

TS
tea.okty
Teruntukmu, kekasihku.
Teruntukmu yang hadir kini dalam hembusan nafasku. Engkau yang datang menjelma sebagai insan yang Tuhan kirimkan untuk berada di sampingku. Bukan lagi tentang masa lalu. Kau yang datang untuk menjadi sebuah masa depan, sebuah cerita yang baru saja ku mulai. Bersamamu.
Mungkin aku bukanlah sosok wanita sempurna yang pantas bersanding denganmu, namun ijinkan aku dengan segenap ketulusan yang mengalir dalam denyut nadiku, untuk berdiri tegar bersamamu. Bukan untuk sekali atau dua kali waktu, aku ingin berdiri tepat di sampingmu untuk selamanya, hingga Tuhan memanggil salah satu di antara kita untuk pulang...
Mungkin aku bukanlah puisi yang indah untukmu, tapi sudikah kau berjalan menggandeng tanganku di setiap alur waktu yang sudah Tuhan takdirkan untuk kita. Bersamaku, bukan untuk sekedar lewati waktu yang membisu, tapi menetaplah selamanya dalam istana hatiku, jadilah imam di setiap sholat lima waktuku, atau jadilah seorang ayah untuk anak-anakku nanti. Dirimu.
Aku ingin menjadi awal dari akhirmu. Menjadi sebuah kisah abadi yang kekal mencintamu menembus ruang dan waktu. Aku ingin ratusan bahkan ribuan kali jatuh dalam peluk tenangmu, untuk sekedar bisikkan kata cinta yang selama ini membuatku terluka. Engkaulah penawar rasa sakit yang mengubah jalan fikirku. Engkaulah candu asmara yang membuatku rindu dalam setiap dekapmu. Engkaulah kata yang tak sempat kuucap, engkau.
Setidaknya biarlah ku bisikkan kata rindu yang terus mengalir di desiran darahku, ijinkanku tuk katakan pada angin yang berlalu betapa ingin ku slalu di sampingmu, biarlah ku ceritakan pada sang rembulan yang masih bersembunyi malu di balik awan hitam tentang kisah cinta kau dan aku. Ingin ku hempaskan semua rasa yang kini dengan yakin menuju padamu, kekasihku. Ingin ku tuliskan semua perasaan yang kini membuat hidupku menjadi berarti, ingin ku nyanyikan nada indah yang tercipta dari setiap getarmu.
Aku hanyalah aku yang dengan segenap kekuranganku mencintamu. Aku hanyalah aku yang kini berada jauh di sudut kota yang sunyi. Aku hanyalah aku yang akan menangis saat perasaanku terluka. Aku hanyalah aku yang dengan cerewet memintamu untuk lakukan hal yang tak kau suka. Aku hanyalah aku yang terkadang cemberut memintamu menjadi yang ku mau. Aku hanyalah aku, seorang yang dengan setia akan menantimu. Aku.
Kau, kau adalah embun yang sejukkanku dari dendam yang membutakan hati. Kau bukan lagi sebuah pelangi yang datang setelah hujan terhenti lalu menghilang saat aku tengah menikmati keindahan di tujuh warnamu. Kau adalah sebuah mentari yang hangatkan hari-hariku. Kau adalah segalanya, tempatku labuhkan pencarian terakhir.
Kisah kita tlah di mulai. Kau, aku, kita.
Cikande, 20 Februari 2017
Okty Kurnia.
Mungkin aku bukanlah sosok wanita sempurna yang pantas bersanding denganmu, namun ijinkan aku dengan segenap ketulusan yang mengalir dalam denyut nadiku, untuk berdiri tegar bersamamu. Bukan untuk sekali atau dua kali waktu, aku ingin berdiri tepat di sampingmu untuk selamanya, hingga Tuhan memanggil salah satu di antara kita untuk pulang...
Mungkin aku bukanlah puisi yang indah untukmu, tapi sudikah kau berjalan menggandeng tanganku di setiap alur waktu yang sudah Tuhan takdirkan untuk kita. Bersamaku, bukan untuk sekedar lewati waktu yang membisu, tapi menetaplah selamanya dalam istana hatiku, jadilah imam di setiap sholat lima waktuku, atau jadilah seorang ayah untuk anak-anakku nanti. Dirimu.
Aku ingin menjadi awal dari akhirmu. Menjadi sebuah kisah abadi yang kekal mencintamu menembus ruang dan waktu. Aku ingin ratusan bahkan ribuan kali jatuh dalam peluk tenangmu, untuk sekedar bisikkan kata cinta yang selama ini membuatku terluka. Engkaulah penawar rasa sakit yang mengubah jalan fikirku. Engkaulah candu asmara yang membuatku rindu dalam setiap dekapmu. Engkaulah kata yang tak sempat kuucap, engkau.
Setidaknya biarlah ku bisikkan kata rindu yang terus mengalir di desiran darahku, ijinkanku tuk katakan pada angin yang berlalu betapa ingin ku slalu di sampingmu, biarlah ku ceritakan pada sang rembulan yang masih bersembunyi malu di balik awan hitam tentang kisah cinta kau dan aku. Ingin ku hempaskan semua rasa yang kini dengan yakin menuju padamu, kekasihku. Ingin ku tuliskan semua perasaan yang kini membuat hidupku menjadi berarti, ingin ku nyanyikan nada indah yang tercipta dari setiap getarmu.
Aku hanyalah aku yang dengan segenap kekuranganku mencintamu. Aku hanyalah aku yang kini berada jauh di sudut kota yang sunyi. Aku hanyalah aku yang akan menangis saat perasaanku terluka. Aku hanyalah aku yang dengan cerewet memintamu untuk lakukan hal yang tak kau suka. Aku hanyalah aku yang terkadang cemberut memintamu menjadi yang ku mau. Aku hanyalah aku, seorang yang dengan setia akan menantimu. Aku.
Kau, kau adalah embun yang sejukkanku dari dendam yang membutakan hati. Kau bukan lagi sebuah pelangi yang datang setelah hujan terhenti lalu menghilang saat aku tengah menikmati keindahan di tujuh warnamu. Kau adalah sebuah mentari yang hangatkan hari-hariku. Kau adalah segalanya, tempatku labuhkan pencarian terakhir.
Kisah kita tlah di mulai. Kau, aku, kita.
Cikande, 20 Februari 2017
Okty Kurnia.
0
1.7K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan