Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Densus 88 menangkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Pasuruan bernama Muhammad Nadir Umar di terminal II Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jumat (8/4/2017). Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan ini ditangkap ditangkap setelah dideportasi pemerintah Turki.

Dia dideportasi karena telah memasuki wilayah perbatasan Suriah dan Lebanon.

Selain Nadir, pemerintah Turki juga mendeportasi satu WNI lainnya atas nama Budi Mastur. Budi dideportasi melalui bandara Husein Sastra Negara Bandung. Keduanya diduga terkait dengan gerakan kelompok radikal.

"Seperti biasa, jika ada laporan WNI yang dideportasi dari Timur Tengah atau terkait informasi radikal, dilaporkan ke Densus 88 untuk diperiksa," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, seperti ditulis Kompas.com, Ahad (9/4/2017).

Dari hasil pemeriksaan, keduanya berangkat ke wilayah Suriah sebagai relawan misi kemanusiaan dari Yayasan Qouri Ummah. Keduanya berangkat pada 31 Maret dengan membawa uang donasi sebesar USD20.000 untuk para pengungsi di Turki dan Lebanon.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, kedua orang ini berangkat melalui rute Bandung, Surabaya-Kuala Lumpur-Istanbul

Pada 1 April 2017 keduanya sampai di Istanbul dan dijemput oleh perwakilan dari Qoirum Umah yang berada di Istanbul. Sore harinya, keduanya mengunjungi tempat pengungsian warga Palestina di Istanbul.

Sehari setelah itu, keduanya berangkat ke Gazianteb untuk penyaluran bantuan dan kemudian sore harinya dilanjutkan ke Kota Rayhanli (perbatasan Turki-Syria).

Usai menyalurkan bantuan keduanya menginap di kantor cabang Qoiru Umah di Rayhanli dan kemudian kembali ke Istanbul.

Dari Istanbul, pada 4 April, mereka bertolak ke Lebanon. Di Lebanon ini keduanya ada masalah dengan visanya. Aparat setempat akhirnya menyuruh keduanya balik ke Istanbul.

Pada 5 April keduanya diperiksa Imigrasi Istanbul. Dalam pemeriksaan, keduanya diketahui telah memasuki daerah perbatasan dan kemudian diamankan oleh Imigrasi. Setelah diperiksa, pada 6 April keduanya dideportasi ke Bandung dan Surabaya melalui Kuala Lumpur.

"Sekarang masih diperiksa di RPSA Kemensos Bambu Apus," ujar Rikwanto seperti dinukil Jawapos.com.

Sosok NadirNadir merupakan anggota Komisi IV di DPRD Kabupaten Pasuruan. Kasiman, rekan Nadir di Komisi IV menuturkan, Nadir merupakan sosok yang selalu bersuara lantang saat rapat-rapat di Dewan. Di Dewan, kata dia, Nadir sering memberikan usulan-usulan kreatif demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kalau punya pendapat, Nadir ini berusaha kuat untuk mempertahankannya," ujar politikus Gerindra ini.

Di Dewan, Nadir juga menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Pasuruan,

Nadir, kata Kasiman, selama ini tidak pernah neko-neko. Nadir dikenal sebagai politikus yang luwes dalam bergaul.

Sekretaris PKS Kabupaten Pasuruan M Zaini kepada detikcom juga mengaku sangat kaget atas penangkapan rekannya itu. Ia tak yakin Nadir terlibat ISIS. "Kami di PKS juga menolak model-model pemikiran seperti ISIS. Semoga ini hanya kesalahpahaman saja," katanya.

Zaini mengaku terakhir bertemu Nadir pada 4 April saat akan mengikuti rapat pansus. Saat itu, Nadir pun menyapanya. "Kalau selama saya bergaul dan berteman dengannya itu tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan," ujarnya.

Menurut Zaini, Nadir memiliki sederet aktivitas di luar kegiatan sebagai anggota dewan. Ia aktif di sejumlah kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan yang mengusung pembelaan islam.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...gkap-densus-88

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kronologi baku tembak terduga teroris di Tuban

- Polri akan rekrut Haikal, anak muda peretas ribuan situs

- Profil Hakim MK Saldi Isra, waswas dan daftar pada jam terakhir