- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sudah Saatnya Arsene Wenger Pergi


TS
timzhoot
Sudah Saatnya Arsene Wenger Pergi

Quote:
Apabila saya adalah seorang Sir Chips Keswick (Presiden klub Arsenal), saya akan segera melayangkan surat pemberhentian kontrak kerjasama dengan Arsene Wenger. Terdengar kasar, tetapi begitulah dinamika kerja profesional kapitalis, terlebih di negara barat. Kamu bekerja tidak memenuhi ekspektasi, silakan pergi. Dengan kualitas Arsenal yang selalu bersaing di papan atas, ekspektasi klub Meriam London ini jelas, yaitu mendapatkan gelar juara sebanyak mungkin di ajang yang mereka ikuti. Kenyataan yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, prestasi mentereng yang didapatkan oleh anak – anak the gunners adalah 2 gelar Piala FA (2013/2014 dan 2014/2105), serta 2 gelar Community Shield (2014 dan 2015).
Kecuali Arsenal adalah sebuah klub bernama Yeovil Town, klub yang berlaga di League Two (kasta keempat dalam hierarki Liga Sepakbola Inggris), tentu prestasi yang diraih dalam kurun 10 tahun belakangan itu merupakan pencapaian gemilang.
Arsenal adalah klub besar dengan konsistensinya di setiap musim yang bersaing di papan atas klasemen. Bukti sahihnya adalah mereka terakhir kali merasakan berada di posisi di luar lima besar adalah pada musim 1994/1995, di mana kala itu mereka berada di peringkat ke 12 di akhir musim kompetisi. Pada musim berikutnya, hingga akhirnya Arsene Wenger masuk pada tahun 1996, dan sampai dengan musim lalu, peringkat Arsenal selalu berada di range lima besar pada akhir musim. Selama 20 tahun Arsene Wenger menjabat sebagai pelatih, gelar juara Premier League yang mampu dia berikan hanya berjumlah tiga. Selebihnya mereka habiskan dengan naik turun ke posisi 2, 3 dan 4.
Wenger Dengan Tropi Premier League 2004

Terakhir kali Arsenal menjuarai Premier League adalah pada 2004
Apakah ini karena faktor Arsene Wenger yang tidak cukup tepat membawa sebuah tim meraih gelar juara dan kemudian mempertahankannya? Apakah ini karena Arsene Wenger memang tidak memiliki karakter dan kemampuan seperti layaknya Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, Pep Guardiola, dan bahkan Antonio Conte karna prestasi mereka yang mampu meraih gelar juara dan mempertahankannya secara konsisten?
Wenger bukanlah pelatih yang main – main. Prosentase kemenangan Arsenal saat dilatihnya adalah 57.4% dengan penjabaran 664 kemenangan, 268 hasil imbang, dan 225 kekalahan. Dari angka itu, kita bisa nobatkan Wenger sebagai salah satu pelatih kelas atas di Eropa bahkan dunia sekalipun. Namun, kuantitas terkadang berbanding terbalik dengan kualitas. Dari total 664 kemenangan yang diraih itu, bisa jadi didapatkan kala bertanding melawan tim yang relatif berada di bawah Arsenal secara kualitas tim. Apabila menghadapi tim yang memiliki kualitas yang setara atau bahkan di atas mereka, Meriam London cenderung melempem entah kenapa. Dari poin ini, dengan tidak bermaksud menjelek – jelekkan pelatih berusia 67 tahun asal Prancis ini, suntikan kepercayaan diri kepada para pemain merupakan salah satu titik lemah Wenger. Musim ini, melawan tim yang berada di peringkat 6 besar klasemen sementara Premier League, Arsenal menorehkan 3 kali kekalahan (melawan Liverpool, Man City dan Chelsea), 2 kali imbang (melawan Man United dan Tottenham Hotspurs) dan 1 kali menang (melawan Chelsea).
Antonio Conte, membeberkan rahasia melejitnya Chelsea pasca kalah dari Arsenal pada 24 September 2016 lalu. “Segala sesuatu telah berubah di benak kami. Sejak saat itu, performa, identitas serta kepercayaan diri kami meningkat.” Pasca kekalahan 3-0 dari Arsenal di Emirates Stadium itu, hingga kini Chelsea baru meraih 1 kekalahan (melawan Tottenham Hotspurs) dan 2 hasil imbang (melawan Liverpool dan Burnley) yang mengokohkan posisi mereka dipuncak klasemen sementara Premier League.
Arsene Wenger sepertinya memiliki waktu untuk berbenah apabila mencoba untuk merubah pendekatan kepelatihannya seperti yang dilakukan oleh Antonio Conte di tim Chelsea. Hasil dari sistem kepelatihannya hanya mampu membuat Arsenal bersaing di level atas, tanpa bisa memenangkan persaingan. Arsenal hanya mampu masuk ke dalam zona persaingan papan atas, tetapi sulit untuk mengalahkan para kompetitornya di zona tersebut. Ingin bukti nyata selain di kompetisi Premier League? malam tadi, Arsenal baru saja dihempaskan tuan rumah Bayern Munich dengan skor 5-1 pada leg 1 babak 16 besar Liga Champions Eropa. Sialnya, kekalahan tersebut melengkapi rekor buruk Arsenal yang selalu kalah di leg 1 babak 16 besar Liga Champions Eropa selama 6 musim berturut – turut. ya, 6 musim berturut – turut.
Kutukan Leg 1 Babak 16 Besar Liga Champions Eropa bagi Arsenal

Sebagai penutup, saya akan berandai – andai sebagai seorang Sir Chips Keswick yang menuliskan surat pemberhentian kontrak kerjasama dengan Arsene Wenger. Pada surat tersebut saya akan membubuhkan pernyataan penunjukan peran barunya sebagai Direktur Olahraga klub, atau memanfaatkan kemampuan akuntansinya untuk menjadi CFO sehingga Wenger tetap bertahan di Arsenal. Strateginya adalah agar pelatih baru Arsenal kelak bisa mendapat wejangan dari Wenger tentang bagaimana dapat menjaga konsistensi masuk ke zona persaingan papan atas. Selanjutnya, biarlah menjadi tugas pelatih yang baru kelak untuk memenangkan persaingan tersebut.
#WengerOut
Kecuali Arsenal adalah sebuah klub bernama Yeovil Town, klub yang berlaga di League Two (kasta keempat dalam hierarki Liga Sepakbola Inggris), tentu prestasi yang diraih dalam kurun 10 tahun belakangan itu merupakan pencapaian gemilang.
Arsenal adalah klub besar dengan konsistensinya di setiap musim yang bersaing di papan atas klasemen. Bukti sahihnya adalah mereka terakhir kali merasakan berada di posisi di luar lima besar adalah pada musim 1994/1995, di mana kala itu mereka berada di peringkat ke 12 di akhir musim kompetisi. Pada musim berikutnya, hingga akhirnya Arsene Wenger masuk pada tahun 1996, dan sampai dengan musim lalu, peringkat Arsenal selalu berada di range lima besar pada akhir musim. Selama 20 tahun Arsene Wenger menjabat sebagai pelatih, gelar juara Premier League yang mampu dia berikan hanya berjumlah tiga. Selebihnya mereka habiskan dengan naik turun ke posisi 2, 3 dan 4.
Wenger Dengan Tropi Premier League 2004
Spoiler for :
Terakhir kali Arsenal menjuarai Premier League adalah pada 2004
Apakah ini karena faktor Arsene Wenger yang tidak cukup tepat membawa sebuah tim meraih gelar juara dan kemudian mempertahankannya? Apakah ini karena Arsene Wenger memang tidak memiliki karakter dan kemampuan seperti layaknya Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, Pep Guardiola, dan bahkan Antonio Conte karna prestasi mereka yang mampu meraih gelar juara dan mempertahankannya secara konsisten?
Wenger bukanlah pelatih yang main – main. Prosentase kemenangan Arsenal saat dilatihnya adalah 57.4% dengan penjabaran 664 kemenangan, 268 hasil imbang, dan 225 kekalahan. Dari angka itu, kita bisa nobatkan Wenger sebagai salah satu pelatih kelas atas di Eropa bahkan dunia sekalipun. Namun, kuantitas terkadang berbanding terbalik dengan kualitas. Dari total 664 kemenangan yang diraih itu, bisa jadi didapatkan kala bertanding melawan tim yang relatif berada di bawah Arsenal secara kualitas tim. Apabila menghadapi tim yang memiliki kualitas yang setara atau bahkan di atas mereka, Meriam London cenderung melempem entah kenapa. Dari poin ini, dengan tidak bermaksud menjelek – jelekkan pelatih berusia 67 tahun asal Prancis ini, suntikan kepercayaan diri kepada para pemain merupakan salah satu titik lemah Wenger. Musim ini, melawan tim yang berada di peringkat 6 besar klasemen sementara Premier League, Arsenal menorehkan 3 kali kekalahan (melawan Liverpool, Man City dan Chelsea), 2 kali imbang (melawan Man United dan Tottenham Hotspurs) dan 1 kali menang (melawan Chelsea).
Antonio Conte, membeberkan rahasia melejitnya Chelsea pasca kalah dari Arsenal pada 24 September 2016 lalu. “Segala sesuatu telah berubah di benak kami. Sejak saat itu, performa, identitas serta kepercayaan diri kami meningkat.” Pasca kekalahan 3-0 dari Arsenal di Emirates Stadium itu, hingga kini Chelsea baru meraih 1 kekalahan (melawan Tottenham Hotspurs) dan 2 hasil imbang (melawan Liverpool dan Burnley) yang mengokohkan posisi mereka dipuncak klasemen sementara Premier League.
Arsene Wenger sepertinya memiliki waktu untuk berbenah apabila mencoba untuk merubah pendekatan kepelatihannya seperti yang dilakukan oleh Antonio Conte di tim Chelsea. Hasil dari sistem kepelatihannya hanya mampu membuat Arsenal bersaing di level atas, tanpa bisa memenangkan persaingan. Arsenal hanya mampu masuk ke dalam zona persaingan papan atas, tetapi sulit untuk mengalahkan para kompetitornya di zona tersebut. Ingin bukti nyata selain di kompetisi Premier League? malam tadi, Arsenal baru saja dihempaskan tuan rumah Bayern Munich dengan skor 5-1 pada leg 1 babak 16 besar Liga Champions Eropa. Sialnya, kekalahan tersebut melengkapi rekor buruk Arsenal yang selalu kalah di leg 1 babak 16 besar Liga Champions Eropa selama 6 musim berturut – turut. ya, 6 musim berturut – turut.
Kutukan Leg 1 Babak 16 Besar Liga Champions Eropa bagi Arsenal
Spoiler for :

Sebagai penutup, saya akan berandai – andai sebagai seorang Sir Chips Keswick yang menuliskan surat pemberhentian kontrak kerjasama dengan Arsene Wenger. Pada surat tersebut saya akan membubuhkan pernyataan penunjukan peran barunya sebagai Direktur Olahraga klub, atau memanfaatkan kemampuan akuntansinya untuk menjadi CFO sehingga Wenger tetap bertahan di Arsenal. Strateginya adalah agar pelatih baru Arsenal kelak bisa mendapat wejangan dari Wenger tentang bagaimana dapat menjaga konsistensi masuk ke zona persaingan papan atas. Selanjutnya, biarlah menjadi tugas pelatih yang baru kelak untuk memenangkan persaingan tersebut.
#WengerOut
Quote:
BACA JUGA: EX HOT THREAD
Spoiler for :
Eddie Howe: Pelatih Termuda Premier League
Cerita Tentang Ballon d'Or
RESMI: Stamford Bridge Akan Dirombak



Diubah oleh timzhoot 16-02-2017 12:23
0
2.7K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan