Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

luketrinandaAvatar border
TS
luketrinanda
Berani Coba Ikutan Pesta Makan Mayit Seperti Ini?
Sepertinya saat ini banyak netizen yang dikejutkan dengan kemunculan tanda pagar (hastag) makan mayit yang beredar di media sosial Instagram. Makan mayit sendiri merupakan salah satu proyek Festival seni yang mengusung tema horor yakni #makanmayit oleh seniman bernama Natasha Gabriella Tontey. Perempuan nyentrik ini mencoba mengenalkan budaya kanibalisme dengan menyuguhkan makanan dengan tema bayi yang berkonsep 'pertunjukan makan malam' untuk 15 orang yang informasinya disebar di media sosial, lewat akun Youtube-nya, Natasha menyebut acara berjudul Makan Mayit ini bertujuan untuk mengeksplorasi "psikodinamika dari fantasi kanibal”. Penasan ngga sih apa saja menu makanan yang di sajikan? Dan apa ya tujuan Natasha Gabriella mengadakan festival ini? Berikut ini Trending akan ulaskan selengkapnya untuk kalian.

Ide di Balik “ Little Shop of Horrors “



Diketahui bahwa karya terbaru dari Natasha ini bernama Little Shop of Horrors yang tengah meramaikan Perhelatan Footurama, Como Park, Kemang Timur, dengan konsep yang agaknya sulit diterima masyarakat Indonesia kebanyakan. Menampilkan jajaran boneka bayi yang dimutilasi sampai prosesi makan mayit.

Sebelum membawa konsep ini ke Jakarta, Natasha sudah terlebih dulu memperkenalkannya di Jepang saat dirinya diundang mengikuti residensi seniman di Distrik Koganecho, Yokohama, medio 2015.

Sementara ide kanibalisme itu datang dari sosok Sumanto. Ide itu muncul setelah Natasha berbincang dengan seorang jurnalis yang pernah mewawancarai Sumanto. Yang membuat Natasha semakin tertarik membuat ide itu, karena belum lama ini ia pernah membuat sebuah karya dengan boneka bayi. Sekarang ia mencoba lagi karena cerita fiksi terbaru yang dibuatnya ini bercerita tentang toko daging bayi yang mensupport panti asuhan yang diasuh oleh suster.

Menurutnya, makan mayit dan segala kegilaan yang dibikinnya ini bertujuan untuk mengetes orang-orang yang daftar pada acara makan malam yang dibuatnya. Natasha ingin tahu, para tamunya itu akan berdiskusi tentang apa saja.

Menu Sajian yang Mengerikan



Bukan banjir pujian karena festivalnya yang antimainstream, seniman ini malah menuai kritikan. Tidak hanya namanya yang bikin merinding, menu-menu yang dihidangkan juga bisa dibilang horor banget nih guys.

Makan Mayit yang merupakan acara makan malam "vegetarian" yang disajikan dalam piring boneka bayi yang telah dibelah dan ada kue berbentuk bayi dan sup yang disajikan dalam kantong penyimpanan ASI (air susu ibu). Beberapa menu lainnya yaitu puding yang berbentuk menyerupai janin dan otak bayi. Selain itu, wadah piring terbuat dari boneka bayi, lengkap dengan warna merah layaknya darah segar.

Salah satu pemilik akun Instagram @naninmamonto juga berkomentar di keterangan fotonya.

“ Jadi suster pelayan semalam di panti asuhan natasha ordo nunsense yang menggelar acara #makanmayit. Menyajikan roti tete yang terbuat dari bakteri ketek bayi dengan cheese spread dari asi murni, minuman darah segar anggur perjamuan terakhir, sup kuping bayi, dan penutup mulut yang manis otak bayi berlumuran darah segar,"

Menuai Kontraversi



Sebelumnya, banyak rumor yang beredar dari akun instagram Natasha, @roodkapje mengatakan bahwa ASI yang digunakan dalam menu makanan yang disajikan pada festival itu didapatkan dari institusi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Yogya. Namun hal itu di bantah oleh pihak AIMI pada akun resmi Instagramnya, @aimijogja.

Menanggapi bantahan hal tersebut, pada akun instagram pribadi Natasha, @roodkapje memberikan klarifikasi dengan mengunggah sebuah foto pada Senin, 2 Februari 2017.

"saya memohon maaf sebesar besarnya kepada @aimijogja atas penyebutan nama institusi AIMI Jogja, dan perlu saya tekankan kembali, kami tidak ada hubungannya dan tidak mendapat/meminta ASI dari AIMI manapun, serta pihak AIMI tidak ada hubungannya dengan event ini sama sekali. Saya memohon maaf karena kemarin telah dengan lalai menyebutkan bahwa kami mendapat ASI dari AIMI tanpa saya tahu institusi tersebut ada dan berbadan hukum. Ini murni kelalaian dan ketidaktahuan saya. Saya berjanji tidak akan melakukan hal yang serupa di kemudian hari. "

Jadi jika kalian di ajak makan malam seperti ini, Apakah juga tertarik untuk menyicipinya? Duh...mending di ajak makan sate taichan di pinggir jalan kali ya lebih enak.. Hahaha.

Sumber: Makan Mayit, Seni yang menuai kotroversi
0
3.4K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan