- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Ramai spanduk SARA, benarkah warga Jakarta jenuh?


TS
BeritagarID
Ramai spanduk SARA, benarkah warga Jakarta jenuh?

etugas Satpol PP Cengkareng menurunkan spanduk yang dianggap provokatif, di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (15/3).
Sejak Selasa malam (4/4), spanduk bertuliskan "Warga Jakarta Sudah Bosan Dengan Isu SARA" terpampang di sejumlah titik di Jakarta.
Lokasinya pun strategis, terutama di jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menuju ke halte Transjakarta. Misalnya Halte Bank Indonesia, dan Halte Slipi Jaya. Spanduk juga terlihat di titik-titik keramaian lain, seperti pintu masuk menuju Terminal Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Namun, sejauh ini belum diketahui siapa pemasang spanduk-spanduk tersebut.
Kemungkinan besar spanduk itu merupakan respons atas Pilkada DKI 2017, yang keriuhannya kerap menyeret sentimen suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).
Adapun kedua kubu yang bersaing dalam Pilkada DKI 2017 mengaku bersepakat dengan pesan dalam spanduk tersebut.
Calon wakil gubernur petahana, Djarot Saiful Hidayat, menyebut bahwa warga sudah bosan dengan isu SARA yang terus "digorang-goreng". Ia pun menyambut baik keberadaan spanduk tersebut.
"Baiknya warga sudah tahu... bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Tentunya tidak perlu menggunakan isu-isu itu (SARA). Karena kita sudah sepakat, negara Pancasila di negara yang sudah Bhinneka Tunggal Ika," kata Djarot, dikutip BeritaSatu (5/4).
Dari kubu lain, kandidat wakil gubernur, Sandiaga "Sandi" Uno, juga mengaku sepaham dengan konten spanduk itu. "Kalau isu SARA dibawa ke Pilkada, kita sudah sepakat tidak boleh. Karena isu kita adalah pendidikan, lapangan kerja, dan biaya hidup," ujarnya, dilansir detikcom (5/4).
Sebagai catatan, kedua kubu juga merasa dirugikan dengan isu SARA dalam Pilkada DKI--termasuk lewat kehadiran spanduk-spanduk yang kerap mengungkit persoalan agama.
Sebagai misal, kubu petahana, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat merasa dirugikan dengan beredarnya spanduk larangan menyalatkan jenazah pemilih pemimpin non-muslim.
Hal tersebut dirasa merugikan Ahok, mengingat statusnya sebagai pemeluk Kristen--berdarah Tionghoa--di wilayah yang persentase muslimnya mencapai 83 persen. Pun, Ahok tengah jadi sasaran empuk isu-isu berkenaan SARA karena kasus penodaan agama yang tengah membelitnya.
Di sisi lain, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga "Sandi" Uno sempat diterpa isu miring lewat spanduk "Jakarta Bersyariah".
Spanduk itu memasang foto Anies-Sandi, dengan klaim bahwa "Jakarta Bersyariah" bakal jadi program 100 hari kerja keduanya bila mereka jadi nakhoda ibu kota.
Kubu Anies-Sandi menyebut spanduk itu sebagai fitnah. "Ada yang hobinya kurang keren, hobinya tidak keren, bikin fitnah terus di masa Pilkada," kata Anies, dinukil Media Indonesia (3/4). Belakangan, Sandi mengklaim telah mengerahkan 150 ribu relawan untuk menurunkan "spanduk fitnah".
Sebagai informasi, keresahan warga soal peredaran isu SARA juga terlihat di linimasa Twitter. Bahkan, lontaran macam itu sudah mulai muncul sejak beberapa bulan lalu.
Berikut beberapa kicauan warga yang memuat kejenuhan ihwal penggunaan isu SARA dalam Pilkada DKI.
Belum pernah saya mengalami kampanye politik yg sebrutal dan sekeji ini. Apa dampaknya nanti bagi kehidupan bersama kita?
— goenawan mohamad (@gm_gm) April 5, 2017 Gue udah mulai muak sih tiap hari baca berita tentang Pilkada yang gak jauh-jauh dari SARA. Kemon lah.
— Lynn Wang (@lynnwng) April 5, 2017 Bosan dg status kalian semua yg bicara ttg agama dan konsep 'muslim', serta sgala hal pilkada dki! Hidup ini bkn cuma urusan itu keles.
— maeyop (@maedayoppy) March 12, 2017 Pilkada DKI cepatlah berlalu, aku sudah muak membaca hoax, isu sara dimana mana, khususnya masalah agama. ????
— Astri Y. Simanjuntak (@asimanjuntak03) February 16, 2017 Mending timlin ijk tentang lucu2an kek begini drpd drama pilkada sama SARA trus, aku bosan aku bosan aku bete aku bete ???????????? #youknowwhatimean
— A (@jjullsss) March 15, 2017 Saya berdoa. Pilkada DKI cpt selesai. Ras.diskriminasi pasti ikut selesai. Siapapun yg menang. Jijik banget
— pungkypurnomo2 (@pungkypurnomo2) April 6, 2017
Lantas apakah peredaran isu-isu SARA akan mengendur beriring kejenuhan warga?
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, meragukannya. Sebaliknya, Direktur Eksekutif Voxpol Centre Research and Consulting itu memprediksi isu SARA akan kian gencar jelang hari pemilihan (19 April).
Pangi menduga, penyebaran isu SARA merupakan ulah aktor-aktor di luar tim sukses. Konon, aktor-aktor ini sengaja mendompleng isu SARA sebagai komoditas politik. Aktivitas itu, kata Pangi, bisa menjebak dan menyeret tim sukses masing-masing calon untuk bermain di isu SARA.
Meski demikian, Pangi meragukan bila isu ini bisa memengaruhi pemilih. "Saya kira, rakyat Jakarta sudah membuang SARA ke sungai. Pemilih rasional lebih banyak dibanding pemilih sosiologis," kata dia, dikutip CNN Indonesia (6/4).
Sebaliknya, sekitar sebulan lalu, Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, menyebut isu agama efektif guna "menghilangkan dukungan suara." Ray menyimpulkan hal itu dengan melihat hasil Pilkada DKI 2017 putaran pertama, yang konon jauh dari prediksi.
"Rasanya permainan simbol keagamaan lebih kuat ketimbang memproduksi ide soal visi dan misi. Karena sebetulnya bisa dilacak dari pelaksaan putaran pertama. Kemarin di luar dugaan hasilnya, banyak yang tidak sesuai prediksi," katanya, dikutip OkeZone.
Menurut Ray, penyebaran isu SARA tak lepas dari lemahnya peran partai politik. Kelemahan itulah yang membuka ruang bagi oknum-oknum tertentu untuk memainkan sentimen SARA.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-jakarta-jenuh
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
3K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan