- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
INTOLERAN !!! MASIH KAH COCOK HIDUP DI INDONESIA ???
TS
suka.suka.gw
INTOLERAN !!! MASIH KAH COCOK HIDUP DI INDONESIA ???
Quote:
Temui Jokowi, Antropolog mengeluh Indonesia darurat intoleransi
Senin, 16 Januari 2017 15:22
Reporter : Supriatin
12 antropolog datangi Istana Merdeka. ©2017 merdeka.com/titin supriatin
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima 12 antropolog di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/1). Para antropolog menyampaikan kerisauan mereka atas persoalan bangsa yang terjadi belakangan ini.
"Situasi Indonesia saat ini sedang terancam dengan persoalan-persoalan intoleransi dari waktu ke waktu terus meningkat," kata salah satu antropolog, Yando Zakaria usai bertemu Jokowi.
Menurut Yando, persoalan intolerasi bisa mengancam kemajemukan bangsa. Di mana, Indonesia terdiri dari pelbagai suku, agama, hingga ras yang berbeda.
Hingga saat ini, intoleransi sudah menggerogoti dunia pendidikan. Intoleransi juga dipandang telah berpangkal pada ketidakadilan ekonomi, dan hukum.
"Banyak faktor yang menyebabkan (terjadinya intoleransi) tapi kami menekankan ke Presiden untuk memberikan perhatian kepada persoalan utama yaitu dunia pendidikan. Karena persoalan-persoalan intoleransi ini berdasarkan pengamatan kami dimulai dari tingkat pendidikan paling dasar di tingkat PAUD hingga perguruan tinggi," jelas Yando.
Sementara itu, intoleransi berpangkal pada hukum bisa dilihat dari banyaknya peraturan perundang-undangan di Tanah Air yang belum mengimplementasikan semangat keberagaman. Salah satu contoh, masih banyak warga negara di luar enam agama resmi terdiskriminasi dan tidak mendapat pelayanan publik yang baik.
Mereka juga tidak dapat melanjutkan sekolah akibat kebijakan yang tidak mengakui adanya agama lain selain enam agama resmi.
"Jadi ada persoalan hukum yang kami lihat perlu disempurnakan. Ada beberapa peraturan hukum yang perlu ditinjau termasuk berpikir ulang UU Penistaan Agama, ini bukan persoalan sederhana atau dari perspektif antropologi ini menjadi sangat begitu relatif dan sangat berbahaya ketika itu dipolitisasi," ujar dia.
Jika pemerintah lamban merespon persoalan intoleransi, Yando khawatir Indonesia tidak akan bisa bertahan lama apalagi mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Yando memastikan, seluruh kekhawatiran para antropolog ini tidak terkait dengan kekuatan politik tertentu.
"Kami bebas, tidak terkait dengan kekuatan politik tertentu," kata Yundo sembari menambahkan bahwa ada 300 antropolog lain yang sudah bersedia menandatangani petisi terkait intoleransi.
Senin, 16 Januari 2017 15:22
Reporter : Supriatin
12 antropolog datangi Istana Merdeka. ©2017 merdeka.com/titin supriatin
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima 12 antropolog di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/1). Para antropolog menyampaikan kerisauan mereka atas persoalan bangsa yang terjadi belakangan ini.
"Situasi Indonesia saat ini sedang terancam dengan persoalan-persoalan intoleransi dari waktu ke waktu terus meningkat," kata salah satu antropolog, Yando Zakaria usai bertemu Jokowi.
Menurut Yando, persoalan intolerasi bisa mengancam kemajemukan bangsa. Di mana, Indonesia terdiri dari pelbagai suku, agama, hingga ras yang berbeda.
Hingga saat ini, intoleransi sudah menggerogoti dunia pendidikan. Intoleransi juga dipandang telah berpangkal pada ketidakadilan ekonomi, dan hukum.
"Banyak faktor yang menyebabkan (terjadinya intoleransi) tapi kami menekankan ke Presiden untuk memberikan perhatian kepada persoalan utama yaitu dunia pendidikan. Karena persoalan-persoalan intoleransi ini berdasarkan pengamatan kami dimulai dari tingkat pendidikan paling dasar di tingkat PAUD hingga perguruan tinggi," jelas Yando.
Sementara itu, intoleransi berpangkal pada hukum bisa dilihat dari banyaknya peraturan perundang-undangan di Tanah Air yang belum mengimplementasikan semangat keberagaman. Salah satu contoh, masih banyak warga negara di luar enam agama resmi terdiskriminasi dan tidak mendapat pelayanan publik yang baik.
Mereka juga tidak dapat melanjutkan sekolah akibat kebijakan yang tidak mengakui adanya agama lain selain enam agama resmi.
"Jadi ada persoalan hukum yang kami lihat perlu disempurnakan. Ada beberapa peraturan hukum yang perlu ditinjau termasuk berpikir ulang UU Penistaan Agama, ini bukan persoalan sederhana atau dari perspektif antropologi ini menjadi sangat begitu relatif dan sangat berbahaya ketika itu dipolitisasi," ujar dia.
Jika pemerintah lamban merespon persoalan intoleransi, Yando khawatir Indonesia tidak akan bisa bertahan lama apalagi mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Yando memastikan, seluruh kekhawatiran para antropolog ini tidak terkait dengan kekuatan politik tertentu.
"Kami bebas, tidak terkait dengan kekuatan politik tertentu," kata Yundo sembari menambahkan bahwa ada 300 antropolog lain yang sudah bersedia menandatangani petisi terkait intoleransi.
INTOLERAN
Spoiler for radikal menguat di indonesia:
Quote:
Alasan Ketum PBNU Islam radikal menguat di Indonesia
Rabu, 11 Januari 2017 16:08
Reporter : Supriatin
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko
Merdeka.com - Ketum Umum PBNU, Said Aqil Siradj mengatakan, mencuatnya Islam radikal di Tanah Air dikarenakan adanya gap pemahaman tentang Islam. Hingga saat ini, fenomena Islam radikal menguat.
"Karena ada gap intelektual, ada gap pemahaman, ada gap orientasi. Coba kalau orang Islam minimal tidak begitu luas gap nya, akan lahir Islam toleran, Islam bermartabat," kata Said sapaan akrab Said Aqil Siradj di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/1).
Said mengaku heran adanya tindakan intoleransi oleh umat Islam. Padahal, sikap intoleransi tidak dianjurkan dalam Alquran, kitab suci umat Islam.
"Toleransi itu ajaran Alquran, ajaran Muhammad. Nabi Muhammad di Madinah itu ada muslim, ada non muslim, ada pribumi, ada non pribumi, ada Yahudi di Madinah itu," ujar dia.
Melihat fenomena tersebut, PBNU tak akan tinggal diam. Kiai NU akan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada umat Islam.
"Ya kita enggak pernah diam. Saya mengajak semua mari kita teladani Rasullullah. Rasulullah nabi Muhammad enggak pernah ceramah marah-marah, enggak pernah, baca sejarah. Apalagi habib keturunannya. Saya yang bukan keturunannya yang Jawa asli saja enggak pernah marah," kata Said.
Said mengingatkan, Islam adalah agama yang mengajarkan tentang saling menghormati dan saling menyayangi. Ajaran itu harusnya terpatri dan diamalkan oleh seluruh umat Islam di jagat raya ini.
"Islam mengajari akhlakul karimah, saling menghormati, saling memuliakan, tolong menolong. Kalau ada anjing kehausan harus kita kasih minum, itu ajaran Islam.
Jangankan kepada manusia, dengan anjing pun kita harus sayang," pungkasnya.
RADIKAL
Spoiler for ormas intoleran:
Quote:
Keberanian Kapolda Metro Jaya lawan FPI sampai sebut ormas intoleran
Selasa, 17 Januari 2017 06:04
Reporter : Wisnoe Moerti, Anisyah Al Faqir
Merdeka.com - Ribuan massa aksi menggeruduk Mabes Polri, Senin (16/1). Aksi ini buntut dari bentrokan antara Front Pembela Islam (FPI) dengan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bandung saat pemeriksaan Ketua FPI Rizieq Shihab. Bentrokan itu gberlanjut hingga terjadi pembakaran dan perusakan tiga markas GMBI. Sebanyak 20 orang anggota FPI ditahan.
Massa juga meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan untuk dicopot dari jabatannya karena telah mengadu domba massa FPI dengan HMI.
Massa aksi yang tiba di Mabes Polri membawa spanduk bertuliskan beragam kecaman. Tidak hanya menyerukan pencopotan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan, beberapa di antara mereka ada yang menuntut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan juga dicopot dari jabatannya. Tuntutan ini buntut dari aksi bela islam 4 November tahun lalu yang berakhir bentrok di depan Istana Negara.
Beberapa spanduk yang dibawa massa bertuliskan "Copot Kapolda Jabar, Copot Kapolda Metro, Copot Kapolda Kalbar", Ayo Habisi Penyerang Ulama", dan "Ayo Ganyang PKI". Mereka dipimpin Ketua FPI Rizieq Shihab. Di atas komando, Rizieq Shihab berorasi dengan suara lantang yang disambut teriakan pengikutnya.
"Kami siap melaporkan jenderal preman! Kapolda Metro telah menghasut Laskar FPI supaya menghantam HMI," kata Rizieq.
Kapolda Metro Jaya M. Iriawan tak kalah galak. Bahkan dengan tegas Iriawan melawan FPI. Iriawan tampak geram mendengar salah satu tuntutan FPI meminta Kapolri mencopotnya dari jabatannya.
"Siapa yang mau nyopot? Emang siapa dia mau copot saya? Enak aja," kata Iriawan dengan nada tinggi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1).
Dia justru menuding persoalan ini muncul karena Rizieq mengerahkan pengikutnya saat pemeriksaan di Polda Jabar pekan lalu. Seandainya Rizieq tidak mengerahkan massa, bentrokan dengan GMBI tidak mungkin terjadi.
"Oh enggak ada masalah, harusnya Rizieq kan enggak usah bawa-bawa massa kan jadi masalah sekarang," kata Iriawan.
Meski masih dilakukan penyelidikan, dia memastikan polisi tidak akan segan menindak Rizieq jika terbukti melakukan pelanggaran hukum.
"Tidak ada kebal hukum nanti kita lihat perkembangannya kalau ada pelanggaran hukum. Enggak ada ragu ragu," tegas Iriawan.
Tidak hanya itu, Iriawan juga secara tegas memberi cap FPI sebagai ormas yang intoleransi. Pernyataannya itu sekaligus membantah anggapan TNI/Polri membekingi FPI. "Siapa beking FPI? TNI Polri? Jangan bicara sembarangan enggak ada urusan," kata Iriawan.
Dia tidak segan menindak FPI jika terbukti melakukan pelanggaran pidana saat unjuk rasa. Dia tidak ada urusan dengan pimpinan FPI yakni Rizieq Shihab. "Mereka ormas intoleransi, ditindaklanjuti kalau melawan hukum," ucapnya.
Tidak tinggal diam, Iriawan balik menyerang Rizieq Shihab. Tidak lama lagi Rizieq bakal dipanggil Polda Metro atas laporan ceramahnya yang menuding logo dalam uang NKRI adalah palu arit.
"Sebentar lagi kita dipanggil yang masalah uang ada Palu Arit, kita juga akan panggil," kata Iriawan.
Tuduhan Rizieq terkait logo palu arit dalam uang baru masuk dalam kategori ujaran kebencian dan provokatif. Terlebih Bank Indonesia sudah menjelaskan bahwa lambang tersebut bukanlah lambang palu arit.
"Jelas kok UU mengatur ujaran kebencian. Sudah jelas BI mengatakan itu uang bukan Palu Arit. Itu ada nama sistem pengamanan uang dari tahun 2001. Dilihat terawang jelas logo BI bukan Palu Arit," jelas Iriawan.
ORMAS INTOLERAN
Spoiler for bonus:
mau jadi apa kalian dan keturunan kalian kalo hal seperti ini di idolakan dan dibenarkan ???
buat kalian yang selalu bilang pendapat kalian yang paling benar dan melakukan tindakan-tindakan intimidasi atas nama agama
apabila suatu saat sesama muslim dan non muslim yang selalu kalian bilang munafik kafir dan kurang beriman memutuskan untuk menandai kalian karena sudah tidak nyaman berdekatan dengan kalian
apa tanggapan kalian???
bersediakah kalian mendapat tanda bahwa kalian lebih superior dari kami?
bersedia kah kalian suatu saat tanda kalian berpengaruh terhadap pekerjaan dan hubungan di masyarakat?
yang pro dan kontra silahkan berkomentar
Polling
0 suara
setujukah kalian memberikan tanda kepada golongan intoleran yang superior ???
0
5.6K
Kutip
95
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan