Ke manapun Gonzalo Higuain pergi, suatu saat dia akan kembali ke Naples. Ya, Higuain bersiap mudik ke masa silamnya, ke masa-masa kejayaannya: Napoli.

Napoli merupakan klub istimewa bagi Higuain. Di klub inilah dia benar-benar menjelma menjadi seorang striker yang cemerlang, ditakuti di Serie A. Pemain berpaspor Argentina itu memperkuat Il Partenopei cukup lama, dari 2013 hingga 2016.



Dengan torehan 36 gol dalam 35 laga, Higuain mengukuhkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak Serie A 2015/2016. Dia mengikuti dua jejak legenda Napoli yang juga merengkuh cappocannoniere, yakni Diego Maradona (1987/1988) dan Edinson Cavani (2012/2013).

Dua trofi, satu Coppa Italia dan satu Piala Super Italia, membuat Higuain begitu disanjung warga Naples yang 'gila' sepak bola, terlebih para fans garis keras.

Minggu (2/4), Higuan akan menyambangi Stadion San Paolo. Bukan sebagai kawan, melainkan sebagai musuh. Keputusan Higuain yang lebih memilih bergabung dengan Juventus menimbulkan luka dalam di hati publik San Paolo. Jamak, karena fans masih berharap Higuain bisa bertahan lebih lama sebelum memutuskan hijrah ke Turin.

Di Juventus, nasib baik masih berpihak kepada Higuan. Dia tetap sadis di kotak penalti lawan, dan kini datang mengancam mantan klub yang telah membesarkan namanya.

Di semua ajang kompetisi musim ini, Higuain, pemain seharga 90 juta euro atau setara Rp 1,29 triliun, telah mengoleksi 23 gol dan tiga assist dari 39 penampilan bareng Old Lady.

Nicola Amoruso, mantan pemain Napoli, memberi komentar terkait duel Napoli vs Juventus, dalam hal ini mengenai sosok Higuain. Tak hanya pada pertandingan pekan ke-30 Serie A, Juventus dan Higuain juga bentrok melawan Napoli di semifinal Coppa Italia pada 5 April.

Bisa dipastikan, menurut Nicola Amoruso, Higuain tak bakal mendapat sambutan hangat, apalagi ramah. "Itu karena dia masih dianggap sebagai pengkhianat," kata Nicola Amoruso, dilansir Football Italia.

Tak ada yang membantah, Higuain sudah melakukan perkara besar selama berkostum Napoli. Itulah kenapa dia sangat diidolakan oleh para fans setia. Hanya saja, persoalan tak lantas menjadi sederhana. "Dia akan menerima konsekuensinya," kata Nicola Amoruso.

"Dalam beberapa pertandingan, Stadion San Paolo bisa memberi Anda begitu banyak hal positif. Akan tetapi, ketika segala sesuatunya menjadi buruk, suasana di San Paolo diibaratkan seperti membakar Anda. Itu merupakan pengalaman yang sulit dilupakan," pungkas Nicola Amoruso.