Pelajar mengikuti ujian Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Kota Bengkulu, Kamis (3/4).
AN (18), siswi SMK Negeri 3 Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara menghembuskan nafas terakhir Senin (10/4). Sebelum meninggal AN sempat dirawat selama sembilan hari di RSUD Padangsidimpuan.

AN dirawat setelah melakukan perbuatan nekat meminum racun serangga. Tindakan ini dilakukan karena ia menerima teror dari guru sekolah yang ingin memenjarakannya.

Teror itu diterima setelah AN mengungkapkan kecurangan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang diikutinya pada 3-6 April lalu.

Sindonews.com menulis, peristiwa itu berawal saat rekan AN, berinisial IA membuat status di jejaring sosial facebook tentang adanya aksi kecurangan saat ujian sekolah berstandar nasional (USBN) beberapa waktu lalu. "Waktu USBN anak ibu Elly sama bersama rekan-rekannya diberikan kunci jawaban, sedangkan yang lain tidak," tulis status IA. Anak Elly yang dimaksud adalah siswi berinsial Y.

Menurut IA, awalnya postingannya itu tak dihiraukan oleh guru Elly. Namun, rupanya guru lainnya memanas-manasi Elly agar melakukan tindakan kepada ketiganya. Akhirnya, guru Elly memanggil ketiganya.

Saat dipanggil itu, kata IA, Elly mengancam akan memenjarakan mereka dan membayar denda Rp750 juta. Mendengar ancaman itu, ketiga siswa ini shock.

Kepala SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan, Darwisah Lubis yang dikonfirmasi wartawan saat menjenguk korban mengaku belum mengetahui kejadian ini.

Alasan tidak tahu itu juga diungkapkan Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Sagino.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengaku pihaknya telah menerima aduan kasus ini. Setelah dilakukan penelusuran terbatas, Retno membenarkan ada percobaan bunuh diri yang dilakukan siswa SMK N 3 Padang Sidempuan berinisial AN.

Siswi kelas XII ini mencoba bunuh diri dengan menenggak racun tanaman di sekitar rumahnya.

"Percobaan bunuh diri dilakukan karena siswa yang bersangkutan merasa terancam/diintimidasi oleh oknum guru SMK N 3 Padang Sidempuan akibat status FB yang dibuat oleh korban berkaitan dengan kebocoran soal UNBK di sekolah tersebut," kata Retno kepada Republika.

Soal ancaman yang diberikan guru, Retno mengaku masalah itu perlu diklarifikasi lebih lanjut. Sebab, dari fakta yang didapat, guru merasa tidak pernah memberikan ancaman.

Saat dipanggil, sang guru hanya sekedar memberikan peringatan soal status FB yang dibuat korban dan dua rekannya. Kepada korban sang guru menyebut statusnya di FB bisa dikenakan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Eelektronik (ITE) dengan menyebutkan ancaman kurungan dan denda yang mungkin dijalani siswa AN.

Pasal 45B Undang-undang ITE itu menyebut, "Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus limapuluh juta rupiah).

Namun, sayangnya sang guru tak memperkirakan dampak teguran itu di mana AN merasa tertekan dan mencoba melakukan bunuh diri.

Tentang dugaan bocornya soal UNBK, menurut Retno masih perlu penelusuran lebih lanjut.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...wa-smk-diteror

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Dan anak-anak itu pun berucap, "Pak Jokowi, minta tas"

- Panduan menonton debat cagub-cawagub DKI Jakarta putaran kedua

- Setya Novanto, pencegahan di kasus e-KTP, politisi licin dan bantuan kolega