- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Efek yang Sering Dirasakan Perokok Pemula


TS
dhazoue
Efek yang Sering Dirasakan Perokok Pemula
Quote:
Tak perlu menunggu puluhan tahun atau menginjak usia tua untuk merasakan dampak buruk dari merokok. Bila saat ini masih remaja dan merokok, kerusakan pada tubuh sudah mulai terjadi. Masih muda bukan berarti terbebas dari penyakit.
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan, dalam jangka pendek, perokok usia remaja dapat mengalami iritasi disepanjang saluran napas.
"Jadi sering batuk-batuk, dahaknya banyak karena ada gangguan pada silia atau rambut halus yang berfungsi membersihkan saluran napas," jelas Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Agus mengungkapkan, menurut penelitian, 2-3 kali hisapan rokok saja sudah menyebabkan 50 rambut silia di saluran napas tidak berfungsi. Akibatnya, udara kotor dari luar akan lebih mudah menginfeksi saluran napas.
Bahkan bagi remaja yang sensitif, misalnya memiliki asma dan penyakit jantung bawaan, bisa sampai mengalami penyempitan saluran napas. "Bisa mengalami sesak napas. Perokok pasif pun berisiko," kata Agus.
Pada tahap lanjut, bisa terkena faringitis, infeksi saluran pernapasan akut, hingga pneumonia karena menurunnya sistem kekebalan. Selain itu, terkadang bisa merasakan sakit kepala akibat kandungan CO pada tembakau menyebabkan darah kekurangan oksigen.
Agus mengatakan, penampilan fisik remaja yang merokok pun menjadi buruk. Mereka justru menjadi tidak keren karena merokok
"Napasnya jadi bau merokok, giginya bisa kuning, itu dari sisi performa pada remaja kalau merokok," jelas Agus.
Nah, bila merokok terus berlanjut sampai usia dewasa, mulailah muncul dampak jangka panjang. Beberapa puluh tahun kemudian, mereka bisa terkena penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), stroke, serangan jantung, hingga kanker.
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan, dalam jangka pendek, perokok usia remaja dapat mengalami iritasi disepanjang saluran napas.
"Jadi sering batuk-batuk, dahaknya banyak karena ada gangguan pada silia atau rambut halus yang berfungsi membersihkan saluran napas," jelas Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Agus mengungkapkan, menurut penelitian, 2-3 kali hisapan rokok saja sudah menyebabkan 50 rambut silia di saluran napas tidak berfungsi. Akibatnya, udara kotor dari luar akan lebih mudah menginfeksi saluran napas.
Bahkan bagi remaja yang sensitif, misalnya memiliki asma dan penyakit jantung bawaan, bisa sampai mengalami penyempitan saluran napas. "Bisa mengalami sesak napas. Perokok pasif pun berisiko," kata Agus.
Pada tahap lanjut, bisa terkena faringitis, infeksi saluran pernapasan akut, hingga pneumonia karena menurunnya sistem kekebalan. Selain itu, terkadang bisa merasakan sakit kepala akibat kandungan CO pada tembakau menyebabkan darah kekurangan oksigen.
Agus mengatakan, penampilan fisik remaja yang merokok pun menjadi buruk. Mereka justru menjadi tidak keren karena merokok
"Napasnya jadi bau merokok, giginya bisa kuning, itu dari sisi performa pada remaja kalau merokok," jelas Agus.
Nah, bila merokok terus berlanjut sampai usia dewasa, mulailah muncul dampak jangka panjang. Beberapa puluh tahun kemudian, mereka bisa terkena penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), stroke, serangan jantung, hingga kanker.
Stop merokok gan,,, hidup ente beharga, percaya deh,,, sudah dibesarkan susah payah orang tua, dijaga makan dan minum, begadang cuma sekadar untuk memberi ASI atau SuFor supaya anak sehat, eh pas gede malah merusak diri sendiri
jangan marah sama ane gan,,, ane share ini karena ane peduli sama agan,,, damai ya

Quote:
Merokok memberikan efek jangka pendek dan panjang terhadap kesehatan tubuh. Efek jangka panjang antara lain risiko terkena stroke, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung koroner, hingga kanker. Tidak ada ukuran pasti kapan seorang perokok bisa terkena penyakit tersebut.
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto menuturkan, risiko terkena penyakit akan tergantung pada lamanya kebiasaan merokok dan intensitasnya. Semakin dini usia perokok, maka datangnya penyakit kronis bisa semakin cepat.
"Kalau pada remaja, semakin tinggi remaja itu merokok, semakin cepat terkena dampak penyakit akibat rokok," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Agus mengungkapkan, penyakit akibat rokok, seperti PPOK, kanker, dan sakit jantung dulunya lebih banyak ditemui pada orang berusia di atas 50 tahun. Namun, saat ini mulai bergeser mendekati usia yang lebih muda, yakni sekitar 35-40 tahun.
Merokok merusak kesehatan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Agus menjelaskan, mereka yang perokok juga mengalami penurunan fungsi paru 2-3 kali lebih cepat dibanding yang tidak merokok. Kondisi itu bisa meningkatkan penyakit terkait paru, seperti PPOK, TB paru, hingga kanker paru pun
"Bayangkan kalau seorang remaja yang fungsi paru sedang berkembang, lalu sudah merokok. Perkembangan fungsi parunya pasti akan terganggu," terang Agus.
Pembuluh darah pun perlahan dapat rusak akibat paparan racun dari rokok secara terus-menerus. Bila sudah merokok sejak usia dini, 15-20 tahun mendatang akan banyak generasi yang sakit-sakitan.
Prevalensi remaja di Indonesia yang merokok pun sungguh mengkhawatirkan.Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mulai merokok naik dari 0,1 persen tahun 2007 jadi 1,7 tahun 2010, dan 1,6 tahun 2013.
Prevalensi remaja usia 10-14 tahun merokok juga naik dari 9,6 persen jadi 17,5 dan 18 persen.
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto menuturkan, risiko terkena penyakit akan tergantung pada lamanya kebiasaan merokok dan intensitasnya. Semakin dini usia perokok, maka datangnya penyakit kronis bisa semakin cepat.
"Kalau pada remaja, semakin tinggi remaja itu merokok, semakin cepat terkena dampak penyakit akibat rokok," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Agus mengungkapkan, penyakit akibat rokok, seperti PPOK, kanker, dan sakit jantung dulunya lebih banyak ditemui pada orang berusia di atas 50 tahun. Namun, saat ini mulai bergeser mendekati usia yang lebih muda, yakni sekitar 35-40 tahun.
Merokok merusak kesehatan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Agus menjelaskan, mereka yang perokok juga mengalami penurunan fungsi paru 2-3 kali lebih cepat dibanding yang tidak merokok. Kondisi itu bisa meningkatkan penyakit terkait paru, seperti PPOK, TB paru, hingga kanker paru pun
"Bayangkan kalau seorang remaja yang fungsi paru sedang berkembang, lalu sudah merokok. Perkembangan fungsi parunya pasti akan terganggu," terang Agus.
Pembuluh darah pun perlahan dapat rusak akibat paparan racun dari rokok secara terus-menerus. Bila sudah merokok sejak usia dini, 15-20 tahun mendatang akan banyak generasi yang sakit-sakitan.
Prevalensi remaja di Indonesia yang merokok pun sungguh mengkhawatirkan.Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mulai merokok naik dari 0,1 persen tahun 2007 jadi 1,7 tahun 2010, dan 1,6 tahun 2013.
Prevalensi remaja usia 10-14 tahun merokok juga naik dari 9,6 persen jadi 17,5 dan 18 persen.
Diubah oleh dhazoue 08-03-2017 12:12
0
6.1K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan