Sikap tegas yang ditunjukkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap ancaman terorisme, akhirnya mengundang reaksi dari kelompok radikal ISIS.
Baru-baru ini, seperti dirilis Independent, Selasa (4/4/2017), ISIS telah menyebarkan sebuah rekaman suara ke dunia maya. Secara keseluruhan, rekaman tersebut secara terang-terangan mengejek negara AS dan presidennya, Donald Trump.
“Amerika, kamu telah tenggelam dan tidak punya penyelamat. Kamu telah menjadi mangsa dari para tentara Khalifah di setap penjuru bumi. Kamu telah bangkrut dan tanda-tanda kematianmu telah terlihat dengan jelas,” ujar Juru Bicara ISIS, Abu Hassan al-Muhajer.
Tak cuma memberikan ancaman terhadap AS, Al-Muhajer juga mengejek Presiden Trump sebagai sosok yang tak mengerti apa-apa dalam perang di Irak dan Suriah.
“Sudah banyak bukti bahwa kalian sedang dipimpin oleh seorang idiot yang tidak mengerti apa yang tengah terjadi di Suriah atau Irak. Dia juga tidak mengerti apa Islam itu,” lanjut al-Muhajer.
Tak hanya menjelek-jelekkan AS dan Presiden Trump, al-Muhajer juga menyempatkan diri untuk memuji aksi para teroris yang telah melancarkan serangan di Eropa, khususnya Inggris. Setelah itu, ia pun meminta agar para pengikut ISIS di AS, Rusia, dan Eropa segera melakukan serangan yang sama di negaranya masing-masing.
Pesan tersebut, menurut laporan yang dirilis otoritas AS, diunggah dan disebarkan melalui aplikasi berkirim pesan, Telegram. Dari keterangan yang dibuat pihak AS, Telegram disebut-sebut sebagai aplikasi favorit ISIS untuk menyebarkan propaganda kepada para pengikutnya di berbagai negara.
Presiden Trump sendiri telah berulang kali menyatakan kesiapannya dalam memerangi para teroris. Namun hal tersebut ditunjukkannya dengan merilis aturan-aturan kontroversial.
Seperti diketahui, Trump telah menggagas sebuah aturan yang melarang warga dari beberapa negara mayoritas Islam untuk masuk ke Amerika Serikat. Larangan tersebut menimbulkan protes keras dari berbagai pihak. Mereka menyebut Trump tak paham dengan permasalahan terorisme yang melanda dunia, khususnya AS.
Padahal ISIS sendiri lagi melemah...