Metrotvnews.com, Jakarta: Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno menyayangkan spanduk penolakan memandikan jenazah pemilih pasangan calon tertentu. Menurut dia tindakan tersebut dinilai intoleransi.

"Saya pribadi tidak setuju. Karena islam itu rahmatan lil alamin, saling bantu membantu, apalagi warga yang mengalami musibah," ungkap Sandiaga di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Sabtu 11 Maret 2017.

Sandiaga mengimbau agar semua warga instropeksi diri dan menanamkan rasa toleransi. Apalagi, jika spanduk itu hanya berkaitan dengan Pilkada yang berlangsung lima tahun sekali.

Menurut dia, sungguh disayangkan jika dalam lima tahun sekali orang-orang malah menambah musuh. Karenanya, ia meminta semua warga Jakarta bersabar dan meningkatkan gotong royong.

"Lupakan dampak Pilkada, dan kita hadirkan betul-betul islam yang ramah, damai, dan rukun. Itu yang dibutuhkan warga Jakarta," tutur dia.

Sandiaga juga mengkhawatirkan jika pemasangan spanduk itu merupakan adu domba terselubung. Namun, ia meminta agar seluruh masyarakat tidak menggunakan kasus ini untuk memecah belah warga.

"Sudah lah kembali konsep dasarnya apa. Ukhuwah islamiyah kita saling bantu, persatuan antara umat dan umat beragama lain," kata Sandiaga.

Ia menambahkan, tak masalah adanya beda pandangan dalam politik di suatu kepercayaan. Itu hal yang wajar untuk melihat perbedaan.

Beberapa masjid di Jakarta memasang spanduk yang bertuliskan 'Masjid ini tidak menyalatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama'. Penista agama yang dimaksud adalah Gubernur nonaktif, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.

Ahok merupakan terdakwa kasus penodaan agama. Kasus bermula saat Ahok menyampaikan pidatonya di Kepulauan Seribu. Dalam pidato itu, Ahok menyebut 'jangan mau dibodohi pakai Al-Maidah ayat 51'.

Mangtap pak sandie, masih mau nampung bangke2 temen ahok. Contoh ideal seorang pemimpin.. Tetap positif & legowo