Kaskus

News

tribunnews.comAvatar border
TS
tribunnews.com
Tujuh Tahun Pasutri Ini Tinggal dan Tidur di Emperan Ruko
Tujuh Tahun Pasutri Ini Tinggal dan Tidur di Emperan Ruko


Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Pakaiannya lusuh, namun hijabnya tak mau lepas menutupi rambutnya, hanya di bekali baju kaos lengan tanggung, yang lusuh dengan sobekan kecil diantara jahitan di bawah ketiak wati (51) hanya pasrah saat belasan petugas satuan polisi pamong pradja (Satpol PP) Kota Jambi menghampirinya Selasa (4/4).

Sekitar pukul 11.00 Senin saat belasan petugas satpol pp mendatangi gang buntu di terminal rawasari, Kota Jambi.

Gang buntu yang berlokasi di RT 14  Kebun Kelapa, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Kota Jambi ini cukup sepi. Bangunan ruko bertingkat tampak tertutup rapat. Hanya ada satu ruko yang terbuka.

Di ujung gang tampak Wati dan anak angkatnya Santi (41) tengah berbaring di depan salah satu ruko.

Beralaskan tikar lusuh, ia dan anak angkatnya ini tidur berbantalkan tas sambil mendengarkan radio. Disampinya suami santi Ahmad Ikbal mendampinginya.

Namun senyum ketiganya berubah saat sejumlah petugas satpol PP menghampiri, panik dan tak bisa berkata apa-apa.

Sementara Santi yang tengah duduk dengan pakaian celana pendek selutut dan baju kaos merah sempat berkilah saat disebut gelandangan.

Saat petugas satpol pp membujuknya untuk di ajak naik kemobil ia lantas menangis, menolak untuk di bawa petugas.

"kami cuma ngikut tinggal disini, kami tak punya tempat tinggal, kami anak angkat ayuk tu,"kata Santi menangis.

"ndak apa-apa yuk cuma di data bae, nanti jelaskan di kantor, dak diapa-apain kok,"bujuk salah seorang petugas.

Ia menangis sejadi -jadinya saat akan di bawa.

Sementara Ikbal atau yang akrab disapa Beni (51) berlari ke arah pintu rumah belakang milik salah seorang warga disana.

"pak Rt tolong ada razia, istri saya mau di bawa,"teriak Beni.

Tak lama kemudian salah seorang penghuni rumah keluar dan mencoba memjelaskan kepada petugas.

Tak lama kemudian, petugas akhirnya mebawa Wati yang hanya diam bersama santi menuju mobil yang sudah menunggu di depan gang.

Saat tiba di Kantor Satpol PP Kota Jambi, Wati bercerita jika ia sudah beberapa kali terjaring razia gelandangan dan pengemis di kota Jambi.

Ia menolak disebut sebagai pengemis. Wati mengaku terpaksa tinggal di depan ruko milik H Sukur karna tak memiliki tempat tinggal.

"aslinya dulu saya dari sumatra barat, merantau kesini karna ndak punya keluarga. Ndak punya orang tua merantau lah ke jambi,"katanya.

Karna tak memiliki keahlian khusus setibanya di jambi sejak belasan tahun lalu ia akhirnya menganggur dan mulai tidur di depan ruko-ruko.

Hingga akhirnya bertemu dengan Beni yang juga hidup sebatang kara. Keduanya memutuskan menikah setelah benih cinta bersemi di hati keduanya.

Saat ini usia pernikahan keduanya sudah mencapai 17 tahun. Namun, selama ini pula keduanya hidup menumpang di depan ruko di kawasan pasar.

"kami sudah nikah 17 tahun. Tapi belum punya anak. Kami ndak punya rumah makanya numpang depan ruko orang,"katanya.

Selama ini kehidupan kedua pasangan suami istri ini terbilang jauh dari sejahtera. Santi tidak memiliki pekerjaan.

