Jakarta, (Madani News) - Pengasuh pesantren Wali Salatiga Alhaqir Anis Maftuhin menilai terkait dengan aksi cor kaki untuk menolak pabrik semen di Jakarta berpotensi merusak akidah dan ibadah para peserta aksi.

"Saya merasa prihatin dengan cara cara para aktivis mengeksploitasi peserta aksi yang tidak memikirkan akidah dan ibadah mereka," kata Alhaqir Anis dalam keterangan tertulis yang diterima Madaninews.com di Jakarta, (14/3).

Alhaqir Anis juga mempertanyakan kepada para peserta yang melakukan aksi tersebut terkait dengan kewajiban menjalankan shalat lima waktu. Lantas bagaimanakah dengan shalat mereka? Bukankah utk mendirikan shalat ada syarat rukun yang harus dipenuhi? Bagaimana saudara saudara saya itu bersuci dan berwudhu?

"saya menghimbau kepada para aktivis agar tidak menghalalkan segala cara, apalagi dengan mengorbankan akidah dan ibadah, untuk mencapai tujuan tujuannya," kata Alhaqir.

"Kita adalah bangsa yang beragama. Sepatutnya kawan kawan aktivis, semisal mas Gun Retno untuk menghargai akidah dan ibadah saudara saudara kami," tambahnya.

Diketahui, puluhan massa dari penolak Semen Rembang kembali berdemonstrasi di depan Istana Negara, Senin (13/3) kemarin. Tampak delapan orang perempuan kembali mengecor kakinya seperti dilakukan pada tahun lalu.

Dalam unjuk rasa ini, massa penolak Semen Rembang meminta supaya Presiden memutuskan penghentian Semen Rembang. Selain itu juga meminta kepolisian memproses hukum kasus terbakarnya tenda kubu pendukung dan penolak Semen Rembang.

sumber : http://www.madaninews.com/content/ak...ah-pelaku-aksi