- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menteri LHK: Indonesia Kaya Potensi Energi Terbarukan


TS
arbibjakarta
Menteri LHK: Indonesia Kaya Potensi Energi Terbarukan

Quote:
Indonesia memiliki 199 spot sumber potensi energi panas bumi (geothermal) sebagai bagian dari energi terbarukan. Tercatat sumber energi panas bumi itu terdiri dari 48 spot di hutan konservasi, 56 titik di hutan lindung dan 50 spot di hutan produksi sedang dan area penggunaan lain 145 spot dengan potensi mencapai 28.617 Megawatt (MW).
Hal tersebut, diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, di sela-sela rangkaian peringatan Hari Hutan Internasional bertema Hutan dan Energi di Jakarta, Selasa (21/3).
"Indonesia memiliki cukup banyak sumber energi terbarukan (renewable energy)," kata Siti Nurbaya.
Paling tidak, lanjutnya, terdapat 8 sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan, yakni biofuel, biomassa, panas Bumi atau geothermal, air, angin, matahari, gelombang laut dan pasang surut.
"Namun, sebanyak 90 persen energi di Indonesia masih menggunakan energi berbahan fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam. Sisanya, kurang dari 10 persen yang memanfaatkan sumber energi terbarukan," jelas Siti Nurbaya.
Dari 8 jenis sumber energi tersebut, kata Siti Nurbaya, semuanya terkait langsung dengan keberadaan hutan dan lingkungan hidup. Untuk itu, KLHK tengah mengkaji kawasan hutan produksi yang dapat digunakan sebagai areal hutan tanaman dengan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber energi biofuel dan biomassa.
"Sejumlah tumbuhan yang dibudidayakan diantaranya eucalyptus, sengon, nyamplung, akasia, kaliandra dan kemiri," ucapnya.
Untuk lokasi geothermal antara lain di Telaga bodas, Kamojang, Batang Gadis, Kerinci Seblat, Halimun Salak, Ciremai, Rinjani dan Bogani Nawarta Bone.
Menteri LHK menambahkan, hutan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, menjaga siklus hidrologi yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup, untuk itu peran hutan perlu dilestarikan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusi Nomor 67/200 Tahun 2012 telah menetapkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional (HHI). KLHK selaku kementerian paling terkait di Indonesia, telah menginisiasi peringatan HHI mulai tahun 2014. Serangkaian kegiatan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan semua jenis hutan dan pohon di luar hutan.
Tema peringatan HHI 2017 juga bermakna fungsi hutan sebagai sumber energi pemanas, bahan bakar nabati cair dan peneduh yang dapat mengurangi kebutuhan energi.
Menteri LHK mengungkapkan, ada 4 pesan yang ingin disampaikan melalui peringatan HHI 2017 ini. Pertama, hutan bisa menjadi sumber dari energi terbarukan. Saat ini 50 persen energi dunia masih didukung oleh kayu. Kedua, hutan sebagai sumber ekonomi hijau bagi masyarakat.
"Hasil hutan turut menentukan perkembangan ekonomi global. Sekitar 883 juta orang bekerja di sektor kehutanan yang terkait dengan energi," ujarnya.
Selain itu, kehutanan diproyeksikan memiliki peranan yang semakin penting di dalam perkembangan ekonomi pedesaan. Pesan ketiga, bagaimana mengoptimalkan kehidupan di area perkotaan.
"Intinya adalah bagaimana kita mempromosikan penanaman kayu di lingkungan perkotaan," ucapnya.
Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan apabila pohon ditanam di perkotaan akan menghemat energi dan bisa menurunkan temperatur sekitarnya. Semakin banyak pohon ditanam, udara menjadi semakin sejuk sehingga mengurangi penggunaan air conditioner (AC).
Yang terakhir adalah sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dengan pemanfaatan hasil dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
"Dimana kita mulai mengurangi penggunaan energi fosil, dan beralih ke sumber energi baru dan terbarukan," ujarnya. Beri taku satu permintaan

Hal tersebut, diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, di sela-sela rangkaian peringatan Hari Hutan Internasional bertema Hutan dan Energi di Jakarta, Selasa (21/3).
"Indonesia memiliki cukup banyak sumber energi terbarukan (renewable energy)," kata Siti Nurbaya.
Paling tidak, lanjutnya, terdapat 8 sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan, yakni biofuel, biomassa, panas Bumi atau geothermal, air, angin, matahari, gelombang laut dan pasang surut.
"Namun, sebanyak 90 persen energi di Indonesia masih menggunakan energi berbahan fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam. Sisanya, kurang dari 10 persen yang memanfaatkan sumber energi terbarukan," jelas Siti Nurbaya.
Dari 8 jenis sumber energi tersebut, kata Siti Nurbaya, semuanya terkait langsung dengan keberadaan hutan dan lingkungan hidup. Untuk itu, KLHK tengah mengkaji kawasan hutan produksi yang dapat digunakan sebagai areal hutan tanaman dengan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber energi biofuel dan biomassa.
"Sejumlah tumbuhan yang dibudidayakan diantaranya eucalyptus, sengon, nyamplung, akasia, kaliandra dan kemiri," ucapnya.
Untuk lokasi geothermal antara lain di Telaga bodas, Kamojang, Batang Gadis, Kerinci Seblat, Halimun Salak, Ciremai, Rinjani dan Bogani Nawarta Bone.
Menteri LHK menambahkan, hutan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, menjaga siklus hidrologi yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup, untuk itu peran hutan perlu dilestarikan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusi Nomor 67/200 Tahun 2012 telah menetapkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional (HHI). KLHK selaku kementerian paling terkait di Indonesia, telah menginisiasi peringatan HHI mulai tahun 2014. Serangkaian kegiatan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan semua jenis hutan dan pohon di luar hutan.
Tema peringatan HHI 2017 juga bermakna fungsi hutan sebagai sumber energi pemanas, bahan bakar nabati cair dan peneduh yang dapat mengurangi kebutuhan energi.
Menteri LHK mengungkapkan, ada 4 pesan yang ingin disampaikan melalui peringatan HHI 2017 ini. Pertama, hutan bisa menjadi sumber dari energi terbarukan. Saat ini 50 persen energi dunia masih didukung oleh kayu. Kedua, hutan sebagai sumber ekonomi hijau bagi masyarakat.
"Hasil hutan turut menentukan perkembangan ekonomi global. Sekitar 883 juta orang bekerja di sektor kehutanan yang terkait dengan energi," ujarnya.
Selain itu, kehutanan diproyeksikan memiliki peranan yang semakin penting di dalam perkembangan ekonomi pedesaan. Pesan ketiga, bagaimana mengoptimalkan kehidupan di area perkotaan.
"Intinya adalah bagaimana kita mempromosikan penanaman kayu di lingkungan perkotaan," ucapnya.
Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan apabila pohon ditanam di perkotaan akan menghemat energi dan bisa menurunkan temperatur sekitarnya. Semakin banyak pohon ditanam, udara menjadi semakin sejuk sehingga mengurangi penggunaan air conditioner (AC).
Yang terakhir adalah sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dengan pemanfaatan hasil dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
"Dimana kita mulai mengurangi penggunaan energi fosil, dan beralih ke sumber energi baru dan terbarukan," ujarnya. Beri taku satu permintaan

Spoiler for Menteri Siti Nurbaya Kaji Program Hutan Tanaman Energi:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tengah mengkaji program hutan tanaman energi, yang menurut Menteri LHK Siti Nurbaya bisa dijadikan sumber energi baru dan terbarukan di masa mendatang.
Menurut Siti, hutan memiliki sumber daya untuk memasok energi alternatif yang dibutuhkan manusia. Pada saat yang sama, pengelolan hutan berkelanjutan juga bisa menopang kehidupan dan menjadi benteng dari bencana perubahan iklim.
Alih-alih terpaku pada sumber energi terbarukan yang sudah banyak diketahui orang, seperti panas bumi, air, angin, matahari, gelombang laut dan pasang surut, kini Kementerian LHK yang dipimpinnya tengah merancang pembentukan hutan tanaman energi.
“Tanaman yang dimanfaatkan adalah jenis yang bisa digunakan sebagai energi biofuel dan biomassa. Misalnya ekaliptus, sengon, nyamplung, akasia, kalaindra, dan kemiri,” katanya saat peringatan Hari Hutan Internasional di Jakarta, dikutip Rabu (22/3).
Menurutnya, hutan memiliki keterkaitan langsung dengan mayoritas sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Ia mencatat, di tengah hutan belantara Indonesia ada potensi panas bumi sebanyak 48 titik di hutan konservasi, 56 titik di hutan lindung, dan 50 titik di hutan produksi. Lalu ada 145 titik di areal penggunaan lain yang berpotensi sebagai sumber panas bumi. Jika dimanfaatkan, titik panas bumi itu bisa menghasilkan energi listrik hingga 28.617 Megawatt (MW)
“Lokasinya antara lain di Telaga Bodas, Kamojang, Batang Gadis, Kerinci Seblat, Halimun Salak, Ciremai, Rinjani, dan Bogani Nawarta Bone,” ujar Siti Nurbaya.
Menurutnya pemanfaatan energi terbarukan dan pengelolaan hutan berkelanjutan adalah bagian penting dari mitigasi perubahan iklim. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga hutan sebagai sistem penyangga kehidupan yang diantaranya adalah menjaga tata air yang sangat diperlukan bagi mahkluk hidup.
Biaya Produksi Listrik
Terkait program hutan tanaman energi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengungkapkan sudah ada 32 perusahaan yang siap untuk mengembangkan hutan tanaman energi.
“Luasnya sekitar 1,1 juta hektare,” katanya.
Rinciannya, ada 10 unit yang sejak awal memang disiapkan untuk hutan tanaman energi. Luas totalnya sekitar 297.645 hektare. Selain itu ada sekitar 22 unit lagi yang sudah menyatakan komitmen untuk pengembangan hutan tanaman energi dengan luas konsesi sekitar 790 ribu hektare.
Hutan tanaman energi yang dikembangkan, khususnya adalah untuk menghasilkan biomassa. Pemanfaatan biomassa sebagai bahan baku energi diyakini lebih lebih mudah dan dekat untuk mencapai tahap masal.
Menurut Indroyono, tantangan paling besar untuk pengembangan hutan tanaman energi adalah harga jualnya yang masih lebih tinggi dari tarif dasar listrik. Ketentuan saat ini mengatur Harga Jual Listrik dari energi baru dan terbarukan ke PLN yang dipatok maksimal 85 persen dari Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik masing-masing wilayah.
Berdasarkan kebijakan tersebut pengembangan bioenergi dari biomasa di wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah akan sangat sulit karena harga listrik yang dihasilkan lebih mahal ketimbang biaya pokok produksi listrik di wilayah itu.
“Meski demikian, untuk wilayah Indonesia Timur masih ada peluang. Sebab disana banyak memanfaatkan pembangkit diesel yang harganya listriknya lebih mahal,” kata Indroyono.
Untuk meningkatkan daya tarik usaha energi biomassa, pemerintah perlu mencari terobosan agar BPP listrik di Indonesia bagian Barat yang terlalu rendah, dapat diberikan insentif melalui pola trust fund yg dikelola Badan Layanan Umum-Lingkungan dimana didalamnya juga terhimpun dana reboisasi. Cerita Nyata Negeri
Menurut Siti, hutan memiliki sumber daya untuk memasok energi alternatif yang dibutuhkan manusia. Pada saat yang sama, pengelolan hutan berkelanjutan juga bisa menopang kehidupan dan menjadi benteng dari bencana perubahan iklim.
Alih-alih terpaku pada sumber energi terbarukan yang sudah banyak diketahui orang, seperti panas bumi, air, angin, matahari, gelombang laut dan pasang surut, kini Kementerian LHK yang dipimpinnya tengah merancang pembentukan hutan tanaman energi.
“Tanaman yang dimanfaatkan adalah jenis yang bisa digunakan sebagai energi biofuel dan biomassa. Misalnya ekaliptus, sengon, nyamplung, akasia, kalaindra, dan kemiri,” katanya saat peringatan Hari Hutan Internasional di Jakarta, dikutip Rabu (22/3).
Menurutnya, hutan memiliki keterkaitan langsung dengan mayoritas sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Ia mencatat, di tengah hutan belantara Indonesia ada potensi panas bumi sebanyak 48 titik di hutan konservasi, 56 titik di hutan lindung, dan 50 titik di hutan produksi. Lalu ada 145 titik di areal penggunaan lain yang berpotensi sebagai sumber panas bumi. Jika dimanfaatkan, titik panas bumi itu bisa menghasilkan energi listrik hingga 28.617 Megawatt (MW)
“Lokasinya antara lain di Telaga Bodas, Kamojang, Batang Gadis, Kerinci Seblat, Halimun Salak, Ciremai, Rinjani, dan Bogani Nawarta Bone,” ujar Siti Nurbaya.
