- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bahaya Mematikan Intai Aksi Skip Challenge


TS
parenkim
Bahaya Mematikan Intai Aksi Skip Challenge
Bahaya Mematikan Intai Aksi Skip Challenge
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1532365/original/fe0649bdee4a1b444ecfa9862e9a902d-037609900_1489106556-1.jpg)
Quote:
Liputan6.com, Jakarta Skip Challenge yang sedang digandrungi para remaja pengguna Instagram harus segera dihentikan.
Apabila dalam sebuah permainan ada pemain yang pingsan atau bahkan sampai meninggal dunia, sudah sangat jelas tidak layak untuk dimainkan. Apalagi sampai menjadi viral, bahkan sampai muncul anggapan belum keren kalau belum bermain Skip Challenge.
"Kalau sudah sampai ada yang pingsan, tandanya berbahaya. Nggak usah lagi dijelaskan, bila kondisinya sudah seperti itu (akibat dari bermain Skip Challege), berarti memang nggak benar permainannya," kata Dokter Spesialis Penyakit dan Pembuluh Darah Konsultan Rumah Sakit Harapan Kita, Ariesca Ann Soenarto, saat dihubungi Health Liputan6.com pada Jumat (10/3/2017)
Jauh sebelum populer di Indonesia, permainan yang mengharuskan pemainnya menekan dada lawan sekeras-kerasnya selama beberapa detik, lebih dulu booming di negara Barat.
Kejadian yang sama persis pun terjadi di sana. Banyak orangtua yang takut anaknya mati sia-sia karena terlibat dalam permainan Skip Challenge atau Chooking Game atau Pass out Challenge ini.
"Saya cuma bisa bilang dan mengimbau agar lebih hati-hati dalam memainkan permainan Skip Challenge ini," katanya.
"Jadi, kalau dada ditekan sekeras-kerasnya, di belakang ada itu ada pembuluh darah besar yang ikut tertekan juga. Sehingga aliran darah ke otak tidak ada, akibatnya pingsan. Jadi, permainan ini benar-benar berbahaya," kata Ariesca menambahkan.
Akibat berkurangnya pasokan darah ke otak, lanjut Ariesca, pemain Skip Challenge tidak hanya pingsan. Mereka pun bisa kejang-kejang yang berujung pada kematian.
Ariesca sendiri tidak tahu mengenai fenomena Skip Challenge ini. Namun, setelah dijelaskan bagaimana cara bermainnya, Ariesca malah mengimbau agar penemu permainan Skip Challenge ini yang "ditangkap".
"Siapa, sih, yang menemukan permainan Skip Challenge tersebut? Hadapi dokter dulu sebelum bikin permainan, apalagi sampai kejang dan ada yang meninggal dunia. Yang menemukan Skip Challenge itu yang harus dipegang," katanya geram.
Apabila dalam sebuah permainan ada pemain yang pingsan atau bahkan sampai meninggal dunia, sudah sangat jelas tidak layak untuk dimainkan. Apalagi sampai menjadi viral, bahkan sampai muncul anggapan belum keren kalau belum bermain Skip Challenge.
"Kalau sudah sampai ada yang pingsan, tandanya berbahaya. Nggak usah lagi dijelaskan, bila kondisinya sudah seperti itu (akibat dari bermain Skip Challege), berarti memang nggak benar permainannya," kata Dokter Spesialis Penyakit dan Pembuluh Darah Konsultan Rumah Sakit Harapan Kita, Ariesca Ann Soenarto, saat dihubungi Health Liputan6.com pada Jumat (10/3/2017)
Jauh sebelum populer di Indonesia, permainan yang mengharuskan pemainnya menekan dada lawan sekeras-kerasnya selama beberapa detik, lebih dulu booming di negara Barat.
Kejadian yang sama persis pun terjadi di sana. Banyak orangtua yang takut anaknya mati sia-sia karena terlibat dalam permainan Skip Challenge atau Chooking Game atau Pass out Challenge ini.
"Saya cuma bisa bilang dan mengimbau agar lebih hati-hati dalam memainkan permainan Skip Challenge ini," katanya.
"Jadi, kalau dada ditekan sekeras-kerasnya, di belakang ada itu ada pembuluh darah besar yang ikut tertekan juga. Sehingga aliran darah ke otak tidak ada, akibatnya pingsan. Jadi, permainan ini benar-benar berbahaya," kata Ariesca menambahkan.
Akibat berkurangnya pasokan darah ke otak, lanjut Ariesca, pemain Skip Challenge tidak hanya pingsan. Mereka pun bisa kejang-kejang yang berujung pada kematian.
Ariesca sendiri tidak tahu mengenai fenomena Skip Challenge ini. Namun, setelah dijelaskan bagaimana cara bermainnya, Ariesca malah mengimbau agar penemu permainan Skip Challenge ini yang "ditangkap".
"Siapa, sih, yang menemukan permainan Skip Challenge tersebut? Hadapi dokter dulu sebelum bikin permainan, apalagi sampai kejang dan ada yang meninggal dunia. Yang menemukan Skip Challenge itu yang harus dipegang," katanya geram.
SUMBER
Skip Challenge, Permainan Mematikan yang Viral di Media Sosial
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1532365/original/fe0649bdee4a1b444ecfa9862e9a902d-037609900_1489106556-1.jpg)
Quote:
Liputan6.com, Jakarta Tantangan dan pengakuan dari lingkungan menjadi hal yang identik untuk remaja, contohnya dengan mencoba tren permainan yang disebut dengan #SkipChallenge. Sayangnya, jenis permainan yang sedang ramai dipertontonkan di media sosial ini dapat mengancam jiwa.
Di negara Barat khususnya Amerika, Tantangan #SkipChallenge ini disebut dengan Choking Game atau #PassoutChallenge. Cara bermainnya dengan menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa detik dan menyebabkan pemain kekurangan oksigen, lalu jatuh pingsan.
Mengutip WebMD, Jumat (10/3/2017) permainan mematikan ini juga bisa dilakukan sendiri menggunakan tali yang dililitkan ke dada lalu ditarik, seperti mencekik leher sendiri. Namun, para remaja biasanya melakukan secara berkelompok atau lebih dari dua orang.
Alfred Sacchetti, chief emergency medicine dari Our Lady of Lourdes Medical Center, Camden, mengatakan permainan ini bisa merenggut nyawa saat pertama kali dimainkan.
"Ini nyata dan benar-benar berbahaya, permainan ini sama saja dengan bunuh diri," kata Sacchetti.
Sebuah studi CDC baru-baru ini menganalisis 82 kasus #SkipChallenge yang berisiko pada kematian. Menurut studi rata-rata usia anak yang melakukan permainan mematikan ini adalah enam sampai 19. Dan sebesar 87 persen permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki.
Studi juga menemukan 93 persen orangtua belum mengetahui permainan #SkipChallenge yang mengancam jiwa anak-anak mereka.
Di negara Barat khususnya Amerika, Tantangan #SkipChallenge ini disebut dengan Choking Game atau #PassoutChallenge. Cara bermainnya dengan menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa detik dan menyebabkan pemain kekurangan oksigen, lalu jatuh pingsan.
Mengutip WebMD, Jumat (10/3/2017) permainan mematikan ini juga bisa dilakukan sendiri menggunakan tali yang dililitkan ke dada lalu ditarik, seperti mencekik leher sendiri. Namun, para remaja biasanya melakukan secara berkelompok atau lebih dari dua orang.
Alfred Sacchetti, chief emergency medicine dari Our Lady of Lourdes Medical Center, Camden, mengatakan permainan ini bisa merenggut nyawa saat pertama kali dimainkan.
"Ini nyata dan benar-benar berbahaya, permainan ini sama saja dengan bunuh diri," kata Sacchetti.
Sebuah studi CDC baru-baru ini menganalisis 82 kasus #SkipChallenge yang berisiko pada kematian. Menurut studi rata-rata usia anak yang melakukan permainan mematikan ini adalah enam sampai 19. Dan sebesar 87 persen permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki.
