TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modal persatuan negeri ini adalah adalah toleransi menurut Menteri Kordinator Bidang Politik dan Keamanaan (Menkopolhukam) Wiranto.

Hal itu sudah berlangsung sejak para pendiri menyusun konsep negara Indonesia.

Dalam sambutannya di acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Harian Nasional (DHN) 45 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2017), Wiranto mengingatkan bahwa para pendiri tidak menyusun Indonesia sebagai negara Islam, walaupun di negeri ini mayoritasnya adalah muslim.

"Negara ini adalah negara yang penduduk Islamnya terbesar," ujar Wiranto.

Baca: Di Usia ke-71 Tahun Muslimat NU Setia Menjaga NKRI

Para pendiri negara ini bisa merealisasikan hal tersebut antara lain karena toleransi yang tinggi.

Wiranto yang juga merupakan mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura itu mengatakan Indonesia bisa menjadi negara ketuhanan karena para ulama, para tokoh-tokoh Islam di awal kemerdekaan tidak memaksakan kehendak mereka.

"Kalau ego mayoritas dipaksakan, pasti negara ini bubar. NKRI tidak akan terwujud. Para ideologi toleransi digalakkan," ujarnya.

"Memberikan kesempatan untuk pemeluk agama apapun, untuk hidup rukun di Indonesia," Wiranto menambahkan.

Warga negara Indonesia yang hidup di era moderen ini, seharusnya bisa mengacu dari sikap toleran para pendiri bangsa.

Sikap toleransi itu seharusnya bisa diterapkan pada berbagai masalah yang timbul belakangan ini.

"Masalah kita yang barangkali yang lebih sempit dari saat itu," katanya.

"Harapan saya, mari singkirkan ego personal (pribadi), ego organisasi, kita masuk pada semangat toleransi, yang sudah kita dapat dari para pendahulu," ujar Wiranto.

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...gara-ini-bubar

---

Baca Juga :

- Buka Temu Nasional DHN 45 Wiranto Ingatkan Pentingnya Toleransi

- Ini Keseruan HUT Wiranto yang Dirayakan di Istana Negara

- Pagi Ini, Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp 13.313