- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Diperiksa Polsek Tanah Abang, Sandiaga Uno Dicecar 8 Pertanyaan


TS
phdinhatred
Diperiksa Polsek Tanah Abang, Sandiaga Uno Dicecar 8 Pertanyaan
Diperiksa Polsek Tanah Abang, Sandiaga Uno Dicecar 8 Pertanyaan
Diperiksa Polsek Tanah Abang, Sandiaga Uno Dicecar 8 Pertanyaan
Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno selesai memenuhi panggilan polisi. Ia dicecar delapan pertanyaan sebagai saksi terkait kasus pencemaran nama baik pada anggota komunitas berlari.
Sandiaga diperiksa sekitar 45 menit di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017). Sandiaga keluar dari ruangan pemeriksaan pukul 09.50 WIB bersama Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Mustakim.
"Baru saja saya memberikan keterangan, pada suatu sebuah perseteruan, yang mungkin diakibatkan dari kesalahpahaman oleh dua anggota komunitas lari. Ini adalah materi hukum dan saya tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi," kata Sandiaga.
Sandiaga mengaku diberi delapan pertanyaan terkait posisinya saat kejadian berlangsung. Ia mengaku tidak berada di lokasi saat kejadian berlangsung.
"Ada 8 atau 9 pertanyaan yang disampaikan. Pertanyaannya apakah saya ada di sana, dan saya katakan tidak. Saya tidak mengerti relevansinya dengan saya. Tidak mengerti sama sekali," katanya.
Sandiaga mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang dinilainya sangat profesional. Ia meyakinkan tidak merasa terganggu terkait agenda politik yang dijalani.
"Saya salut pada Kapolsek yang sangat profesional. Sangat teliti dan menunjukkan bahwa aparat kepolisian betul-betul dalam posisi yang sangat siaga untuk menghadapi laporan dari medsos ini kerja cepat dari unit polsek," katanya.
"Ini menurut saya bisa menjadi contoh penanganan hukum yang sangat cepat dan profesional sehingga tidak ada lagi keraguan terhadap calon pimpinan daerah dan calon pejabat publik yang diterpa isu tidak sedap baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Saya tidak merasa terganggu dan ini menjadi konsekuensi dari setiap politikus, pimpinan kepala daerah, maupun pejabat publik, harus siap dan transparan," sambungnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Mustakim menjelaskan kasus tersebut melibatkan perseteruan dalam anggota komunitas lari. Sandiaga, menurut Mustakim, diperiksa karena termasuk dalam komunitas tersebut.
"Jadi begini, dulu itu kan komunitas lari. Ada perseteruan, cewek sama cewek. 'Ngapain, jangan gila lo.' Hanya kata-kata itu saja, 'jangan gila lo'. Laporannya pencemaran nama baik. Padahal dia kan nggak gila, dikatain gila. Pada saat itu komunitas lari ada sekitar lima atau enam oranglah," katanya.
"(Sandiaga diperiksa) karena di dalam komunitas itu adalah termasuk di dalamnya itu ada, Pak Sandiaga termasuk dalam komunitas itu. Pokoknya kata-katanya hanya 'jangan gila lo', itu saja," sambungnya.
Mustakim mengatakan pemeriksaan dilakukan karena masalah tersebut muncul di media sosial. Polisi hanya ingin mengklarikikasi keterangan Sandiaga saat itu.
"Kalau itu masalahnya kan begini, namanya kita kan, situasi begini ada timbul di media sosial, supaya clear. Ya kita clear-kan. Pokoknya kacamatanya 'jangan gila lo'. (Sandiaga) Nggak ada di tempat. Karena disebutkan oleh pelapor seolah-olah gitu, lo. Terus sekarang ditanya. Karena disebutkan oleh pelapor," ujarnya. (fdu/erd)
https://m.detik.com/news/berita/d-34...r-8-pertanyaan
berita onani media
Diperiksa Polsek Tanah Abang, Sandiaga Uno Dicecar 8 Pertanyaan
Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno selesai memenuhi panggilan polisi. Ia dicecar delapan pertanyaan sebagai saksi terkait kasus pencemaran nama baik pada anggota komunitas berlari.
Sandiaga diperiksa sekitar 45 menit di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017). Sandiaga keluar dari ruangan pemeriksaan pukul 09.50 WIB bersama Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Mustakim.
"Baru saja saya memberikan keterangan, pada suatu sebuah perseteruan, yang mungkin diakibatkan dari kesalahpahaman oleh dua anggota komunitas lari. Ini adalah materi hukum dan saya tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi," kata Sandiaga.
Sandiaga mengaku diberi delapan pertanyaan terkait posisinya saat kejadian berlangsung. Ia mengaku tidak berada di lokasi saat kejadian berlangsung.
"Ada 8 atau 9 pertanyaan yang disampaikan. Pertanyaannya apakah saya ada di sana, dan saya katakan tidak. Saya tidak mengerti relevansinya dengan saya. Tidak mengerti sama sekali," katanya.
Sandiaga mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang dinilainya sangat profesional. Ia meyakinkan tidak merasa terganggu terkait agenda politik yang dijalani.
"Saya salut pada Kapolsek yang sangat profesional. Sangat teliti dan menunjukkan bahwa aparat kepolisian betul-betul dalam posisi yang sangat siaga untuk menghadapi laporan dari medsos ini kerja cepat dari unit polsek," katanya.
"Ini menurut saya bisa menjadi contoh penanganan hukum yang sangat cepat dan profesional sehingga tidak ada lagi keraguan terhadap calon pimpinan daerah dan calon pejabat publik yang diterpa isu tidak sedap baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Saya tidak merasa terganggu dan ini menjadi konsekuensi dari setiap politikus, pimpinan kepala daerah, maupun pejabat publik, harus siap dan transparan," sambungnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Mustakim menjelaskan kasus tersebut melibatkan perseteruan dalam anggota komunitas lari. Sandiaga, menurut Mustakim, diperiksa karena termasuk dalam komunitas tersebut.
"Jadi begini, dulu itu kan komunitas lari. Ada perseteruan, cewek sama cewek. 'Ngapain, jangan gila lo.' Hanya kata-kata itu saja, 'jangan gila lo'. Laporannya pencemaran nama baik. Padahal dia kan nggak gila, dikatain gila. Pada saat itu komunitas lari ada sekitar lima atau enam oranglah," katanya.
"(Sandiaga diperiksa) karena di dalam komunitas itu adalah termasuk di dalamnya itu ada, Pak Sandiaga termasuk dalam komunitas itu. Pokoknya kata-katanya hanya 'jangan gila lo', itu saja," sambungnya.
Mustakim mengatakan pemeriksaan dilakukan karena masalah tersebut muncul di media sosial. Polisi hanya ingin mengklarikikasi keterangan Sandiaga saat itu.
"Kalau itu masalahnya kan begini, namanya kita kan, situasi begini ada timbul di media sosial, supaya clear. Ya kita clear-kan. Pokoknya kacamatanya 'jangan gila lo'. (Sandiaga) Nggak ada di tempat. Karena disebutkan oleh pelapor seolah-olah gitu, lo. Terus sekarang ditanya. Karena disebutkan oleh pelapor," ujarnya. (fdu/erd)
https://m.detik.com/news/berita/d-34...r-8-pertanyaan
berita onani media
0
715
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan