Seperti isi buah manggis, politik dan cinta adalah dua hal yang sulit diprediksi. Kita tak pernah tahu pasti dengan siapa seorang calon guberbur bakal berpasangan dan adakah akan menang atau kalah. Sama halnya kita tidak pernah tahu pasti siapa jodoh seseorang dalam cinta. Kadang, perseteruan politik para orang tua berjalan selaras dengan hubungan di antara anak-anaknya, seperti Puan Maharani Soekarnoputri dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Tapi, kadang mirip Romeo dan Juliet: orang tua mereka boleh saling seteru berebut kuasa, tapi anak mereka justru saling memadu hati dan memagut rindu.

Dalam Pilgub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Anies Baswedan tengah bersaing dengan sengit memperebutkan kursi gubernur. Masing-masing punya pendukung militan yang saling serang setiap waktu. Sedang anak mereka, yaitu Sean Nicholas Purnama selaku anak pertama Ahok dan Mutiara Baswedan selaku anak pertama Anies Baswedan, justru tengah kuliah di kampus yang sama, Univeersitas Indonesia (UI). Sean kuliah di Fakultas Kedokteran (FK) sedang Mutiara (Tia) di Fakultas Hukum (FH). Bayangkan, jarak dua fakultas itu cuma sekitar 500 meter saja.

Sebagai sesama mahasiswa baru, keduanya tentu tengah antusias memasuki lingkungan baru dengan suasana, tantangan dan teman-teman baru yang menyenangkan. Keduanya juga tengah mengikuti mata kuliah umum antar fakultas, sangat mungkin Sean dan Tia tengah mengikuti kelas yang sama. Ketika para tim sukses ayah mereka saling beradu propaganda, mereka justru sedang ngobrol bareng di kantin kampus atau Whastapp, tentang tugas kuliah, film yang lagi diputar di bioskop, atau makan apa yang enak buat disantap setelah kuliah.

Sebagai seorang pemuda, Sean adalah sosok yang tampan, menarik, dan tentu saja pintar. Begitu pula Tia adalah sosok yang cantik, menarik, dan cerdas. Bisa dibayangkan saat keduanya saling berkenalan. Masing-masing mungkin akan terdiam beberapa saat untuk menghayati kehadiran satu sama lain. Dari perkenalan lalu berlanjut saling ngobrol, bertukar pendapat tentang banyak hal, menjajaki hobby, selera, serta hal-hal pribadi lainnya. Kisahnya tak akan beda jauh dari drama Korea, meski mungkin belum seindah dan sedalam sebuah puisi.

Mereka akan lebih tertarik pada hal-hal yang bisa mengembangkan pemikiran, minat dan bakat mereka. Tak ada tema tentang Sean yang Tionghoa dan Kristen serta Tia yang Arab dan Islam. Tema etnis dan agama hanya berlalu bagi para politisi dan media yang ingin meraih keuntungan dengan mengangkat isu itu. Dalam hubungan antar pribadi, terlebih antara cowok ganteng dan cewek cantik, hal semacam itu tidak berlaku. Faktor yang lebih menentukan, di samping ketampanan dan kecantikan, adalah karakter, wawasan, dan kualitas kepribadian tertentu semisal kerendahan hati dan sikap respek. Itulah yang terjadi pada hampir semua kisah persahabatan dan cinta sejati.


Lanjut Di Sini Gan.. Dongengen si Neneng Syahrazade