- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Jokowi Sebut Citra Indonesia Masih Kalah dari Singapura dan Thailand


TS
tribunnews.com
Jokowi Sebut Citra Indonesia Masih Kalah dari Singapura dan Thailand

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2017), terkait penguatan citra Indonesia di mata dunia.
Pada pembukaan ratas, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini kekuatan branding atau citra Indonesia masih lemah dibanding negara yang ada di Asia Tenggara.
“Saya ingin ingatkan bahwa brandpower Indonesia masih lemah. Baik soal perdagangan, untuk investasi maupun untuk pariwisata dibandingkan negara lain,” ujar Presiden Jokowi.
Baca: Ini Sederet Pekerjaan Rumah Pemerintah untuk Kembangkan Sektor Pariwisata
Presiden Jokowi memaparkan bahwa national branding di sektor perdagangan dan investasi Indonesia masih di bawah Singapura.
“Dari data yang saya peroleh di bidang perdagangan dan invstasi, brandpower Indonesia berada pada posisi 6,4 persen kalah dibandingkan Singapura yang hampir mencapai 10 persen dan Thailand yang sedikit di atas Indonesia. Posisi ini berada dibawah rata-rata dunia yang mencapai 7,7 persen,” kata Presiden Jokowi.
Di sektor Pariwisata, Jokowi menjelaskan brand power Indonesia berada di angka 5,2 persen, masih jauh di bawah Thailand.
“Sedangkan di bidang pariwisata brand power Indonesia berada pada angka 5,2 persen. Artinya juga masih berada di bawah Thailand 9,4 persen yang memimpin di Asia serta Singapura yang angkanya 8,6 persen,” ucap Jokowi.
Baca: Kemendikbud-Kemenpar Kembangkan Pariwisata Berbasis Pendidikan dan Kebudayaan
Untuk itu, Presiden Jokowi menginstruksikan kepada jajarannya untuk ‘menggenjot’ lagi citra Indonesia di sektor investasi perdagangan dan pariwisata.
“Untuk itu saya ingin menekankan sekali lagi yang pertama, kita perlu mengetahui lebih dalam lagi apa saja kekuatan dan kelemahan kita dalam brand power. Apa saja persepsi positif dan negatif tentang kita,” ucap Jokowi.
Kedua, Jokowi meminta kepada setiap kementrian dan lembaga tidak boleh berjalan sendiri-sendiri.
“Misalnya Kemendag mengangkat tagline remarkable Indonesia. Kemenpar mengusung wonderful indonesia. Demikian juga promosi di BKPM yang punya tema sendiri,” ucap Presiden.
Ketiga, Presiden Jokowi mengungkapkan perlunya dilakukan konsolidasi pada ajang promosi dan pameran di luar negeri sehingga lebih masif, lebih integrasi dan juga memberikan dampak yang kongkret, dampak yang nyata dan betul-betul bisa bersaing dengan negara lain terutama di bidang investasi, perdgangan dan pariwisata.
“Keempat, bahwa nation branding ini bukan sebatas membuat logo. Atau menemukan tagline slogan. Tapi reputasi positif yang memang betul-betul ditemukan dan dirasakan ketika orang-orang datang ke negara kita Indonesia. Artinya perlu bekerja sama kita bekerja lebih fokus dalam mewujudkan itu sekaligus menjaga citra positif negara,” tutur Jokowi.
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...a-dan-thailand
---
Baca Juga :
- Tanggapan Demokrat Atas Pernyataan Johan Budi yang Sebut Presiden Tak Terkait Isu Penyadapan
- Istana: Tanya ke Pak SBY Apa Benar Dia Disadap? Jangan Lempar ke Presiden Jokowi
- Pengamat: Pak SBY Tak Perlu Merasa Seolah Dicuekin oleh Presiden Jokowi
- Anggota DPR: Telepon Jokowi Juga Bisa Disadap
- Kunjungan Jokowi ke Australia Menunggu Waktu yang Tepat
0
309
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan