Selamat Malam Kaskuser.
Kemarin siang sampai hari ini kayanya menjadi hari yang mencekam, terutama untuk mereka yang berdomisili di tangerang. Hal ini karena terjadinya kericuhan antara ojek/taksi online dengan angkot.
Awalnya pada tanggal 8 akan diadakan aksi demo damai angkot yang merasa penumpangnya berkurang karena beralih ke transportasi online. kebetulan ane dapet broadcast message yang isinya spt ini
Quote:
#Copas
Informasi dari polisi polsek kelapa dua;
--- Pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2017 sekira jam 07.00 WIB rencana akan dilaksanakan keberangkatan aksi demo damai dengan titik kumpul depan Kantor TMD Lippo Karawaci kel. / Kec Kelapa Dua dengan penanggung jawab Sdr. Umar jumlah massa -+ 1000 orang6 dengan menggunakan -+ 678 angkot dengan tuntutan Hapus angkutan berbasis online di wilayah Tangerang karena telah merugikan pendapatan para Sopir Angkot.
# Adapun sasaran aksi demo antara lain :
1. Kantor Walikota Tangerang
2. Kantor Dishub Kota Tangerang
3. Kantor DPRD kota Tangerang dan
4. Kantor Kominfo Kota Tangerang
# Adapun armada angkot yang akan ikut dalam aksi tersebut adalah Sbb :
1. R07 Binong -Malabar sebanyak 200 angkot
2. R06 A Bonang- Cikokol sebanyak 146 angkot
3. R06 B Legok-Pos sebanyak 200 angkot
4. R19 Perumnas 2- Gading Serpong sebanyak 72 angkot
5. R13 Kelapa Dua- Perumnas 1 sebanyak 60 angkot
# Adapun Rute aksi sbb :
Tirtik kumpul Depan Kantor TMD Lippo- Cimone-Kantor walikota Tangerang-Kantor Dishub Kota Tangerang-Kantor DPRD kota Tangerang-Kantor Kominfo Kota Tangerang.
DUM. Terimakasih
Quote:
TANGERANG, KOMPAS.com - Rabu (8/3/2017) kemarin, warga Kota Tangerang, Banten, yang mengandalkan transportasi umum untuk beraktivitas harus memutar otak guna mencari cara menuju tempat tujuan. Pasalnya, hampir semua sopir angkot menggelar unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi atau online yang dianggap merugikan mereka.
Risa (28) misalnya, pegawai swasta yang sering menumpang mobil angkot untuk menuju Stasiun Tangerang dari rumahnya di kawasan Perum, pagi kemarin bingung karena tidak ada angkot yang biasanya mengetem di depan gang dekat rumahnya.
"Angkot saya sejalan ke stasiun, sudah biasa ngangkot. Karena enggak ada, ya sudah pesan ojek online," kata Risa kepada Kompas.com, kemarin.
Namun transportasi alternatif seperti ojek online hanya bisa diandalkan sampai siang hari. Akasi unjuk rasa memanas, terutama ketika ada driver Grab ditabrak angkot di Jalan Perintis Kemerdekaan dan kondisi luka parah, bahkan koma.
Sesama tukang ojek online yang lain pun berkumpul dan mulai sweeping angkot. Salah satu aksi sweeping dilakukan di Jalan Daan Mogot, depan Polres Metro Tangerang. Sweeping sempat membuat arus lalu lintas macet total.
Beberapa angkot yang lewat diteriaki, dipukul, bahkan dipaksa berhenti. Penumpang dipaksa turun. Untungnya, aksi itu cepat ditangani polisi sehingga kondisi kembali aman.
Namun saat polisi membubarkan tukang ojek online di Jalan Daan Mogot, tukang ojek online yang lain ternyata melakukan sweeping lagi di Jalan Raya Sangiang, Periuk, yang berujung bentrok dengan sopir angkot. Mereka saling lempar batu dan membawa bambu panjang sebagai senjata.
Bentrokan terjadi di dekat warung serta permukiman warga. Setelah setengah jam lebih, aksi itu baru dapat penanganan polisi dan massa secara bertahap dibubarkan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun lima mobil angkot rusak akibat dipukul dengan bambu dan terkena lemparan batu besar.
Alasan Demo
Kepala Koordinator Wilayah IIA DPP Organda, Shafruhan Sinungan mengungkapkan, belakangan ini pendapatan sopir angkot dan taksi makin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah beralihnya penumpang ke transportasi berbasis aplikasi.
"Untuk taksi, banyak perusahaan yang memberhentikan karyawannya. Armada taksi juga banyak yang tidak beroperasi. Untuk angkot secara umum di Jabodetabek juga sudah parah," kata Shafruhan yang membawahi Organda Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Menurut Shafruhan, pemerintah tidak konsisten dalam menegakkan aturan. Banyaknya angkutan dengan aplikasi merusak tatanan sektor transportasi umum biasa. Dia juga menyebutkan unjuk rasa kemarin sebagai akumulasi ekspresi para sopir yang merasa dirugikan sejak lama.
"Angkutan berbasis aplikasi mengakibatkan banyak angkutan umum resmi kolaps," ujar dia.
Koma
PR Manager GrabBike dan GrabExpress Dewi Nuraini menjelaskan, ada beberapa driver mereka yang jadi korban dari aksi kemarin. Korban paling parah adalah driver yang ditabrak sopir angkot hingga koma dan masih dirawat di rumah sakit.
"Ada beberapa korban, termasuk yang terduga ditabrak angkot tadi. Tim safety kami masih memastikan kondisinya karena harus dirujuk ke RSPAD," ucap Dewi.
Pihaknya baru menerima empat laporan driver yang jadi korban unjuk rasa. Dewi memastikan, Grab akan menanggung seluruh biaya dan mendampingi jika ada yang ingin melapor ke polisi.
Secara terpisah, pada Rabu jelang tengah malam, Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Harry Kurniawan telah melakukan pertemuan dengan perwakilan sopir angkot dari Organda Kota Tangerang dan ojek online. Dari pertemuan itu dicapai kesepakatan bersama untuk menjaga kondisi tetap kondusif.
"Perselisihan kedua kelompok tersebut diakhiri dengan kesepakatan damai. Mohon bantu kami untuk membuat Kota Tangerang tetap aman dan kondusif," kata Harry semalam
Menurut informasi kericuhan atau aksi sweeping ini dilakukan karena ada okum yang menabrak anggota ojek online. yang punya kuota lebih silahkan diwaffer
Hal ini gak cuma kejadian di Tangerang agan agan. tapi juga terjadi di bandung. Kalo di Bandung terjadi penyerangan terhadap mobil yang diduga taksi online oleh para angkot yang akan berdemo. ini ada videonya juga gan.
Quote:
Satu unit mobil minibus Avanza nopol D 1167 UF dirusak sejumlah orang di Jalan BKR, Kota Bandung. Perusakan dikarenakan mobil membawa enam orang di dalamnya itu disangka taksi online yang sedang beroperasi.
Kejadian itu berawal ketika Avanza yang dikemudikan Eggy Muhammad (28) melintas di perempatan Jalan Sriwijaya-Jalan BKR (tepatnya di depan kantor Asuransi ABDA) berpapasan dengan sekelompok orang diduga sopir angkot. Kejadiannya sekitar pukul 08.30 Wib Kamis (9/3).
Saat terhenti karena lampu merah, tiba-tiba mobil yang membawa satu keluarga diberhentikan sejumlah orang secara anarkis. Mobil ini hendak bertolak ke Jalan Gatot Subroto. Para pelaku menuding mobil tersebut sebagai taksi online.
"Tiba-tiba ada beberapa orang teriak-teriak 'online…online'. Kami disangka taksi online, kami lihat ada angkotnya juga, mau ke Gedung Sate (demo massal sopir angkot)," kata penumpang Avanza Depi K (31) saat ditemui di Mapolsekta Regol, Kota Bandung. Dirinya yang dihardik untuk keluar langsung memberikan penjelasan bahwa mobil itu bukan angkutan online.
Dengan main hakim sendiri, para pelaku langsung bersikap anarkis. Mobilnya menurutnya digoyang-goyang dan dirusak menggunakan tangan kosong dan batu besar. Melihat Mobilnya dirusak, Depy tak bisa berbuat banyak. Dirinya bahkan trauma. Apalagi di dalam mobil terdapat anak kecil yang baru berusia satu tahun.
"Kami pasrah, enggak melawan dan menjadi trauma. Kami juga kasihan ini ada bayi yang masih satu tahun," imbuhnya. Usai puas melakukan perusakan para pelaku ini kembali melanjutkan perjalan ke Gedung Sate untuk berkumpul bersama sopir angkot lainnya.
Beberapa saat usai kejadian, aparat kepolisian berhasil mengamankan satu pelaku perusakan Avanza itu. Pria berinisial UP (42) ditangkap karena diduga menjadi salah satu dari beberapa massa yang menghakimi Avanza silver itu karena disangka taksi online.
"Identitas yang diduga pelaku yang ditangkap ini diamankan di Polsek Regol dengan inisial UP warga Bandung, tapi sebenarnya ada beberapa orang," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo.
Masih inget gak gan beberapa saat setelah kemunculan GOJEK? para driver di cegat di keroyok digebukin sama opang, polemik transportasi online ternyata belum terselesaikan, gimana menurut agan?
ini komeng temen ane, pengalaman dia mau berangkat kerja sampe ga jadi
