Udah pernah denger burung beo ngomong bahasa manusia kan ya? nah apa jadinya kalo yang ngomong bahasa manusia itu seekor babon? gakebayang pasti ya. nah si babon ini denger-denger bisa ngomong huruf vokal yang biasa kita pake gan. langsung cek kali yaaa.
Babun Guinea (Papio papio) ternyata bisa menghasilkan suara vokal yang mirip suara manusia.
© Jakub Friedl /Wikimedia Commons/CC BY-SA 2.0
Bagi pendengar awam, suara babun (Papio papio) mungkin terdengar seperti ocehan yang tidak jelas. Namun tidak bagi para peneliti berkuping tajam. Mereka menemukan bahwa beberapa ocehan hewan itu ternyata mirip dengan suara huruf vokal yang saat ini digunakan manusia.
Penemuan Dr Louis-Jean Boe dan rekan dari Grenoble Alpes University dan Aix-Marseille University --keduanya di Prancis-- tersebut telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah PLOS ONE (11/1/2017).
Awalnya, para ahli berpendapat bahwa babun tidak akan bisa mengeluarkan suara vokal seperti manusia karena mereka memiliki laring (pangkal tenggorokan yang berisi pita suara) yang tinggi. Anatomi seperti itu menyulitkan mereka untuk dapat berbicara.
Namun, saat meneliti rekaman suara babun-babun yang hidup di sebuah kandang, geraman, gonggongan, suara 'wahoos', 'yaks', dan ajakan kopulasi yang disuarakan hewan-hewan itu ternyata mirip vokalisasi manusia. Akan tetapi, meski punya kapasitas untuk mengeluarkan suara vokal, tidak berarti mereka bisa berbicara dengan bahasa manusia.
Pengujian teori itu dilakukan pada 15 babun Guinea jantan dan betina yang hidup di pusat primata di Rousset-sur-Arc, Prancis. Mereka mempelajari 1.335 suara spontan yang dihasilkan oleh ke-15 babun tersebut.
"Kemampuan berbicara manusia telah lama dianggap membutuhkan laring rendah, dan dinyatakan bahwa laring tinggi pada primata non-manusia menghambat kemampuan memproduksi sistem vokal yang ditemukan dalam bahasa manusia," jelas Boe, dikutip situs The Independent (12/1).
"Dengan mempelajari vokalisasi melalui analisis akustik, anatomi lidah, dan model potensial akustik, kami menemukan bahwa babun memproduksi suara mirip struktur forman f1/f2 (frekuensi suara, red.) pada vokal manusia."
Penemuan ini, menurut Thomas Sawallis, ahli bahasa University of Alabama yang ikut menulis laporan itu, mendobrak sebuah jalan buntu.
"Teori evolusi bahasa telah berkembang dengan dasar ide bahwa percakapan penuh hanya bisa dilakukan oleh Homo sapiens beranatomi modern," kata Sawallis kepada Scientific American (11/1). Hal itu kemudian mendukung teori yang menyatakan bahwa bahasa mulai berkembang sekitar 70.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.
Penemuan baru ini bisa mengubah awal perkembangan bahasa ke waktu yang lebih kuno lagi, yakni sekitar 25 juta tahun lalu.
Evolusi bahasa telah lama dianggap sebagai salah satu masalah utama dalam ilmu pengetahuan karena tidak ada fosil yang ditinggalkannya. Oleh karena itu, meneliti mekanika suara menjadi salah satu pendekatan penelitian yang paling praktis.
Manusia memiliki laring rendah yang memungkinkan untuk mengeluarkan berbagai suara vokal.
Teori dasar produksi percakapan yang banyak diyakini kebenarannya saat ini adalah yang dikembangkan oleh ahli kognitif Brown University, AS, Philip Lieberman pada 1960-an. Ia menyatakan bahwa laring tinggi pada primata non-manusia membuat mereka tidak bisa mengeluarkan suara vokal.
Tapi hasil penelitian terbaru ini membuat hipotesis Lieberman itu jadi dipertanyakan.
Penemuan ini, menurut situs
Science(11/1), juga mendukung hasil studi baru-baru ini yang menunjukkan bahwa kera Jepang secara anatomis juga mampu berbicara.