Kau, dan Langit Senja adalah sebuah cerita tentang aku, dia, dan langit. Pertemuan antara 2 orang manusia yang tak pernah direncanakan dan ditakdirkan untuk bertemu, dan berpisah.
Quote:
"Bukan aku, dan bukan kau. Ini skenario Tuhan yang mempertemukan aku dan kau"
Quote:
Hai kota baru, perkenalkan. Namaku Rindu. Iya, namaku Rindu. Izinkan aku memulai semuanya di tempat ini, bersama rindu yang kubawa dari sebrang Selat Sunda.
Aku seperti seorang gadis yang berjalan sendirian di tempat yang sangat asing bagiku. Beradaptasi satu satunya proses yang harus aku hadapi. Rindu. Ya namaku Rindu. Rindu Praycillia. Aku terlahir sebagai anak sulung dari keluarga kecil di kota yang jauh dimata. Alasanku terdampar di kota ini adalah melanjutkan studiku. Kata orang orang sih untuk menggapai harapan yang masih tergantung di atas anjungan mimpi.
September adalah bulan kelahiranku. Kata kakekku, suara tangisanku terdengar pada saat bulan purnama yang kemerah-merahan bersinar di kampung kelahiranku. Rindu, ya aku merindukan mereka saat ini. Masa kecil di kampung halaman nan jauh terbayang seketika aku menyusuri kota ini. Rasanya mereka mengikutiku, di setiap detak jantungku, langkah kakiku, dan kelopak mataku pun masih membayangi mereka. Entah kapan aku bisa melampiaskan rinduku. Kata mereka, aku harus berhasil meraih anjungan harapan itu. Harus.
Alasan terbaikku berada di kota ini adalah karena Sang Pencipta Semesta. Melalui doa-doa dan harapan, Ia menghantarkanku di tempat ini. Walau kini Rindu seorang diri, Dia selalu berjalan bersama Rindu.
Aku menarik koperku dari bandara menuju taksi. Hujan. Malam ini hujan mengantarkanku ke tempat kediaman baruku di sini. Ditemani sebuah lagu Banda Neira - Di Beranda, salah satu grup musik indie lokal kesukaanku. Mengingatkanku tentang mereka yang jauh dari pandanganku.
Selamat memulai segala yang baru, Rindu, batinku dalam hati.
Mari, mari kita mulai..