Menurutnya pemanfaatan energi terbarukan dan pengelolaan hutan berkelanjutan adalah bagian penting dari mitigasi perubahan iklim. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga hutan sebagai sistem penyangga kehidupan yang diantaranya adalah menjaga tata air yang sangat diperlukan bagi mahkluk hidup.
Biaya Produksi Listrik
Terkait program hutan tanaman energi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengungkapkan sudah ada 32 perusahaan yang siap untuk mengembangkan hutan tanaman energi.
“Luasnya sekitar 1,1 juta hektare,” katanya.
Rinciannya, ada 10 unit yang sejak awal memang disiapkan untuk hutan tanaman energi. Luas totalnya sekitar 297.645 hektare. Selain itu ada sekitar 22 unit lagi yang sudah menyatakan komitmen untuk pengembangan hutan tanaman energi dengan luas konsesi sekitar 790 ribu hektare.
Hutan tanaman energi yang dikembangkan, khususnya adalah untuk menghasilkan biomassa. Pemanfaatan biomassa sebagai bahan baku energi diyakini lebih lebih mudah dan dekat untuk mencapai tahap masal.
Menurut Indroyono, tantangan paling besar untuk pengembangan hutan tanaman energi adalah harga jualnya yang masih lebih tinggi dari tarif dasar listrik. Ketentuan saat ini mengatur Harga Jual Listrik dari energi baru dan terbarukan ke PLN yang dipatok maksimal 85 persen dari Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik masing-masing wilayah.
Berdasarkan kebijakan tersebut pengembangan bioenergi dari biomasa di wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah akan sangat sulit karena harga listrik yang dihasilkan lebih mahal ketimbang biaya pokok produksi listrik di wilayah itu.
“Meski demikian, untuk wilayah Indonesia Timur masih ada peluang. Sebab disana banyak memanfaatkan pembangkit diesel yang harganya listriknya lebih mahal,” kata Indroyono.
Untuk meningkatkan daya tarik usaha energi biomassa, pemerintah perlu mencari terobosan agar BPP listrik di Indonesia bagian Barat yang terlalu rendah, dapat diberikan insentif melalui pola trust fund yg dikelola Badan Layanan Umum-Lingkungan dimana didalamnya juga terhimpun dana reboisasi. Cerita Nyata Negeri
Quote:
Menutup rangkaian acara #HariHutanInternasional, final lomba dongeng untuk anak juga telah selesai dilaksanakan.
Lomba dongeng ini, menghasilkan 10 finalis dari 60 peserta. Dari lomba dongeng ini, banyak yang terkesima, karena anak-anak ini mampu menceritakan dengan lancar bagaimana hutan menjadi sumber energi masa depan.
Salah satu peserta, bahkan mampu bercerita tentang, pengolahan limbah kayu hingga menjadi energi biomassa. Menceritakan proses lengkapnya, dengan gaya berdongeng.
Selamat Hari Hutan Internasional dan Hari Air Dunia. Jaga hutan, jaga air jaga manusia. #fb https://www.facebook.com/HumasKemenLHK/photos/pcb.1161763677284680/1161763257284722/?type=3&theater
Lomba dongeng ini, menghasilkan 10 finalis dari 60 peserta. Dari lomba dongeng ini, banyak yang terkesima, karena anak-anak ini mampu menceritakan dengan lancar bagaimana hutan menjadi sumber energi masa depan.

Salah satu peserta, bahkan mampu bercerita tentang, pengolahan limbah kayu hingga menjadi energi biomassa. Menceritakan proses lengkapnya, dengan gaya berdongeng.
Dari sini kita bisa belajar, generasi penerus Indonesia, telah memiliki kesadaran untuk mendukung Indonesia yang memiliki ketahanan energi, dan menggunakan energi terbarukan secara bijaksana, dengan tetap menjaga kawasan hutan
.Selamat Hari Hutan Internasional dan Hari Air Dunia. Jaga hutan, jaga air jaga manusia. #fb https://www.facebook.com/HumasKemenLHK/photos/pcb.1161763677284680/1161763257284722/?type=3&theater
0
5.6K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan