Belakangan di sejumlah masjid banyak tersebar spanduk penolakan menyalati jenazah para muslim yang mendukung pemimpin nonmuslim. Hal ini menyeruak seiring kasus perkara penistaan agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Advokat Cinta Tanah Air mengaku setuju dengan adanya spanduk itu. Wakil Ketua ACTA Agustiar mengatakan, ketentuan di spanduk yang banyak dipasang di masjid itu adalah ajaran aqidah Islam yang sebenar-benarnya.

"Berdasarkan dalil uang benar Surah Annisa ayat 138 dan 139. Di situ dikatakan kriteria munafik adalah mereka yang menjadikan pemimpin kafir sebagai pemimpinnya," kata dia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/2).

Lantas dia menuturkan Surah Attaubah ayat 84, menurutnya, jelas di situ dikatakan Rasulullah dilarang untuk menyalati orang-orang munafik. "Orang munafik tadi ada di ( Surah Annisa) 138 dan 139 tadi‎ untuk tidak mensalati dan berdiri di makamnya. Maknanya adalah mendoakan jenazah di dalam kubur itu," sambung dia.

Menurutnya, itu adalah ajaran Islam yang sebenarnya dan bukan mengada-ada. "Bukan persoalan rasa suka atau tidak suka, like or dislike, itu ajaran Islam sebenarnya. Seperti Al-Maidah ayat 51," katanya.

Dia juga berkata, umat muslim tak perlu melihat spanduknya atau siapa penggagasnya. "Tapi karena ini firman Allah itu harus di-syiarkan. Itu adalah ajaran islam yang harus disampaikan dengan bentuk apapun," paparnya.

Dia dengan tegas setuju akan adanya spanduk itu, karena merupakan hal-hal yang harus disampaikan. Ketika disinggung apa tidak khawatir menjadi sara, hal itu kata dia tidak mungkin karena sudah sesuai konstitusi.

"Kami dikatakan sara? Tapi ini sesuai dengan konstitusi kita. Yang mengatakan sara, itu yang menampilkan rasa permusuhan terhadap satu agama di negara ini," tegas dia.

http://www.jawapos.com/read/2017/02/...-nih-alasannya