Kaskus

News

parijowoAvatar border
TS
parijowo
Aksi Cor Kaki: Korban Dibalik Kepentingan Segelintir Orang
Aksi Cor Kaki: Korban Dibalik Kepentingan Segelintir Orang

Sepuluh warga Kendeng, Rembang, Jawa Tengah menjadi korban dibalik kepentingan segelintir orang yang ingin menumbangkan Semen Rembang. Sepuluh korban tersebut terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Mereka diantaranya adalah Darto (Pati), Jumikan (Rembang), Sudiri (Rembang), Darto (Grobogan), Sariman (Pati), Suparmi (Rembang), Sukamdi (Rembang), Sukinah (Rembang), Kumari (Blora), dan Giyem (Pati). Mereka dijadikan sebuah senjata, dipaksa menggelar aksi mengecor kaki dengan semen di depan Istana Negara Senin (13/3) kemarin.

Siapakah tokoh di balik aksi yang tidak beradab ini? Aksi ini merupakan bagian dari kejahatan kemanusiaan. Bayangkan saja, apa yang bisa dilakukan saat kedua kaki di semen padat? Tentunya hanya diam tak bisa bergerak. Lalu, bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan jasmani dari rohani? Buang air kecil misalnya? Belum lagi terik matahari dan cuaca yang tidak bersahabat. Aksi ini bahkan menyampingkan dampak-dampak dari sisi kesehatan korban, seperti keram, infeksi kulit, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak buruk.

Di sisi lain, aksi cor kaki juga berpotensi merusak akidah dan ibadah pelaku aksi. Alhaqir Anis Maftuhin Pengasuh pesantren Wali Salatiga mengungkapkan rasa keprihatinannya atas aksi cor kaki melalui siaran pers. Ia merasa prihatin dengan cara-cara para aktivis mengeksploitasi peserta aksi yang tidak memikirkan akidah dan ibadah mereka. Aksi cor kaki dinilai telah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kewajiban yang harus dijalankan sebagai umat beragama.

Kasus pengecoran kaki yang dimotori oleh aktivis penolak semen bukan pertama kalinya terjadi. Melihat situasi polemik Semen Rembang yang tak kunjung usai, pengamat pembangunan Djuni Thamrin menilai adanya kontestasi tidak adil dan seimbang dalam menilai kepentingan pembangunan industri semen nasional yang dijalankan BUMN, dengan penilaian keselarasan ekologi. Tak heran jika kecurigaan muncul terkait dengan adanya kepentingan bisnis dibalik aksi penolakan Semen Rembang. Karena seperti kita ketahui, Semen Rembang bukanlah satu-satunya pabrik semen yang ingin berdiri di Rembang.

Aksi cor kaki ini juga menjadi pertanyaan besar bagi Menteri BUMN Rini Soemarno. Ia mempertanyakan aksi demo tersebut karena semua persyaratan Semen Rembang sudah terpenuhi. Bahkan baginya, mayoritas warga di sekitar pabrik Semen Rembang mendukung keberadaan pabrik tersebut. Rini juga menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo berharap Semen Rembang dapat segera beroperasi penuh sesuai dengan target produksi.

Aksi cor kaki ini hanya dijadikan sebagai senjata untuk menarik perhatian Presiden Joko Widodo agar menuruti kepentingan mereka. Padahal sudah sangat jelas bahwa Semen Rembang sudah memenuhi semua persyaratan dan mendapat izin operasional. Lalu, apa lagi yang harus diprotes?

Justru cara-cara merekalah (para aktivis penolak Semen Rembang) yang harus diprotes lantaran berbenturan dengan hak asasi manusia. Tindakan aksi cor kaki tersebut patut dihentikan dan pelaku dibalik aksi tersebut harus diberikan tindakan tegas. Mereka mengorbankan sisi kemanusiaan, membiarkan para korban di eksploitasi, mencabut dan membelenggu kebebasan beraktifitas selayaknya kehidupan. Semoga Tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan ampunan atas aksinya yang tidak relevan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sekawanrem...96739a15bbc249
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan