Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
Lawan Impor, Petani Tembakau Kuatkan Data

Yogyakarta,GATRAnews - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menyayangkan lambatnya pemerintah dalam melakukan pendataan tentang luasan lahan tanam serta varietas tembakau. Sebagai upaya melawan impor tembakau, APTI swadaya melakukan pendataan sendiri.

Dalam rilis yang disampaikan ke wartawan usai Musyawarah Daerah APTI DI Yogyakarta, Ketua APTI Agus Parmuji menilai kondisi lemahnya data inilah yang menyebabkan daya saing tembakau di Indonesia menurun dibandingkan dengan tembakau impor.“Selama ini komoditas yang ditanam petani Indonesia adalah jenis tembakau yang bertar tinggi. Sedangkan kebutuhan tembakau yang saat ini meningkat adalah tar rendah. Data yang sedang kita kumpulkan tahun ini diharapkan mampu memetakan kawasan mana dan varietas apa yang cocok untuk memenuhi permintaan pasar,” jelas Parmuji, saat dihubungi Jumat (31/3).Karena lambatnya proses pendataan inilah, APTI secara swadaya memperdayakan petani dan sukarelawan untuk mengumpulkan data serta jenis varietasnya. Dengan mengetahui jenis varietas, maka ini akan menambah daya saing dan masukan kepada pemerintah untuk membuat aturan impor tembakau.Sebagai catatan, pada 2015 APTI merilis luas lahan tanam tembakau secara nasional mencapai 192.525 hekter dengan tingkat produksi 163.187 ton per tahun. Padahal di beberapa tahun sebelumnya luas lahan mencapai 260.000 hektar.“Kami targetkan pertengahan tahun hasil pendataan bisa sudah bisa disampaikan ke publik agar bisa dilakukan kajian dan mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” lanjutnya.Terkait dengan kebijakan impor tembakau, APTI meminta pemerintah membuat regulasi yang tidak merugikan kalangan petani. Di akhir tahun lalu, total tembakau impor yang masuk ke Indonesia mencapai 335 ton, padahal di waktu yang sama hasil produksi nasional hanya 235 ton atau selisih 100 ton. Impor tembakau didominasi Amerika, China, dan Turki.“Jumlah produksi nasional tidak terserap karena perubahan permintaan pasar yang menginginkan rokok dengan tar rendah. Kebanyakan produksi petani untuk rokok bertar tinggi. Bea masuk yang rendah juga menjadi penyebab naiknya besaran impor,” kata Parmuji.Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan, dapat dipastikan komoditas tembakau Indonesia akan mati akibat tingginya tembakau impor.

 
 
Reporter: Arif Koes Hernawan
Editor: Rosyid

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/perdaga...u-kuatkan-data

---


- Firman Soebagyo : Kelompok Anti Tembakau Diskriminatif
0
534
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan