Cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat seolah tak mau kalah dengan pasangan Anies-Sandi yang menyediakan program rumah dengan DP Rp 0 dan harga Rp 350 juta. Ahok-Djarot punya empat skema bagi warga Ibu Kota mendapatkan tempat tinggal yang layak.
"Masyarakat kecil sampai pasangan muda Jakarta bisa tempati 4 skema hunian yang nyaman, aman, dan sehat. Tidak pusing cicilan. #JakartaPunyaSemua," tulis Ahok pada akun @basuki_btp yang dilihat detikcom Kamis (6/4/2017).
Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
"Itu tiru-tiru kita lagi itu," ujar dia ditemui di Warung Buncit, Jakarta Selatan.
Sandi berkeyakinan, Ahok-Djarot meluncurkan skema hunian karena adanya program Rumah DP 0.
"Isu terpenting itu kami yang pertama meluncurkan berdasarkan data yang kami miliki lebih dari 1.333 blusukan yang kami lakukan di wilayah Jakarta. Alhamdulillah sekarang Pak Basuki menangkap juga itu dan meluncurkan 12 hari sebelum pencoblosan," kata Sandi.
Pada Pilkada DKI 2017, Sandi menilai pihaknya yang lebih dulu menggaungkan program rumah. Ia menilai program rumah DP 0 adalah program inovatif yang pada awalnya diremehkan oleh sebagian orang.
"Harus saya bilang setiap inovasi, setiap breakthrough ideas, setiap ide yang memberikan solusi pasti di-bully di awal. Dan setelah mendapatkan perhatian di masyarakat dan diapresiasi, akhirnya ditiru. Biasa seperti itu," ujar Sandi.
Tim Ahok-Djarot baru saja merilis konsep skema hunian bagi warga Ibu Kota. Pada skema itu, ada lima jenis hunian yang akan disediakan kepada warga berdasarkan golongannya masing-masing.
Skema hunian itu masing-masing adalah penyediaan rumah susun bagi warga yang tidak mampu atau berpenghasilan di bawah Rp 1 juta tiap bulannya, skema ini telah dijalankan untuk merelokasi warga bantaran sungai. Kemudian skema hunian dengan subsidi sebagian yang diperuntukan bagi warga dengan penghasilan senilai upah minimum provinsi (UMP), dan skema sewa beli diperuntukkan bagi warga yang berpenghasilan di atas UMP hingga Rp 19 juta tiap bulannya.
Selanjutnya ada rencana penyediaan rumah kos yang akan bekerja sama dengan warga yang memiliki lahan seluas 200 meter, penyediaan mess untuk pekerja, dan rusun yang dibangun di atas pasar dan di atas stasiun mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT).
https://finance.detik.com/properti/3...tiru-tiru-kita