acabindonesiaAvatar border
TS
acabindonesia
Hendi : Kalau Tidak Puas, Silakan Pergi dari Indonesia


SEMARANG – Wali Kota Hendrar Prihadi, mengatakan di Kota Semarang tidak ada konflik besar, yang menyangkut perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

’’Saya minta teman-teman muda, untuk menjaga situasi kondusif. Kalau ada yang tidak puas, silakan pindah ke negara lain. Yang mau sangat Islam, masih ada negara Arab. Kalau mau sangat Hindu, silakan ke India.

Kalau mau sangat Katolik, silakan pindah ke Italia,’’ kata pria, yang kerap disapa dengan sebutan Hendi ini, dalam kegiatan Srawung Kawula Muda Lintas Iman, di halaman Balai Kota Jl Pemuda, Minggu (5/3).

Hendi juga meminta kaum muda Semarang, untuk menghargai perbedaan, karena perbedaan adalah kekuatan bangsa, sebagai bagian hidup di dunia yang beranekaragam.

Sehingga, kaum muda harus memanfaatkan potensi, berpikir positif. Karena, selalu ada jalan untuk siapa saja yang mau kerja keras.

Mewakili Pemerintah Kota Semarang, dia mengapresiasi kegiatan anak-anak muda lintas iman ini, sebagai kerja positif, terutama untuk menciptakan citra bahwa bangsa ini kompak, guyup, dan punya rasa nasionalisme tinggi.

Srawung kaum muda lintas iman ini, menurut dia juga menjadi bukti bahwa Semarang tidak ada masalah soal SARA.

Acara silaturahmi untuk rembug bersama seperti ini, bisa dilakukan di manapun, termasuk di warung kopi atau di halaman Balai Kota Semarang. ’’Yang menarik, srawung sering dipakai dalam aktivitas sehari-hari.

Seperti di warung kopi sampai pertemuan dengan legislatif. Jadi srawung ini adalah warisan leluhur. Dalam dasar negara, pasal empat ada musyawarah untuk mufakat,’’ tandasnya.

Lukas Awi Tristanto, ketua panitia kegiatan tersebut, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini muncul berbagai riak, akibat adanya fanatisme, fundamentalisme, dan intoleransi.

Kaum muda sebagai kaum intelektual yang sedang menggembleng diri dalam dunia pendidikan, seharusnya menyadari bahwa mereka bagian dari keluarga besar umat manusia, walaupun berbeda suku, agama, ras, dan golongan.

Karena itu mereka harus tetap bersatu, meski berbeda agama. Ini untuk menepis gangguan dan membangun persaudaraan sejati. ’’Memulainya bisa dengan saling memberi senyum, pelukan, dan cinta kasih.

Kita harus ikhtiar menyatukan tekad, membangun negeri mulai dari Kota Semarang,’’ kata Lukas Awi Tristanto.

Adakan Refleksi

Sementara itu acara Srawung Kaum Muda Lintas Iman tersebut, dihadiri ribuan kaum muda dari Kota Semarang dan sekitarnya.

Selain mereka hadir pula tokoh lintas agama seperti Gus Ubaidillah Ahmad, Romo Aloys Budi Purnomo, Dr Tjahjadi Nugroho, Pandita Warto, Andi Tjiok, I Nengah, Sumarwanto dan KH Fatquri Busyaeri, serta budayawan Joko Pinurbo.

Acara itu diisi juga dengan refleksi para tokoh agama, pentas budaya dari berbagai tradisi keagamaan, mulai dari Tari Janger, Tari Salman, Tari Warak, puji-pujian rohani, puisi oleh Joko Pinurbo, hingga kolaborasi lagu dan permainan saxophone oleh Romo Aloys Budi Purnomo bersama vokalis band Power Slaves, Heydi Ibrahim.

Romo Budi berharap, kaum muda untuk saling belajar, memberi inspirasi dan bergotong royong membangun negeri Indonesia yang gemah ripah loh jinawi untuk mewujudkan peradaban kasih di tengah perbedaan serta membangun tali silahturahmi di antara kaum muda dari berbagai latar belakang iman dan agama yang dianut.

Sementara itu, menurut Gus Ubadillah Achmad, kebhinekaan adalah ciri khas Indonesia yang harus dipertahankan.

Karena Indonesia adalah rumah kita bersama. Hal yang sama juga disampaikan Andi Tjiok yang mengajak kaum muda untuk bergandengan bersama melukis keindahan.

Sumur: http://berita.suaramerdeka.com/smcet...ari-indonesia/

Semoga Jateng lebih toleran...emoticon-Malu (S)
0
9.6K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan