Sejak musim 1971/72, raksasa Inggris asal London ini tercatat sudah 20 kali berartisipasi di Liga Champions, namun sama sekali tak pernah mampu merengkuh satu pun gelar. Kini, Meriam London justru dinobatkan sebagai satu-satunya tim yang selalu terhenti di babak 16 besar – catatan yang mereka mulai sendiri sejak musim 2009/10 silam.
Kendati demikian, The Gunners sebenarnya pernah, setidaknya, memiliki kans besar untuk meraih titel di perhelatan terbesar antar klub Eropa tersebut ketika berhadapan dengan Barcelona di Stade De France, Paris, Prancis, pada musim 2005/06. Gol dari bek jangkung Sol Campbell di paruh pertama sempat melambungkan harapan skuat Arsene Wenger kala itu.
Sayang, keunggulan tersebut hanya bertahan hingga di menit ke-76 saja. Setelahnya, dua pemain Barcelona, Samuel Eto’o dan Juliano Belletti justru mampu membawa Blaugrana menyudahi perlawanan Arsenal dan otomatis mengubur impian Thierry Henry cs meraih trofi si kuping besar untuk kali pertama.

Pada medio 1980-an, CSKA Sofia benar-benar menjadi perhatian lebih bagi tim-tim kuat yang berlaga di ajang Liga Champions (dulu bernama European Champions Club Cup). Lumrah saja, karena pada saat itu klub asal Bulgaria ini membuat kejutan demi kejutan di ajang bergengsi tersebut.
The Armymen sendiri tercatat sudah 25 kali berpartisipasi dalam turnamen yang melibatkan klub antar Eropa ini.
Dalam sejarahnya, mereka pernah mengalahkan dua juara bertahan turnamen, yakni Nottingham Forest (1981) dan Liverpool (1982). Bahkan, pada tahun 1982, Sofia pernah hampir melangkahkan kaki ke partai puncak andai tidak kalah dari Bayern Munchen 0-4 di leg kedua.
Meski sempat tercatat sebagai tim tangguh, namun hal itu tak berlaku ketika turnamen mengalami perombakan besar-besaran dan berganti nama menjadi Liga Champions. Ya, sejak saat itu, nama besar Sofia seolah tenggelam dan tak pernah lagi muncul dengan catatan tanpa pernah bisa menjuarai turnamen antar Eropa.

Klub asal Yunani ini tercatat tampil di kejuaraan Eropa sebanyak 28 kali. Sayangnya, jumlah tersebut belum sanggup dimanfaatkan The Greens untuk sekali saja menggondol trofi Liga Champions.
Sejatinya, Panathinaikos pernah hampir merengkuh trofi si kuping besar. Sayang pada partai puncak yang digelar di Stadion Wembley, Inggris, pada musim 1970/71, skuat asuhan Ferenc Puskas harus mengakui keunggulan rival mereka, Ajax Amsterdam.

Penampilan terakhir Panathinaikos di Liga Champions adalah di musim 2010/11. Dan jika masih ingat dengan kiprah mereka saat itu, mungkin Anda berpikir sebaiknya Luis Garcia cs tidak pernah lolos sampai fase grup.
Ya, mereka gagal total, tanpa meraih kemenangan sama sekali. Hasil itu membuat mereka terpuruk di peringkat buncit dan terpaksa pulang lebih awal.

Salah satu raksasa Turki ini kesulitan ketika dihadapkan dengan klub-klub kuat Eropa lainnya. Ya, di turnamen tingkat Eropa, Cimbom kerap gagal memenuhi ekspektasi para penggemar.
Satu-satunya langkah jauh yang pernah diukir oleh Galatasaray adalah saat mereka sukses melenggang hingga babak semifinal di musim 1988/89 silam. Sayang, di babak tersebut, pasukan Mustafa Denizli malah jadi lumbung gol bagi Steaua Bucharest yang membuat harapan mereka tampil di final sontak sirna.
Sementara itu, dalam format terbaru Liga Champions, Galatasaray mencatatkan langkah terjauh mereka di babak perempat final pada tahun 2013. Saat itu, mereka gugur akibat kalah dari raksasa Spanyol, Real Madrid.
Namun di sisi lain, Galatasaray menjadi tim Turki satu-satunya yang sanggup mengangkat trofi Eropa. Yakni saat merengkuh gelar Piala UEFA di tahun 2000 setelah menang 4-1 atas Arsenal di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark.

Sesuai dengan catatan UEFA, Anderlecht merupakan salah satu tim terbanyak yang tampil di kejuaraan tertinggi Eropa sebanyak 33 kali. Namun, mereka tidak pernah memenangkan apapun.
Satu-satunya capaian tertinggi klub berjuluk Purple & White tersebut adalah babak semifinal di tahun 1982, melawan Aston Villa. Sayangnya, langkah skuat asuhan Paul van Himst dihentikan oleh satu gol dari Petr White yang menyudahi perlawanan Anderlecht pada waktu itu.
Pasca semifinal tersebut, Anderlecht justru lebih banyak berkutat di ajang Piala UEFA (kini Europa League). Di kejuaraan Eropa tingkat kedua ini, Anderlecht juga baru mengoleksi satu gelar saja, yakni di tahun 1982/83 saat Kenneth Brylle cs sukes mengalahkan SL Benfica yang dilatih oleh Sven-Goran Errikson.
Sementara itu, sejak musim 2001/02, Anderlecht tidak pernah berhasil lolos dari fase grup Liga Champions.

Sama seperti rivalnya di Yunani, Panathinaikos, Olympiakos juga termasuk sebagai klub yang sering tampil di ajang Liga Champions. Klub yang bermarkas di Piraeus, Yunani, tersebut sudah membukukan jumlah penampilan sebanyak 29 kali.
Kendati demikian, capaian tertinggi Erythrolefki hanya sebatas perempat final saja. Itu terjadi di tahun 1999. Langkah mereka kemudian dihentikan oleh Juventus yang berhasil melenggang ke babak selanjutnya.
Dua tahun lalu, Olympiakos hampir menyamai rekor tersebut, sayangnya perjuangan Konstantinos Mitroglou dkk. diakhiri oleh Manchester United. Sejatinya, Olympiakos sudah menang 2-0 pada leg pertama, namun ketika bertandang ke Old Trafford di leg kedua, pasukan Jose Miguel Gonzales tersebut justru kalah dengan skor 0-3.

Dynamo Kiev sepertinya belum ditakdirkan bisa menjuarai Liga Champions, bahkan sejak dulu. Dengan jumlah penampilan terbanyak di dalam daftar ini, yaitu mencapai 34 kali, klub asal Ukraina ini sebenarnya pernah berhasil mencapai tiga semifinal berbeda, yakni 1977, 1987 dan 1999.
Akan tetapi, semuanya berakhir dengan kekalahan, yakni dari Borussia Moenchengladbach, Porto, dan Bayern Munchen.
Sebelum kembali mentas di Liga Champions dan sukses lolos dari fase grup musim lalu, Bilo-Syni sejatinya terus berlaga di ajang Europa League pasca menuai kegagalan di ajang tertinggi antar klub Eropa di musim 2012/13. Ketika itu, skuat besutan Oleh Blokhin tak mampu berbicara banyak.