Surat Terakhir (The Last Letter)

Jaman dulu kala sebelum surat electronik atau yang kita sebut E-mail belum ada, sepasang suami istri hidup dengan ketebatasan namun mereka sangat bahagia, mereka tinggal di area pinggir kota di mana masih dikelilingi banyak rawa dan kebun, terlihat mereka mensyukuri apa yang mereka miliki, sang suami bekerja sebagai pengantar pos, setiap hari ia pulang jam 5 sore karena tidak ingin istri tercinta nya menunggu terlalu lama, hingga kini harapan mereka adalah dikaruniai seorang anak, satu-satu nya yang mereka miliki saat ini hanyalah cinta yang tidak akan padam sampai kapan pun, sang suami berkerja keras untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga nya untuk membahagiakan istri yang teramat ia sayangi, keajaiban datang, sang istri akhirnya mengandung dan sampai lah saat sang istri melahirkan, ia begitu pucat karena kehabisan darah, sang suami tetap tabah untuk meyakinkan istri bahwa semua akan baik2 saja, mereka menamakan putri mereka " Indah " dan dimulai lah kehidupan keluarga kecil yang bahagia ini.



Hingga pada suatu hari sang suami tidak kunjung pulang, sang istri terus menunggu nya dengan cemas, hingga ia tertidur diruang tamu, sampai pagi menjelang sang suami tidak kunjung pulang, ia mulai mendatangi setiap tempat suami nya berkerja, kerabatnya hingga teman2 nya, namun tidak satu pun tau di mana keberadaan suami nya, kaki mulai lelah, kulit jari jemari nya terlihat pucat dan rapuh, dengan jalan terpincang ia kembali ke rumah, berharap suami nya sedang menunggu nya, namun begitu sampai dirumah, hanya kehampaan yang menunggu nya, rumah ini begitu sepi, seakan - akan sudah mati, rumah ini yang dulu begitu hidup dengan canda tawa kini sudah seperti rumah tua yang di tinggalkan, yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu suami nya, setiap hari ia menangis bahkan sampai hampir tidak makan seharian, hari demi hari wajah nya mulai pucat, badan nya semakin kurus hingga tulang2 nya mulai terlihat, ia habiskan tenaga terakhir nya untuk menulis surat bagi suami tercinta nya, jika nanti ia pulang dan sang istri sudah tiada.


Satu Bulan kemudian terlihat motor tua yang digunakan suami nya melintas di rumah tua itu, telihat rompi kantor pos dan tas yang biasa digunakan suami nya untuk membawa surat, ternyata memang sang suami sudah pulang, ia melihat rumah yang dulu pernah ia tinggali, dimana kasih sayang dan cinta mengalir di dalam nya, yang terlihat sekarang hanyalah rumah tua yang usang dan reot, terlihat banyak retakan di dinding dan lubang di atap nya, dengan wajah sedih ia mulai membuka pintu, melihat isi rumah dan mulai mengenang masa indah yang mereka lalu di kamar, di dapur dan diruang tamu, hingga tanpa sengaja ia menemukan sebuah surat, yang terjatuh di bawah meja sudah sangat berdebu dan warna kertas sudah pudar, kemudian kemudian ia membaca isi surat tersebut :

" Suami ku tercinta, aku rindu pada mu, setiap hari aku menunggu mu disini, ditempat usang ini, namun kau tidak kunjung pulang, tapi aku masih tetap mencintai mu selama nya, sampaikan salam ku pada putri tercinta kita, berikan lah ia kecuplah saat tidur untuk ku, aku akan selalu bersama kalian - ..ibu "

sang suami akhirnya menangis tak henti-henti, apa yang dikatakan teman kantor dan kerabat nya ternyata benar, wujud sang istri yang lusuh memang mendatangi mereka, dimana kenyataan nya sang istri sebenarnya sudah lama meninggal saat melahirkan putri mereka, dan sang suami sudah lama meninggalkan rumah ini, rumah yang sudah menjadi banyak pembicaraan orang karena ke-angkeran nya, warga sekitar selalu mendengar suara wanita menangis saat malam hari, sang suami mulai melipat surat dengan rapi menggunakan amplop kantor pos, kemudian ia pulang ke rumah baru nya yang berada di tengah kota, dimana ia tinggal bersama putri nya yang sekarang sudah berumur 13 tahun, kemudian ia menghampiri putri nya dan memberikan Surat Terakhir dari ibu,

"indah, akhirnya ibu sudah ikhlas, ibu sudah berada di alam sana"




Original Story by : Tinta Pikiran