alienjklAvatar border
TS
alienjkl
Sejarah Palang Merah
Part I

Sejarah lahirnya Palang Merah tidak dapat dilepaskan dari suatu keadaan medan perang. Diawali dengan adanya suatu peperangan pada tahun 1859 antara kerajaan Perancis dan Sadirnia di satu ppihak melawan kerajaan Austria di lain pihak. Dalam peperangan tersebut, terjadi suatu pertempuran hebat di desa Solferino, Itali Utara.
Akibat korban perang itulah tercetus gagasan Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bagi korban perang. Gagasan yang timbul dari pengalamannya menolong korban perang tersebut dituangkan dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1862, berjudul "Kenangan Solferino". Buku tersebut berkisah tentang kondisi yang ditimbulkan akibat perang dan mengusulkan agar segera dibentuk suatu tenaga suka rela yang bernaung di bawah suatu lembaga yang memberikan pertolongan kepada orang-orang yang terluka di medan perang. Dan kelak, lembaga inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya gerakan palang merah.









Part II


1. FLORENCE NIGHTINGALE

Florence Nightingale dilahirkan di Arnostad, Inggris pada. 12 Mei 1820. Florence Nightingale adalah seorang putri bangsawan yang hidupnya serba berkecukupan. Kecukupan dan kemewahan dalam hidupnya, belum memberikan kepuasan apa-apa baginya. Dalam hatinya ada 2 jalan = 1. Kehidupan enak dan penuuh kesenangan tapi kosong tanpa tujuan. Atau 2. Kehidupan menyenangkan yang mempunyai tujuan tapi,harus dikejar dengan segala tenaga. Ternyata, dia memilih jalan yang ke 2.

Florence Nightingle mempunyai kemauan keras untuk memberikan bantuan kepada yang miskin, orang sakit dan menderita. Pekerjaan merawat orang sakit dipandangnya sebagai kewajiban hidup, sehingga menuntut segala tenaga dan jiwanya untuk memperoleh pelajaran perawatan. Untuk menunjukan tekadnya tersebut, Florence banyak menghadapi rintangan dan hambatan, baik dari keluarganya maupun orang di sekitarnya. Karena pada waktu itu, pekerjaan merawat dianggap sangat rendah dan hina. Maka tak pantaslah gadis bangsawan seperti Florence melaksanakan pekerjaan yang hina. Namun, tak seorang pun dapat mematahkan kemauannya, dari keadaan buruk di rumah sakit justru menjadikan dorongan kuat baginya. Pada tahun 1840, Ny. Elizabeth Fry mendirikan suatu perkumpulan untuk mendidik juruwat-juruwat wanita. Dengan Ny. Elizabeth Fry inilah ketika itu Florence banyak berhubungan, juga dengan mengunjungi orang sakit di rumah sakit.
Pada saat terjadi Perang Krim, Florence menulis surat kepada Sidney Herbert dari Departemen Peperangan, yang menyatakan kesediannya untu dikirim ke garis depan/Krim. Tapi,belum sepat suratnya itu dikirim, Florence menerima surat dari Departemen Peperangan, yang meminta pada Florence untuk bersedia dikirim ke Scutari untuk merawat orang sakit di sana. Rumah-rumah sakit di sana penuh dengan orang-orang sakit typus, colera(Kolera), disentri,dll. Akibat wabah penyakit tersebut, jumlah penderita 7 kali lebih besar dari pada korban peperangan. Kuburan-kuburan digali tak cukup dalam, udara mengandung hawa busuk dan hama. Untunglah Florence tidak terganggu kesehatannya, bahkan pada malam hari dengan sebuah lampu, dia berjalan keliling untuk mengunjungi dan menghibur orang-orang sakit. Oleh karenanya dia mendapat julukan = 'Putri yang membawa lampu' (The Lady with the Lamp).
Setelah angka kematian menurun, rumah sakit menjadi bersih, pekerjaan-pekerjaan lancar. Florence meninggalkan Scutari, ia pergi ke Krim untuk memeriksa rumah sakit di Sebastovol. Kedatangan Florence di sini, disambut hangat oleh penguasa setempat. Akan tetapi kemudian Florence diserang penyakit panas, yang disebut "Crimean Fever" (Demam Krim). Setelah. sembuh, ia pulang ke Scutari untuk bekerja lagi.
Pada tanggal 7 Agustus 1856, sampailah Florence ke rumah orang tuanya. Atas anjuran Mr. Sidney Herbert, rakyat Inggris mengumpulkan uang sebanyak 45K poundsterling untuk mendirikan sekolah perwat yang dicita-citakan oleh Florence disebut "Nightingale Found".
Tahun 1883, dia mendapat anugerah "The Royal Red Cross" dan tahun 1907 mendapat "Order of Merf".
Sekembalinya ke Inggris, kesehatannya selalu terganggu. Florence meninggal dunia 3 Agustus 1910 di Inggris. Makamnya terdapat bunga dari berbagai pihak dan lampu kecil yang sangat serupa dengan lampu yang selalu dibawanya pada malam hari di rumah sakit Scutari.









2. JEAN HENRY DUNANT


Jean Henry Dunant dilahirkan tanggal 8 Mei 1828 di Jenewa,Swiss. Ayahnya seorang anggota Dewan Republik di Swiss, bernama Jean Jacques Dunant. Ibunya bernama Antoinette Colladon. Kedua Colladon melarikan diri ke Jenewa ketika di Perancis ada pengejaran terhadap kaum Nasrani penganut paham Calvijn.
Sejak kecil, Henry Dunant mendapat pendidikan secara Kristen. Ia dipupuk benih-benih cinta terhadap sesama makhluk hidup, yang merupakan cermin hidupnya kemudian. Ayahnya ketika itu menjabat sebagai Ketua Yayasan Perawatan Anak-anak Piatu, ibunya juga aktif dalam perawatan anak-anak perempuan piatu.
Pengalaman Henry Dunant bertambah setelah dia pergi ke Afrika Utara. Kemudian Henry Dunant meulis sebuah buku yang menentang perbudakan dan penjualan budak. Buku yang ditulisnya ini diterbitkan tahun 1857 bersamaan dengan buku yang ditulis oleh Harriet Beecher yang menggambarkan kekejaman perbudakan di Amerika Serikat. Kejadian-kejadian perang Krim juga cukup menusuk hatinya. Henry Dunant terharu dan semangatnya berkobar ketika mendengar putri bangsawan Inggris Florence Nightingale bertolak memberikan pertolongan dengan merawat dan meringankan beban penderitaan para prajurit yang luka.
Musim panas tahun 1859, Henry Dunant pergi ke Itali menuju Salferino. Di Salferino sedang berkobar perang mati-matian antara tentara Perancis - Sardinia melawan tentara Kerajaan Austria - Tentara Raja Franz Jozef. Peperangan yang hebat terjadi 24 Juni 1859. Dunant menyaksikan dengan kepala sendiri pertempuran yang dahsyat di bawah terik matahari lebih dari 5 jam. Ia menyaksikan kebuasan dan kekuatan senjata. Lebih dari 40.000 prajurit diantara 309.000 yang luka-luka dan tewas. 2 bulan kemudia ternyata meningkat 2 kali lipat, karena kurang sempurnanya perawatan bagi yang luka. Mereka dibiarkan tersebar merebah di mana-mana. Darah mengalir dan jerit kesakitan tidak dihiraukan. Para dokter dan pembantu yang ikut peperangan kewalahan. Semangat menolong Jean Henry Dunant berkobar, namun ia hanya 2 buah tangan yang harus berhadapan dengan puluhan ribu penderita. Ketika itu menangislah ia sambil berlutut menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pekerjaan yang berat dihadapi oleh Henry Dunant dengan inisiatif meminta bantuan tenaga dari penduduk asli, pemuda dan pemudi untuk merawat prajurit-prajurit yang luka-luka dengan semangat dan tulus hati. Ia juga mengusahakan agar para dokter Austria dikeluarkan dari tawanan untuk dapat membantu para korban di berbagai rumah sakit.
Dari pengalaman dan penghayatan di Solferino, Henry Dunant membuat buku yang diterbitkan pada tahun 1862 dengan judul "Un Souvenir De Solferino" (kenangan Solferino). Buku tersebut menarik perhatian seluruh dunia dan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Buku tersebut merupakan seruan kepada dunia untuk memberikan bantuan terhadap suatu pekerjaan luhur yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam sebuah perkumpulan.
Buku tersebut melukiskan bahwa pertolongan sangat kurang terhadap beribu-ribu orang luka yang kekurangan darah, kehausan, kelaparan, kepanasan, kehujanan, dan di mana-mana dalam sekejap meruoakan rumah sakit darurat.
Rasa terima kasih yang dalam dari para prajurit disampaikan kepada Jean Henry Dunant. Mereka yang terpelihara menamakan beliau "orang berbaju putih" dan seumur hidup mereka tak melupakan penolong yang bercita-cita besar ini. Akan tetapi, cita-citanya ini hanya akan dapat terlaksana dengan melalui perhimpunan penolong. Perhimpuan-perhimpunan ini harus ada di semua negara. Organisasi-organisasi itu harus senantiasa siap memberikan bantuan dan perawatan kepada yang luka-luka atau sakit di medan perang.
Buku "Kenangan Solferino" menarik perhatian umum, dan 4 orang di antaranya adalah =
1. Jendral Dufour
2. Mr. Maunior
3. Dr. Appia
4. Gustave Moynier.
Mereka ber 5 dengan Henry Dunant sepakat membentuk panitia 5 merintis cita-cita Henry Dunant. Pada tahun 1863, diadakan Konferensi Diplomatik dengan menghasilkan syahnya organisasi Palang Merah beserta lambangnya.
Panitia 5 tersebut dalam perkembangannya menjadi Komite Internasional Palang Merah sampai sekarang.
Sekarang, kita mengenal Jean Henry Dunant, yang menyerahkan cita-citanya kepada kita turun temurun untuk dilanjutkan memberi cahaya kepada manusia akan dasar-dasar kemanusiaan.
Pada tahun 1899, Henry Dunant mendapat beberapa penghargaan dan tahun 1901 mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian. Pada tanggal 30 Oktober 1910 ia meninggal di Heeden, yaitu Desa Appenzelez.
Ber5 dengan Jean Henry Dunant, mereka membentuk suatu panitia 5/ Komite 5 pada tahun 1863. Mereka merintis terbentuknya Palang Merah. Pada Konferensi Diplomatik yang 1 pada tahun 1863, disahkan organisasi Palang Merah dengan lambang Palang Merah di atas dasar putih. Arti lambang tersebut adalah pelindung bagi para petugas, penolong di medan perang. Dalam perkembangannya, panitia 5/ komite 5 tersebut menjadi Komite Internasional Palang Merah (KIPM) atau dalam bahasa inggtis disebut : "International Commitee of The Red Cross" (ICRC).
___________________________________


Bagi agan-agan yang udah ISO, boleh deh nimpuk ane pake cendol sebagai balasan atas ketikan ane emoticon-Ngakak (S)
Atau rate aja ya gan ^_^/~

Salam PMI!!
0
2.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan