Kaskus

Hobby

bookcyrcleAvatar border
TS
bookcyrcle
Dua Asmara di Kota Kecil
Dua Asmara di Kota Kecil
Malam hari setelah pertemuan dengan Angel di Hotel Marriot, para personel band The Hunter berkumpul di rumah Harito untuk membicarakan penawaran pihak label. Mereka mendiskusikan strategi menghadapi pihak perusahaan agar nantinya kontrak rekaman tidak merugikan mereka.
"Standarnya berapa sih nilai kontrak untuk band baru selama dua tahun?" tanya Harito.
"Rasanya tidak ada standar. Itu semua tergantung dari pandangan perusahaan rekaman terhadap prospek band itu sendiri. Kalau bandnya dipandang sangat potensial untuk mendongkrak bisnis musiknya, pastilah mereka berani bayar mahal," ujar Ferdi.
"Bagaimana kalau kita mengajukan penawaran Rp 500 juta/ tahun atau Rp 1 miliar/ 2 tahun," lontar Bastian.
"Apa tidak ketinggian? Soalnya kan sekarang banyak pembajakan dan orang bisa unduh MP3 di internet," kata Pasha.
"Aku dengar nilai kontrak band yang sudah terkenal Rp 4 miliar/ tahun. Jadi saya kira kalau kita pasang tarif Rp 500 juta/tahun, itu nggak berlebihan," kata Ferdi.
"Cuma yang perlu kita pikirkan itu kondisi obyektifnya. Apakah dengan nilai kontrak Rp 1 miliar itu, perusahaan bisa mencetak untung. Jangan-jangan malah buntung," sahut Erwin.
"Biasanya kontrak tidak hanya meliputi rekaman lagu saja, tapi juga untuk proyek manggung, tampil di televisi, iklan, penjualan brand, dan lain-lainnya dengan pihak lain. Bila rekaman itu bisa menghasilkan sejumlah hits, pihak perusahaan akan bisa mengeruk keuntungan besar dari proyek-proyek seperti itu. Angka Rp 500 juta itu sebenarnya sangat murah. Tapi kita tunggu penawaran dari pihak label. Siapa tahu mereka malah memberikan penawaran lebih tinggi," kata Bastian.
"Benar yang dikatakan Bastian. Kebanyakan pihak label tidak hanya fokus pada rekamannya saja, tapi juga pada aktivitas lain yang menyertai popularitas band. Justru pendapatan di luar rekaman itu yang sangat besar. Karena itu kita harus cermat soal bonus, royalti, flat pay, option, penalti dan lain lainnya, yang terkait dengan pekerjaan rekaman maupun non rekaman. Jangan sampai kita dirugikan," ujar Harito.
"Lagian kita juga mesti memikirkan kalau kita rekaman kita bisa kehilangan pekerjaan kita di pub. Mana pub mau kalau kita sering absen karena rekaman di Jakarta. Nah sebagai pengganti nafkah yang hilang saya kira nilai kontrak sebesar itu wajar saja. Untuk uang mukanya kita minta Rp 200 juta untuk menalangi kebutuhan kita setelah tak lagi bekerja di pub," kata Bastian.
"Baiklah kalau begitu. Untuk sementara kita targetkan saja nilai kontrak pertama kita Rp 500 juta/ tahun. Nanti kita bersama-sama mencermati isi kontrak agar kita tidak dirugikan dan hanya jadi sapi perah pihak perusahaan saja," ujar Erwin.
"Sekarang kita harus tetap disiplin latihan. Biar dalam audisi nanti kita bisa tampil dengan bagus dan kita langsung disodori kontrak," usul Bastian. read more
0
1.3K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan