- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
KH Ma'ruf Amin: Pemahaman Agama Radikal Timbulkan Masalah Kebangsaan


TS
everesthome
KH Ma'ruf Amin: Pemahaman Agama Radikal Timbulkan Masalah Kebangsaan
KH Ma'ruf Amin: Pemahaman Agama Radikal Timbulkan Masalah Kebangsaan
Kamis 30 Mar 2017, 14:55 WIB
Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk tidak mencampur adukkan politik dan agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menafsirkan perkataan Jokowi bahwa pemahaman agama radikal menimbulkan masalah agama.
"Tentang politik dan agama beliau, tapi dari pembicaraan saya, beliau sangat mengerti bahwa memang agama itu ada juga yang bisa menimbulkan masalah. Kalau pemahaman agama yang radikal kan itu memang menimbulkan masalah kebangsaan," kata Ma'ruf Amin usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).
Namun menurut Ma'ruf Amin, pemahaman agama yang moderat memberikan penguatan terhadap masalah politik, kebangsaan, dan kenegaraan. Agama bisa memberikan penyelesaian masalah lewat solusi fiqih.
"Melalui solusi-solusi fiqih kalau di NU itu, yang kemudian ketika ada masalah kebangsaan digunakan untuk bagaimana menyelesaikan solusi-solusi kebangsaan," terangnya.
Sebagai contoh, Nahdlatul Ulama (NU) dengan pandangan keagamaan pernah menyelesaikan persoalan Islam dan Pancasila, masalah kebangsaan hubungan muslim dengan non muslim. Hubungan-hubungan itu diberi landasan-landasan keagamaan.
"Kalau itu sebenarnya antara politik dan agama saling menopang. Tapi mungkin presiden menganggap, tadi sih tidak dibicarakan (dalam pertemuan). Ini menurut pemahaman saya bahwa beliau itu (menilai) ada pemahaman keagamaan yang radikal, destruktif sehingga bisa terjadi hal-hal yang bisa bertentangan, bisa menimbulkan keresahan dalam masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia adalah aset negara yang harus dijaga. Jangan sampai muncul persoalan di tengah masyarakat yang disebabkan oleh keberagaman tersebut.
"Saya hanya ingin titip, mumpung di Sumatera Utara, ingatkan semua, bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan agama, ras. Suku saja ada 714 suku. Negara lain paling satu hingga tiga suku, kita 714," ujar Jokowi di Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara, Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, seperti yang disampaikan oleh Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (24/3) lalu.
"Oleh karenanya, masyarakat harus selalu menjaga kerukunan. Jangan sampai antarsuku, antaragama ada pertikaian, jangan," tambah Jokowi.
Jokowi mengakui masih ada gesekan kecil yang terjadi saat pemilihan kepala daerah. Hal ini tak terlepas dari persoalan suku hingga agama. Ia pun menegaskan persoalan politik dan agama harus dipisah, tidak boleh disatukan.
"Inilah yang harus kita hindarkan. Jangan sampai dicampuradukkan antara politik dan agama, dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," katanya.
(fiq/rvk)
sumber
Yang bener nih,...???
Kemaren-kemaren dia yang ikut mobilisir ormas-ormas radikal. Kasih fatwa penistaan.
Sekarang omongannya berubah...?
Ada data intelijen apa yang disampaikan Jokowi kepadanya tadi pagi, sehingga bikin "takut" ?
Kamis 30 Mar 2017, 14:55 WIB
Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk tidak mencampur adukkan politik dan agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menafsirkan perkataan Jokowi bahwa pemahaman agama radikal menimbulkan masalah agama.
"Tentang politik dan agama beliau, tapi dari pembicaraan saya, beliau sangat mengerti bahwa memang agama itu ada juga yang bisa menimbulkan masalah. Kalau pemahaman agama yang radikal kan itu memang menimbulkan masalah kebangsaan," kata Ma'ruf Amin usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).
Namun menurut Ma'ruf Amin, pemahaman agama yang moderat memberikan penguatan terhadap masalah politik, kebangsaan, dan kenegaraan. Agama bisa memberikan penyelesaian masalah lewat solusi fiqih.
"Melalui solusi-solusi fiqih kalau di NU itu, yang kemudian ketika ada masalah kebangsaan digunakan untuk bagaimana menyelesaikan solusi-solusi kebangsaan," terangnya.
Sebagai contoh, Nahdlatul Ulama (NU) dengan pandangan keagamaan pernah menyelesaikan persoalan Islam dan Pancasila, masalah kebangsaan hubungan muslim dengan non muslim. Hubungan-hubungan itu diberi landasan-landasan keagamaan.
"Kalau itu sebenarnya antara politik dan agama saling menopang. Tapi mungkin presiden menganggap, tadi sih tidak dibicarakan (dalam pertemuan). Ini menurut pemahaman saya bahwa beliau itu (menilai) ada pemahaman keagamaan yang radikal, destruktif sehingga bisa terjadi hal-hal yang bisa bertentangan, bisa menimbulkan keresahan dalam masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia adalah aset negara yang harus dijaga. Jangan sampai muncul persoalan di tengah masyarakat yang disebabkan oleh keberagaman tersebut.
"Saya hanya ingin titip, mumpung di Sumatera Utara, ingatkan semua, bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan agama, ras. Suku saja ada 714 suku. Negara lain paling satu hingga tiga suku, kita 714," ujar Jokowi di Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara, Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, seperti yang disampaikan oleh Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (24/3) lalu.
"Oleh karenanya, masyarakat harus selalu menjaga kerukunan. Jangan sampai antarsuku, antaragama ada pertikaian, jangan," tambah Jokowi.
Jokowi mengakui masih ada gesekan kecil yang terjadi saat pemilihan kepala daerah. Hal ini tak terlepas dari persoalan suku hingga agama. Ia pun menegaskan persoalan politik dan agama harus dipisah, tidak boleh disatukan.
"Inilah yang harus kita hindarkan. Jangan sampai dicampuradukkan antara politik dan agama, dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," katanya.
(fiq/rvk)
sumber
Yang bener nih,...???
Kemaren-kemaren dia yang ikut mobilisir ormas-ormas radikal. Kasih fatwa penistaan.
Sekarang omongannya berubah...?
Ada data intelijen apa yang disampaikan Jokowi kepadanya tadi pagi, sehingga bikin "takut" ?
0
1K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan