Pengguna jalan melintas di dekat baliho bergambar Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud di kantor Polda Bali, Sabtu (4/3).
Kombinasi angin pesisir dan pantai berpasir putih di Nusa Dua, Bali, agaknya kuasa menjerat Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Kondisi alam demikian--kemustahilan sehari-sehari pada lanskap Arab Saudi--berserak tak jauh dari penginapannya di St. Regis Bali Resort.

Usamah bin Muhammad Abdullah Al Syuaibi, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, mengatakan Bali dipilih "karena hawanya stabil, tidak seperti Arab yang panas". Selain itu, ujarnya dikutip Tribunnews.com, "raja senang dengan alam dan laut".

Pengelola penginapan sepertinya memahami privasi teramat penting bagi sang Penjaga Dua Masjid Suci. Karena itu, di pantai yang terletak di muka St. Regis, layar dengan tinggi dua meter ditegakkan.

Selain itu, jalan berundak dari kayu sepanjang kira-kira 20 meter menuju pantai telah disiapkan untuk rombongan kerajaan.

Maka ketika berita mengenai keputusan Salman untuk memperpanjang liburan bercuatan, daya pikat Bali pun absah mampir ke dalam diri sang raja.

"Beliau suka Bali. Saya pikir itu (alasan memperpanjang liburan)," ujar Staf Bidang Media dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, Badr Mohammed Aljuhani, dilansir detikcom, Selasa (7/3).

Sebelum tiba di Bali, Raja Salman, 81 tahun, dijadwalkan hanya tinggal pada 4-9 Maret. Setelah berada di sana, ia pun menyambung hari vakansi hingga 12 Maret.

Menurut Unsil Habieb Mansur, ditulis detikcom, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, memiliki peranan dalam menjangkitkan pesona Bali ke Raja Salman

Staf politik KBRI di Riyadh itu mengatakan bahwa Agus, dalam sebuah hajatan diplomatik yang dihadiri keluarga kerajaan Arab Saudi, pernah menyebut Bali sebagai "sepotong surga di dunia visual, bukan dunia maya".

"Selama delapan menit beliau berpidato, saya hitung The Royal Family sampai 12 kali bertepuk tangan. Mereka kagum, bangga, sekaligus terhibur dengan apa yang Pak Dubes Agus sampaikan," kata Unsil kepada detikcom.

Saat rombongan kerajaan masih di Jakarta, Unsil adalah penerjemah bagi Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Raja Salman.

Perpanjangan masa liburan itu kontan mengembuskan hawa positif bagi para pelaku industri pariwisata Bali.

Selain berdampak pada citra daerah yang terdongkrak, Bali bakal menuai efek ekonomi dari tambahan masa berlibur itu.

"Perpanjangan itu akan menelan dana IDR25 miliar per hari," ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Asnawi Bahar, kepada Liputan6.com, Rabu (8/3).

Berpatokan pada angka itu, maka penambahan hari akan menghasilkan total pengeluaran IDR75 miliar.

"Orang Arab memang suka pantai. Turis Arab kelas atas bisa stay di hotel bintang lima sampai dua minggu," ujarnya.

Sebelumnya, Asnawi menaksir belanja Raja Salman dan rombongan selama berada di Indonesia pada 1-9 Maret mencapai IDR250 miliar. Dalam perinciannya, IDR150 miliar dari hitungan kasar itu akan dihabiskan di Bali pada 4-9 Maret.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan harapan bahwa kedatangan Raja Salman akan ikut mengangkat persentase kunjungan wisatawan asal Arab Saudi atau Timur Tengah di Bali hingga 50 persen: dari 240 ribu wisatawan pada 2016 menjadi 360 ribu orang tahun ini.

"Dengan kedatangan Raja Salman, 50 persen anggaran promosi di Al Jazeera kami tarik untuk mengondisikan kedatangan beliau. Seminggu sebelumnya kami sudah promosi besar-besaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini benar-benar harus kita manfaatkan," ujarnya dikutip Bisnis.com.

Selama ini, untuk mengampanyekan pariwisata Indonesia di Timur Tengah, Kementerian Pariwisata memasang iklan di media berdaya jangkau luas seperti Al Jazeera, jejaring media yang bermarkas di Doha, Qatar.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-raja-salman

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Adu pelesetan Anies Baswedan dan Joko Anwar

- Gafatar tak terbukti melakukan makar

- IORA, momentum kebangkitan Samudra Hindia