Ketika bertengkar dengan kekasih, agan doyan sekali mengucap kata putus terlebih dahulu. Dengan alasan takut terluka, agan terbawa emosi untuk melindungi diri. Hal-hal seperti ini sebenarnya menunjukkan kalau agan takut pada komitmen. Dan berada dalam fase tidak yakin akan menjalani sebuah hubungan yang mengikat dan membatasi langkah agan.

Buat agan komitmen itu seperti sebuah ancaman. Jadi agan sepakat untuk 'menjalani saja' hubungan asmara agan dengan kekasih. Arahnya belum jelas, yang penting ada beberapa hal yang biasa dilakukan dengan kekasih.
Di lain waktu, agan akan tetap bebas dan berkenalan dengan banyak pria. Menganggap hal itu adalah wajar karena agan ingin bisa memilih sosok yang terbaik untuk agan kelak. agan juga mengaku pada mereka dalam open relationship, sehingga tidak terikat pada siapapun.

Memaganng mereka yang sudah menikah, hamil, memiliki anak, sepertinya banyak sekali hal yang berubah pada hidup mereka dalam waktu yang singkat. Diam-diam ada rasa takut menyelimuti agan. Rasa takut yang membuat agan ingin tetap sendiri dulu karena tidak yakin apakah agan bisa menjalaninya sebaik orang lain.

Kalau ditanya apa yang agan inginkan di dalam hidup, mata agan akan menerawang dan malah bingung menjawab apa. Apa ya yang sebenarnya memang agan inginkan? agan mungkin tidak tahu jawabannya.
Dan inilah yang membuat agan belum siap menjalin komitmen dan melangkah pada pernikahan. Karena bila agan belum menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kelak agan akan berusaha kabur dan keluar dari ikatan pernikahan karena penasaran akan mimpi sendiri.

Setiap bertemu dengan sosok pria, agan selalu menerka dan mencari tagan, "apa iya ini pria yang aku cari?"
Cinta sejati itu tak hanya cukup dipaganng lewat mata. Tetapi hatilah yang akan berbicara. Dan waktu membantu agan membuktikan pria mana yang memang akan mendampingi hidup agan.
Untuk itu, ketika agan bertemu dengan kekasih yang memang sudah membuat agan nyaman, jangan keburu kabur darinya. Temukan hal-hal menyenangkan darinya, kenali kekurangan, dan kelebihan agar agan tahu apakah agan mau hidup dengannya dalam kelebihan dan kekurangannya kelak?

Ketika pasangan lain yang belum terlalu lama menjalin hubungan memutuskan untuk menikah, hal ini dapat membuat agan merasa untuk perlu cepat-cepat menikah juga. Perbandingan semacam itu tidak berarti agan harus terburu-buru menikah. Ingat, menikah bukanlah perlombaan. Ujian sebenarnya dari sebuah hubungan adalah bukan seberapa cepat orang menikah tapi berapa lama mereka dapat mengarungi bahtera rumah tangga setelah itu.

Menekan kekasih agan untuk segera menikahi agan saja sudah cukup buruk, namun membujuk mereka berjalan menyusuri altar hanya demi menyenangkan orang lain itu jauh lebih buruk.
Ingat ini bukan masalah soal ibu, nenek, sahabat atau tetangga sebelah agan yang menganggap sudah saatnya agan untuk menikah. Perasaan agan dan pasangan agan yang lebih penting.

Jika agan membangun kehidupan dengan seseorang, agan hanya dapat berhasil melakukannya jika agan memiliki tujuan yang sama. Jika agan menikah namun baru mengetahui bahwa pasangan agan tidak setuju pada suatu pemikiran agan yang mendasar bisa menjadi bencana dalam kehidupan pernikahan. Jika agan belum membahas isu-isu besar seperti anak-anak dan di mana agan akan tinggal, maka jelas terlalu dini untuk memutuskan menikah.