RUPANYA perempuan jika kalap, bisa punya tenaga berlipat. Ny. Rista, 25, misalnya. Dengar suami punya WIL, segera saja diselidiki. Saat lihat Ida, 20, yang diduga WIL suaminya, langsung main hajar hingga babak belur. Sambil lapor polisi Ida mengaku, “Saya cuma minta diantar servis HP, kok bininya marah.”

Cemburu itu katanya tanda cinta. Tapi cemburu jika berlebihan, bikin hidup tidak tenang, terutama bagi sang praktisi cemburu tersebut. Bagaimana tidak, melihat pasangan dengan perempuan/lelaki lain, dada mengkap-mengkap. Selalu khawatir dan takut, jangan-jangan mereka ada main, jangan-jangan akan merampas kekasihku. Jangan jangan, jangan gudheg……..

Fredi, 28, menikah dengan Rista belumlah lama, baru setahun jalan. Jadi memang sedang mesra-mesranya. Tapi kasih mesra suami istri ini sering terganggu sikap istri yang terlalu protektif. Suami tak boleh ini, tak boleh itu. Pendek kata selalu diawasi, persis penanda tangan Petisi 50 jaman Orde Baru dulu.

Rista memang pencemburu berat. Soalnya dia merasa suaminya ganteng, dan dirinya seperti mercon bantingan. Badan besar tapi kau (tidak serasi ), suaranya bariton lagi, kayak bencong. Maka dia selalu merasa terancam, jangan-jangan suami tergoda wanita lain. Jika sampai dirinya dicampakkan, mana lagi ada pria mau terhadap dirinya. Fredi sendiri mau jadi suami Rista, jangan-jangan karena matanya terkena katarak.

Demikianlah, di antara jiwa dan rasa yang dibayangi cemburu, kok membaca SMS di HP suami yang isinya: Bang, tolong temani aku ke toko HP, untuk servis. Tks” Membaca kalimat tersebut, tanpa melalui tabayun sebelumnya, langsung saja diberikan fatwa: suami punya WIL. Ini harus dicegah, karena ini sudah termasuk penistaaan rumahtangga.

Bagaimana caranya? Demo damai bela suami? Bukan! Rista cukup menyelidiki siapa sebenarnya wanita bernama Ida itu. Usut punya usut, dia adalah mahasiswi di sebuaah universitas terkenal di Ternate. Langsung saja Rista memutuskan, Ida harus diberi pelajaran. “Betulin HP saja musti ditemani, memangnya tak berani jalan sendiri? Kemayu!” kata Rista bernuansa cemburu.

Dia buntuti Ida di kampusnya. Begitu tahu itu yang namanya Ida, langsung dijambak dan dihajar sambil dimaki-maki. Karena kalah besar, Ida tak bisa berbuat banyak. Bahkan ketika jatuh, tanpa belas kasihan Rista menginjak perutnya, ngeggg…. Habis itu Rista tanpa merasa bersalah pergi begitu saja.

Tentu saja Ida tidak terima dan segera lapor polisi. Tak lama kemudian polisi menangkap perepuan warga Kelurahan Jambula Pulau Ternate tersebut. Setelah diperiksa seperlunya langsung ditahan karena statusnya sudah tersangka.

Untung Rista tak ikut Pilkada. (JPNN/Gunarso TS)

Tanya dulu ke suami dasar perempuan emosian

Mulus si Rista



Mulus si Ida



Ilustrasi si Fredi