Alkisah Purist adalah seorang pemuja setia Omniscience. Namun ternyata sebelumnya sempat meragukan sang Dewa, kenapa?

Bicara tentang para pemuja dewa-dewa di dunia Dota 2 sepertinya tak lengkap jika tak bicarakan Purist Thunderwrath sang Omniknight. Memang di dunia Dota 2 banyak dewa-dewi yang dipuja oleh para hero hero. Ada Selemene yang dipuja oleh Mirana dan Luna, Flayed Ones yang dipuja oleh Strygwyr, serta banyak dewa-dewi lainnya. Purist jadi salah satu pemuja lainnya, namun sebelum menjadi sesosok Omniknight, ternyata ia pernah kehilangan keyakinan akan dewanya. Kenapa? Begini kisahnya.
Dahulu Purist Thunderwrath adalah seorang ksatria pejuang yang amat berkomitmen tinggi, disumpah untuk melayani sebuah orde. Purist tumbuh dewasa sebagai seorang ksatria sebagai rendah, melayani seorang ksatria sepuh dengan reputasi yang baik. Sepanjang hidupnya, Purist mendedikasikan dirinya untuk melayani x, sesosok Tuhan yang dipercaya Purist, the All Seeing One.



Hati seorang manusia memang tak pernah ada yang tahu. Setelah berbagai pertempuran, ksatria sepuh yang jadi panutannya mati dan dikubur dengan keadaan yang menyedihkan, kawan-kawannya berguguran, dibunuh oleh makhluk-makhluk hina yang menolak menunduk kepada Omniscience, mati karena wabah, juga keracunan air, kepercayaan Purist mulai pudar. Ia pun mempertanyakan sumpahnya melayani sang Omniscience, mempertanyakan alasan perjuangannya dalam peperangan suci.
Setelah sebuah meditasi mendalam, Purist putuskan untuk memisahkan diri dari rekan-rekan seperjuangannya. Purist putuskan untuk melakukan perjalanan ke sebuah gua yang ada di tebing Emauracus. Ia punya rencana besar untuk menantang para pendeta Omniscience sebagai bentuk kekecewaannya kepada sosok Tuhan yang selama ini ia percayai.



Selama ini, tak pernah ada satu ksatria pun yang mempertanyakan mereka, dan bagi mereka yang mencoba mempertanyakan, akan dibuang ke lubang pengorbanan. Tetapi keputusan Purist sudah bulat, ia tak bergeming dan tetap lakukan hal tersebut. Sesampainya di tempat tersebut tubuh Purist mulai bergelimang cahaya suci, dan mereka, para pendeta, melihat bahwa sang Omniscience telah memilih untuk menampakkan dirinya kepada Purist.
Melihat hal tersebut sang Elder Hierophant pun mengantar Purist dalam sebuah perjalanan berminggu-minggu ke sebuah ruangan yang amat dalam, ruangan tersuci dari yang suci. Mitos mengatakan yang menunggu di sana bukanlah sekadar konsep kebijakan atau pengetahuan, bukan sekadar ukiran pusaka yang butuh imajinasi untuk mempercayainya, melainkan sang Omniscience sendiri yang tinggal di ruangan tersebut.



Jauh di dalam sana, sang Omniscience telah membuat kulit dari mineral-mineral, yang akhirnya berbentuk menjadi bumi itu sendiri. Dengan demikian the All Seeing One mengaku telah menciptakan bumi, ia juga memaparkan kebenaran lainnya kepada Purist di hari itu. Pada hari itu juga, Purist jadi tak lagi punya alasan untuk tak percaya pada cerita tersebut.
Namun kita sebagai yang hanya menyimak saja, mungkin bisa menganggap Omniscience itu bohong, ia mungkin hanya sesosok dewa terkutuk yang terkurung di dalam bumi dan sama sekali bukan penciptan dunia. Namun Purist sang Omniknight kini tak pernah lagi mempertanyakan keimanannya akan Omniscience.
Kini ia kembali ke dalam pertarungan sucinya, tanpa keraguan berkat Omniscience kini Omniknight punya kekuatan maha dahsyat untuk memberi rekan-rekannnya kekuatan di dalam pertarungan.

Ternyata kisah latar Purist sang Omniknight cukup seru juga ya. Namun melihat kisah tersebut, kita tentu jadi semakin bertanya. Siapakah sebenarnya yang menciptakan bumi dan seisi dunia di Dota 2? Apakah para Titan? Para Fundamentals? Atau sang Omniscience? Masih penasaran? Ikuti terus media sosial duniagames.co.id untuk lanjutan Lore Dota 2 ya!

FACEBOOK FANPAGE: @duniagames
Kunjungi Sumber https://goo.gl/VrMAj2