Liputan6.com, Jakarta Motor listrik roda tiga merek Tiger beberapa hari belakangan berseliweran di Kota Solo. Menariknya, pengendara ini adalah seorang perempuan. Melihat simpelnya bentuk dan mudahnya pengoperasian sepeda motor ini, tak heran kaum ibu menyukai motor tiga roda seperti ini. Lantas, siapa sosok di belakang kemudi motor listrik roda tiga ini?
Ternyata, seorang ibu bernama Dwi Ari Susanti-lah yang mengendarai sepeda motor listrik roda tiga ini di Solo. Ari, begitu sapaannya, membeli sepeda motor ini pada Juli 2016. Keputusan Ari memilih sepeda motor roda tiga tersebut lantaran ia tidak bisa naik sepeda motor (roda dua). Selain itu, ia kesulitan mengendarai mobil sekali pun bertransmisi otomatis. Padahal dengan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, ia harus tetap mobile mengurus anak dan suami.
"Jadi saya itu tidak bisa naik motor. Pernah mau beli mobil matik terus menjajal latihan, tapi kok malah sulit. Padahal saya harus pergi ke pasar, ngurus anak dan nganter ke sekolah. Jadi saya berpikiran tetap harus bisa mengendarai motor," ucapnya kepada Liputan6.com, Rabu (15/3/2017).
Secara tidak sengaja saat dia buka-buka internet bersama anaknya, Ari menemukan sepeda motor listrik ini. Ia lalu mencari info lanjutan di internet mengenai cara pembelian motor roda tiga tersebut.
"Pernah menghubungi nomor di Batam, tapi kok dikontak enggak bisa. Dan belakangan tahu kalau memang yang di Batam itu seperti penipuan. Terus kalau bayar separo enggak boleh, harus cash. Saya pun tidak berani," katanya.
Motor Taiwan
Setelah itu, Ari kembali mencari informasi soal penjualan motor listrik roda tiga di internet. Ari menemukan sebuah distributor di Surabaya. Lantas, dia coba menggali informasi dan dijawab dengan detail oleh pihak distributor. Muncul rasa percaya, Ari langsung membeli motor listrik tersebut dengan mentransfer uang pembelian.
"Awalnya takut juga pas mau membeli motor itu, karena uang yang harus ditransfer tidak sedikit. Saat itu saya beli Rp 40.000.000 dari distributor di Surabaya lewat online," ucap ibu yang memiliki tiga anak ini.
Selang seminggu setelah melakukan transfer, sepeda motor listrik itu sudah sampai di rumahnya. Waktu itu sepeda motor diantar dengan paketan mobil box. Semenjak saat itu, Ari menjadi tempat pemesanan dari sepeda motor ini.
"Saat ini harganya turun menjadi Rp 39 juta. Motor ini berasal dari Taiwan, tetapi perakitannya dilakukan di Jakarta. Untuk spare part-nya dari Taiwan dan China, " kata Ari yang bersuamikan pensiunan karyawan sebuah tambang besar di Papua.
Walau kesulitan menggunakan mobil otomatis dan tidak bisa menggunakan sepeda motor, Ari langsung bisa mengendarai sepeda motor listrik ini. "Saya langsung bisa mengendarai motor listrik itu. Kan, pemakaiannya lebih mudah, ada tombol untuk laju cepat dan lambat. Selain itu enggak butuh keseimbangan kayak sepeda motor. Lalu bisa langsung maju dan mundur tetapi tidak ada giginya seperti di mobil dan setir seperti sepeda motor matik, fungsi kaki hanya untuk rem bawah, " jelas Ari.
Nih, Spesifikasi Motor Listrik Roda Tiga Pengantar Emak-Emak Solo
Quote:
Liputan6.com, Jakarta - Motor listrik roda tiga yang beredar di Solo, Jawa Tengah, cukup menarik untuk disimak. Motor berbanderol Rp 39 juta ini dirakit di Indonesia dengan komponen dan spare part yang didatangkan langsung dari China dan Taiwan.
Berdasarkan data spesifikasi yang Liputan6.com peroleh, motor listrik tiga roda yang diberi nama Tiger ini bisa menampung 3 orang, dengan komposisi 2 penumpang dan 1 driver. Motor ini memiliki dimensi panjang 200 cm, lebar 100 cm dan tinggi 160 cm dengan bobot 100 kg.
Tiger mengandalkan aki kering 60V-20 A (terdiri dari 5 buah aki) jenis Accu Sealed Lead Acid (SLA) ukuran 12 Volt 12Ah atau yang biasa disebut Accu SLA 12/12 sebagai sumber tenaganya. Kendaraan bisa bergerak melalui power motor / dinamo type brushless berkekuatan 800 Watt.
Dibutuhkan daya 150 Watt untuk mengisi ulang baterai. Sebagai catatan, pengisian tidak boleh lebih dari 5 jam. Disebutan, saat baterai terisi penuh, motor listrik ini mampu menempuh jarak hingga 50 km, dengan kecepatan maksimal 40 km/jam dan daya angkut 125 kg.
Motor listrik ini memiliki setir sama seperti motor matik. Rem ada di-handle stang dan kaki. Motor ini bisa maju dan mundur seperti mobil matik dan terdapat pilihan kecepatan, pelan dan cepat.
Kursi driver bisa maju/mundur sesuai kebutuhan. Spion bisa dilipat seperti mobil dan kaca bagian depan dilengkapi wiper.
Menurut Ezha, penjual motor listrik tiga roda Tiger kepada Liputan6.com, sampai saat ini untuk pemakaiannya tidak perlu SIM, STNK, plat nomor polisi, dan tidak harus membayar pajak kendaraan.
"Green Car Matic ini tergolong kendaraan dengan kecepatan 35 km/jam sehingga tidak memerlukan SIM untuk mengendarainya. Meskipun dipanduan pembuatan SIM kendaraan kategori ini memerlukan SIM D tapi sampai saat ini kebijakan tersebut masih tidak berlaku," katanya.
apdet apa itu sim D
Polisi Kenalkan SIM D, Apa Itu?
Quote:
Liputan6.com, Semarang - Ada SIM D? Begitu pikiran dari para penyandang disabilitas yang biasa mengendarai sepeda motor roda tiga hasil modifikasi yang dikhususkan penyandang disabilitas.
Hal ini menjadi dasar Satlantas Polres Semarang mengedukasi para penyandang disabilitas di Kabupaten Semarang agar memiliki SIM D yang dikhususkan untuk mereka.
Sosialiasi dan edukasi kepada penyandang disabilitas ini juga bagian dari Operasi Simpatik Candi 2017. Acara bertajuk Motivasi Keselamatan Komunitas Penyandang Cacat atau disingkat Mata Kaca itu digelar Rabu (15/3/2017).
Agus Widodo, salah satu penyandang disabilitas yang menjadi peserta mengaku tidak tahu jika penyandang disabilitas dengan sepeda motor modifikasi juga membutuhkan SIM. Agus mengaku sudah satu tahun ke sana kemari dengan sepeda motor itu untuk mengantar barang-barang kerajinan karyanya.
"Ini baru dikasih tahu teman terus mau bikin. Saya ingin taat peraturan, makanya mau bikin. Saya diberhentikan polisi, trus diingatkan agar hati-hati berkendara" kata Agus Widodo (25), warga Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang di Mapolres Semarang.
Dalam acara itu, petugas Satlantas Polres Semarang kemudian memperagakan ujian praktik menggunakan motor roda tiga. Halang rintang yang digunakan masih sama seperti motor standar, hanya saja jarak antar cone diperlebar agar motor roda tiga bisa melintas.
"Pada saat melaksanakan kegiatan harus tetap ada teori dan praktik, tapi tidak sama dengan roda dua biasa," kata Kapolres Semarang, AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso.
Menurut Thirdy, keselamatan berkendara merupakan hak bersama, termasuk penyandang disabilitas. Begitu juga dengan kelengkapan surat-surat berkendara. Maka itu, perlu motivasi agar penyandang disabilitas membuat SIM.
"Banyak keluarga kita yang kekurangan harus dimotivasi," kata dia.
Kasat Lantas Polres Semarang AKP Dwi Nugroho menambahkan, selama beberapa bulan terakhir tidak ada yang membuat SIM D. Padahal, cukup banyak penyandang disabilitas yang mengendarai motor roda tiga.
Dwi menyadari sampai saat ini memang masih belum ada produsen motor yang memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas. Aturan khusus soal standardisasi motor penyandang disabilitas pun belum ada sehingga Sat Lantas belum memiliki unit sendiri dan membuat para pembuat SIM harus menggunakan motor mereka sendiri atau meminjam rekannya.
"Produksi untuk kendaraan disabilitas belum ada. Kita juga tidak punya unitnya, sehingga harus memakai motor sendiri," kata Dwi.
Kegiatan sosialisasi dan motivasi pembuatan SIM D itu disambut baik para peserta. Perwakilan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Kabupaten Semarang, Beni mengapresiasi langkah Sat Lantas Polres Semarang. Dengan kesetaraan hak tersebut, ia berjanji para penyandang disabilitas juga akan tertib berlalulintas.
"Kami biasanya mengendarai tanpa tata krama yang baik. Dengan bimbingan ini kedepan kami lebih baik dan sopan dalam berkendara," ujar Beni.
Ujian SIM D yang harus dilalui penyandang disabilitas tidak dibedakan dengan pembuatan SIM C kecuali pada jarak halang rintang. Pemohon SIM D juga harus melalui ujian teori dan dua ujian praktik, yaitu pertama di lapangan ujian dan kedua di jalan raya.
hp tiger
hp samsung
koray.
lumayan, jadi pengen beli juga.