Studi juga menemukan 93 persen orangtua belum mengetahui permainan #SkipChallenge yang mengancam jiwa anak-anak mereka.
SUMBER
Skip Challenge Renggut Nyawa Bocah 11 Tahun
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1532365/original/fe0649bdee4a1b444ecfa9862e9a902d-037609900_1489106556-1.jpg)
Quote:
Liputan6.com, Jakarta Tren Skip Challenge atau #PassoutChallenge ternyata pernah merenggut nyawa bocah 11 tahun. Salah seorang korbannya adalah seorang anak bernama Da'Vorious (Chi Chi) Gray (11) dari Carolina Selatan yang meninggal setelah bermain Skip Challenge ini.
"Ia tahu permainan tersebut dari media sosial," kata keluarganya.
Gray ditemukan pingsan di dalam lemari di keluarganya, Lyman, di rumah minggu lalu, menurut WYFF. Dia dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.
Keluarganya mengatakan, ia sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau perilaku destruktif. Mereka justru menyalahkan kematiannya pada tantangan Skip Challenge.
"Ini permainan berbahaya. Pemain mencoba kehabisan napas sendiri. Gray sepertinya belajar tentang permainan melalui media sosial aplikasi Kik," ujar keluarganya, seperti diberitakan Nydailynews, Jumat (10/3/2017).
"Jika saya bisa memundurkan waktu, saya akan kembali memantaunya di media sosial, YouTube, dan internet," kata ibunya, Latrice Beras Hurst, dalam sebuah pernyataan.
Pihak keluarga berharap kematian Gray bisa membantu orang lain untuk menyadari bahaya dari permainan Skip Challenge ini.
Kini aksi tantangan Skip Challenge telah menyebar luas di media sosial dan jejaring YouTube. Dan ada lebih dari 270.000 video dari aksi yang berpotensi mematikan ini.
Sebuah tren Skip Challenge atau #PassoutChallenge kini juga sedang ramai dibincangkan. Mirisnya,
tantangan ini sebenarnya sangat berbahaya dan justru malah diikuti oleh anak-anak remaja di Indonesia.
Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sendiri selama beberapa detik hingga ia merasa kekurangan oksigen. Setelah itu ia bisa kehilangan kesadaran atau pingsan.
"Ia tahu permainan tersebut dari media sosial," kata keluarganya.
Gray ditemukan pingsan di dalam lemari di keluarganya, Lyman, di rumah minggu lalu, menurut WYFF. Dia dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.
Keluarganya mengatakan, ia sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau perilaku destruktif. Mereka justru menyalahkan kematiannya pada tantangan Skip Challenge.
"Ini permainan berbahaya. Pemain mencoba kehabisan napas sendiri. Gray sepertinya belajar tentang permainan melalui media sosial aplikasi Kik," ujar keluarganya, seperti diberitakan Nydailynews, Jumat (10/3/2017).
"Jika saya bisa memundurkan waktu, saya akan kembali memantaunya di media sosial, YouTube, dan internet," kata ibunya, Latrice Beras Hurst, dalam sebuah pernyataan.
Pihak keluarga berharap kematian Gray bisa membantu orang lain untuk menyadari bahaya dari permainan Skip Challenge ini.
Kini aksi tantangan Skip Challenge telah menyebar luas di media sosial dan jejaring YouTube. Dan ada lebih dari 270.000 video dari aksi yang berpotensi mematikan ini.
Sebuah tren Skip Challenge atau #PassoutChallenge kini juga sedang ramai dibincangkan. Mirisnya,
tantangan ini sebenarnya sangat berbahaya dan justru malah diikuti oleh anak-anak remaja di Indonesia.
Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sendiri selama beberapa detik hingga ia merasa kekurangan oksigen. Setelah itu ia bisa kehilangan kesadaran atau pingsan.
SUMBER
di instagram udah rame anak sekolahan ikutin aksi viral ini


0
16.4K
Kutip
236
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan