Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phdinhatredAvatar border
TS
phdinhatred
Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi RI
Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi RI

Faktor ketidakpastian global, termasuk isu proteksionisme dan normalisasi moneter AS, akan menjadi risiko yang dapat menggelincirkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
JAKARTA – Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 sebesar 0,1 poin persentase dari perkiraan awal. Ketidakpastian ekonomi global akibat sejumlah faktor, termasuk isu proteksionisme perdagangan dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), berisiko menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly) edisi Maret 2017, Rabu (22/3), Bank Dunia memproyeksikan partumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2 persen, lebih rendah dibandingkan asumsi pada Januari lalu sebesar 5,3 persen. Meski demikian, proyeksi terbaru Bank Dunia tersebut masih di atas target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, yakni 5,1 persen.

Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves memperingatkan ketidakpastian global serta dinamika fiskal masih membawa risiko penurunan pertumbuhan. “Faktor ketidakpastian global tersebut antara lain terkait hasil pemilihan umum di negara-negara Eropa di tengah meningkatnya sentimen proteksionisme,” jelasnya saat peluncuran laporan tersebut di Jakarta, Rabu (22/3).

Selain itu, menurut Chaves, normalisasi moneter oleh bank sentral AS (The Fed) dan kenaikan suku bunga acuannya (FFR) juga perlu menjadi perhatian. Dia menambahkan dinamika politik global dapat memengaruhi arus perdagangan global. Dia memperkirakan kemunculan hambatan perdagangan antara AS dan Tiongkok akan berdampak ke Indonesia.

Bank Dunia menilai ketidakpastian di pasar keuangan dan modal dapat membebani pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah. Tak hanya itu, peningkatan laju inflasi berkepanjangan dapat menyebabkan konsumsi turun sehingga mengakibatkan pertumbuhan output lebih rendah.

Terkait kinerja perekonomian 2017, Bank Dunia memperkirakan konsumsi domestik masih menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan. Menurut Bank Dunia, kenaikan upah riil dan penurunan angka pengangguran memberikan dukungan bagi peningkatan daya beli konsumen.

Nilai Tambah

Dari sisi investasi, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan investasi swasta juga diperkirakan meningkat seiring pemulihan harga komoditas. Harga komoditas yang lebih tinggi juga akan mengurangi kendala fiskal dan meningkatkan belanja pemerintah.

Karena itu, ke depan, pemerintah perlu mendorong peningkatan investasi, baik dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA). Pengamat Institute for Development of Economic and Financial (Indef), Imaduddin Abdullah, menilai pertumbuhan ekonomi lebih didorong sektor konsumsi tidak mempunyai nilai tambah.

“Sementara, investasi dalam jangka panjang secara otomatis akan memberi nilai tambah. Seperti infrastruktur, misalnya energi listrik, dan sebagainya,” kata Imamuddin kepada Koran Jakarta, beberapa waktu lalu. 

bud/Ant/E-10

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi RI | Koran Jakarta
http://www.koran-jakarta.com/bank-dunia-pangkas-proyeksi-ekonomi-ri/

alamat pake mobil mogok lagi nih!
ya gak? emoticon-Traveller
0
1.5K
20
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan