Tangkapan layar video viral pengusiran paksa seorang penumpang United Airlines.
Satu insiden negatif melanda dunia penerbangan Amerika Serikat, terkhusus maskapai United Airlines. Insiden bermula dari masalah kelebihan penumpang (overbooked) dalam penerbangan United (3411) rute Chicago-Louisville, Minggu (9/4).

Masalah itu lantas berujung pada kekerasan yang menimpa seorang penumpang jelang pesawat lepas landas dari bandara Chicago O'Hare.

Aksi tak patut itu terekam dalam video yang menyebar luas di media sosial, setelah diunggah Audra Bridges (via Facebook), salah seorang penumpang dalam penerbangan tersebut.

Dalam video berdurasi 31 detik itu, seorang penumpang yang sudah duduk di dalam kabin diminta keluar oleh polisi dan petugas keamanan. Pria berkacamata itu berteriak dan menolak turun dari pesawat.

Alih-alih mencoba pendekatan nan sopan, aparat malah menangkap dan memaksa pria itu keluar dari pesawat. Ia pun ditarik agar beranjak dari tempat duduk.

Sejurus kemudian, lengannya dihela seorang petugas berbadan tegap, yang lantas menyeretnya di lorong kabin. Ia tak kuasa melawan. Kacamatanya melorot dari pangkal hidung. Bajunya kusut terangkat hingga ke atas pusar.

Video juga memperdengarkan suara-suara penumpang lain yang mengutuk tindakan aparat.
Kronologi peristiwa
Kepada Courier Journal, pengunggah video, Audra Bridges, menjelaskan latar insiden ini. Para penumpang, kata Bridges, sudah mendengar pengumuman ihwal situasi kelebihan penumpang sejak memasuki pintu ruang tunggu.

Pengumuman menjelaskan, ada empat kru United yang akan berangkat ke Louisville dan harus tiba pada Senin (10/4). Imbasnya, maskapai dengan pendapatan terbesar ketiga di dunia itu meminta agar ada penumpang yang mau jadi "sukarelawan" dengan memberikan kursi kepada kru mereka.

Sebagai kompensasi, United menawarkan 400 dolar AS (Rp5,3 juta), penginapan selama semalam, dan penerbangan pada Senin siang (10/4). Namun penumpang tak tertarik.

Penumpang pun masuk pesawat dan duduk di kursi masing-masing. Pengumuman terdengar lagi di dalam kabin.

Konon, pesawat tak bakal lepas landas bila tak ada yang memberikan kursi kepada empat kru United. Kompensasi juga naik menjadi 800 dolar AS (Rp10,6 juta). Akan tetapi penumpang kukuh bergeming.

Seorang manajer United akhirnya angkat suara guna mengatasi masalah. Ia menjelaskan bahwa komputer akan memilih secara acak empat orang yang mesti merelakan kursi.

Tiga orang pilihan langsung bersepakat meninggalkan pesawat. Adapun peristiwa dalam video nan viral itu merupakan calon "sukarelawan" keempat.

Bridges menjelaskan, pria dalam video adalah seorang dokter yang harus hadir di rumah sakit pada Senin pagi (10/4). "Saya tidak akan turun dari pesawat. Saya seorang dokter, saya harus mengunjungi pasien di pagi hari," kata Bridges, menirukan pernyataan pria itu.

Itu bukan satu-satunya rekaman nan viral atas insiden ini. Dalam rekaman yang diunggah akun Twitter @Kaylyn_Davis, sang pria berkacamata berkata "please kill me" berulang kali. Pun, wajahnya tampak berdarah.

Video lain dibagikan akun @Tyler_Bridges memperlihatkan pria itu berlari memasuki kabin lagi dengan "wajah berdarah". Belakangan, ia memang diizinkan melanjutkan penerbangan, meski sudah telanjur berhadapan dengan kekerasan.
@united @CNN @FoxNews @WHAS11 Man forcibly removed from plane somehow gets back on still bloody from being removed [URL="https://S E N S O RnjS3nC0pDl"]pic.twitter.com/njS3nC0pDl[/URL]
— Tyler Bridges (@Tyler_Bridges) April 10, 2017 #flythefriendlyskies @united no words. This poor man!! [URL="https://S E N S O Rrn0rbeckwT"]pic.twitter.com/rn0rbeckwT[/URL]
— Kaylyn Davis (@kaylyn_davis) April 10, 2017
New York Times menulis, United telah meminta maaf atas situasi kelebihan penumpang, tetapi tidak menyampaikan permohonan yang sama atas perlakuan mereka terhadap penumpang.

Hal itu merujuk pernyataan Charlie Hobart, juru bicara United. Hobart mengatakan, pihaknya sudah "meminta dengan sopan" agar penumpang memberikan kursi sebelum tindakan paksa dilakukan.

"Kami sudah menjelaskan skenario kepada pelanggan. Pelanggan (pria berkacamata) itu berkukuh untuk tidak beranjak dari tempat duduknya," ujar Hobart. Karena penolakan itu, kata Hobart, pihaknya merasa perlu memanggil polisi.

Belakangan, Direktur Eksekutif United, Oscar Munoz juga bersuara. Ia menyebut insiden itu sebagai "peristiwa menjengkelkan". "Kami juga berusaha menghubungi penumpang ini (pria berkacamata) untuk berbicara langsung," kata Munoz.
United CEO response to United Express Flight 3411. [URL="https://S E N S O RrF5gNIvVd0"]pic.twitter.com/rF5gNIvVd0[/URL]
— United (@united) April 10, 2017 Apa itu overbooked?
Dalam dunia penerbangan, menjual tiket dengan opsi kelonggaran mengubah penerbangan, membatalkan, atau mengatur ulang jadwal tanpa penalti merupakan sesuatu yang lumrah.

Menurut TripCentral, tiket macam itu kerap diburu konsumen kelas bisnis yang memerlukan fleksibilitas dalam mengubah rencana perjalanan. Tiket itu juga biasanya dibeli oleh mereka yang kehabisan tiket murah.

Masalah bisa muncul ketika para pemegang tiket jenis ini tak hadir dalam jadwal penerbangan mereka--entah karena kehilangan tiket atau karena jadwal dan rute yang bisa diganti tanpa penalti.

Hal itu membuat maskapai kehilangan potensi pemasukan tersebab kursi yang kosong. Demi menghindari kerugian, maskapai melakukan penjualan tiket pada saat-saat terakhir. Tujuannya untuk memastikan agar pesawat terisi 100 persen.

Masalahnya, sebagaimana ditulis BBC, tiket yang ditawarkan pada saat-saat terakhir bisa lebih banyak dari jumlah kursi. Situasi itulah yang bisa memicu overbooked (kelebihan penumpang).

Bila situasi itu terjadi, maskapai akan menawarkan ganti rugi kepada "sukarelawan" yang mau memberi kursi pada pemesan lain. Adapun United, merujuk riset MileCards, termasuk maskapai yang paling sering membayar kompensasi untuk kasus-kasus macam ini.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...keluar-pesawat

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Dalih penundaan sidang pembacaan tuntutan atas Ahok

- Novel Baswedan sudah diintai pelaku

- Salah paham aturan pembatalan Perda