Sementara suaminya beni selama ini hanya bekerja serabutan demi membiayai hidupnya dan istri tercinta.

Bahkan terkadang dalam satu hari pasangan ini hanya makan sekali dalam sehari. Itu pun menunggu pemberian dari pemilik ruko.

"kadang cuma sekali, itu pun karna dikasi pak Rt,"katanya.

Wati mengaku cukup bahagia selama menjalani 17 tahun pernikahan dengan Beni. Meski tak punya tempat tinggal dan hanya menumpang tidur di emperan ruko di kawasan pasar.

Untuk mengisi hidup kedua pasangan suami istri ini, mereka mengangkat Santi sebagai anak angkat. Meski usianya sudah terbilang cukup tua.

"Karena kami merasa senasib, dia ndak punya orang tua dan tempat tinggal, makanya kami angkat jadi anak,"kata Wati.

"Kami orang susah, kalau dak sesama kami yang membabtu siapa yang mau nengok,"ujarnya sambil menahan tangisnya.

Bahkan selama ini kedua pasangan ini terbilang jauh dari sentuhan tangan kebijakan pemerintah. Meski sudah 17 tahun tinggal disana namun pasangan ini belum memiliki KTP.

Hal ini lah yang membuat keduanya kerap terjaring razia gepeng.

Meski demikian, ia dan suami tetap sabar meski cacian dan perlakuan tak menyenangkan kerap diterimanya.

"Kami ndak punya tempat tinggal, untung lah pak Rt baik mau mengijinkan kami tinggal disini,"katanya sambil mengelap ari mata dengan jibab putih lusuh miliknya.

Terpisah H Sukur Khan, ketua Rt 14 sekaligus ketua pemuda yang juga pemilik ruko tempat wati tinggal ini menyayangkan terkait diamankannya Wati.

Ia membenarkan keduanya adalah pasangan suami istri yang sudah lama tinggal menumpang di depan ruko miliknya.

"Mereka suami istri, kasihan kalau yang perempuan satunya anak angkatnya karna mereka merasa senasib jadi diangkatnyalah santi jadi anaknya,"kata H Sukur saat ditemui tribun, Selasa malam di kediamannya.

Ia menuturkan kedua pasangan suami istri tersebut termasuk orang yang dipercayai baik.

Namun, karna tak memiliki keluarga dan tempat tinggal keduanya akhirnya hidup terlunta-lunta dan hanya bisa tidur di jalan.

"kalau siang mereka tidur disitu (depan Ruko). Yang kerja si Beni ini, suami Wati. Kalau wati ndak kerja,"kata H Sukur.

"kalau malam meka baru keluar ke terminal, kalau siang tidur di depan ruko saya. Karna kasihan, makanya saya kasih izin,"kata Sukur.

Sukur menjelaskan sempat menawari kedua pasangan suami istri itu tinggal dan tidur di dalam ruko. Tapi ntah apa alasannya, Wati dan suami menolak.

"makanya saya berencana mau buatkan kamar di lokasi kosong di belakang ruko ini, jadi mereka bisa istirahat disana kalau hujan mereka bisa berteduh,"ujar Sukur.

"suaminya ini warga kebun kelapa sini lah,  karna tak punya rumah dan keluarga makanya seperti ini. Mereka ini orang baik, kalau saya tadi dirumah pas ada razia saya pasti tidak mengizinkan mereka dibawa,"sambung Sukur.

Ia berharap agar pihak satpol pp bisa segera membebaskan keduanya,"kasihan karna ndak punya tempat tinggal. Kita membantu orang seperti mereka ini pahala,"pungkas Sukur. (dnu)

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...i-emperan-ruko

---

Baca Juga :

- Anak Ini Nangis Mengadu pada Ibunya Saat Terjaring Satpol PP

- Remaja Cantik Pengantar Katering Terjaring Razia, Dikira Anak Punk

- Andi Pukul Sapriman karena Tak Temukan Sang Istri di Rumah Sahabatnya Itu

0
964
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan