2018 nanti. Saat ini PLN masih membuat perhitungannya. "Belum tahu ditunda sampai kapan, mungkin bisa enggak muncul lagi karena enggak perlu," Iwan.

Dalam program 35.000 MW, direncanakan pasokan listrik untuk Jawa adalah sebesar 22.000 MW, dan sisanya akan tersebar di pulau lainnya.

Akan tetapi, setelah dilakukan penghitungan ulang, tambahan pasokan listrik untuk Jawa sebenarnya sudah cukup hingga 13.000 MW, karena disokong pembangkit yang sudah masuk kontrak jual-beli (PPA/Power Purchase Agreement) dan cukup hingga 2020.

Hingga saat ini, jumlah pasokan listrik yang sudah masuk tahap PPA dan konstruksi untuk Jawa adalah sekitar 9.000 MW. Sebanyak 4.000 MW masih dalam proses tender.

Awalnya pembangunan PLTU Jawa 5 ini ditujukan untuk menghindarkan Pulau Jawa dari ancaman krisis listrik di 2019. Proyek ini terbilang besar dan setara dengan proyek PLTU Batang.

Tak hanya proyek listrik Jawa yang dilarang masuk dalam RUPTL 2017-2026, Jonan juga merevisi target bauran energi untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) naik dari sebelumnya 19,6 persen menjadi 22,5 persen pada 2025. Capaian itu bisa diraih dengan menggabungkan energi dari pembangkit listrik dari energi air, panas bumi, dan EBT lainnya.

Pembangkit batu bara di 2025 ditargetkan 50 persen dari total energi primer, gas ditargetkan 26 persen, dan BBM hanya kurang dari 0,5 persen. Sementara target pembangunan jumlah pembangkit listrik dalam RUPTL 2017-2026 adalah sebesar 125 GigaWatt pada 2025.

Target itu dapat ditempuh secara bertahap. Misalnya, pada tahun 2019 pembangkit yang diharapkan sudah beroperasi (commercial operation date/COD) sebesar 70 GW, yang juga terdiri dari transmisi dan gardu induk.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-listrik-jawa

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Khilaf Rajamohanan menyuap petugas pajak

- Fahri, 'bocah kaca' dari Bandung

- Fakta dan kronologi penyanderaan dalam angkot di Buaran